Jumat, 10 Juni 2011

Tentang Cinta Part 20

#part 20


**Rio memilih 1 mobil dengan Dara, sedangkan Andra dengan supir pribadi nya telah berangkat ke Jakarta lebih dulu. 

"Kalau Gue, pasti akan bunuh loe ka." Tegas Dara, seolah-olah tau apa yg di pikirkan Rio.

"Dari mana pemikiran itu muncul?" tanya Rio,menaikkan sebelah alisnya.

"Taruhan. Benar, gue menguping pembicaraan loe tadi sama papah. Yah, apa yg loe harapkan ketika loe ga mau cerita ke gue apa yg loe lakukan di Vila bersama dengan Mitha? Gue bisa mati penasaran"
"seberapa banyak yg loe denger?"
"Semuanya." Dara menyeringai kepada kaka nya itu dengan penuh kemenangan.
Rio memasang wajah marah ke arah Dara. "Tidak ada satu kata pun yg boleh keluar dari tempat ini, Dara."

Dara menatapnya dengan ekspresi tersinggung. "Berhenti meragukan kesetiaan gue. Loe sungguh ga perlu mengatakanya."

"Maaf." Rio menghela napas. "Gue hanya sedikit sensitif mengenai masalah ini."

"Gue ga terkejut. Di haruskan menikah ketika loe ga merencanakanya akan menjadi malapetaka buat loe."

"Gue ga akan menikah."
"Tapi, kata papah___"
"Dengerin gue, sayang. Satu, Mitha mungkin akan nolak gue. Kedua, loe mungkin harus mengoreksi dugaan pertama loe. Gue ragu bahwa Mitha berniat membunuh gue."

"loe tau, dugaan gue mungkin salah." kemudian Dara menghela napas juga. "Tapi, gue ga kaget jika Dia melakukanya. Tega sekali loe melakukan itu padanya, berusaha mengubah hidupnya hanya sebagai taruhan bodoh?"

"gue pikir, loe tadi bilang, sudah mendengar semuanya?"

"Maksud loe, gue ngelewatin sesuatu yg sangat penting?"

"Taruhan dengan Ikmal hanyalah awal dari semua itu. Jika gue mau jujur,memang itu bukanlah hal yg bijaksana, tapi masih ada banyak alasan lain yg melatar belakangi apa yg gue lakukan kepadanya, termasuk demi kebahagianya sendiri. Loe sendiri tau seperti apa dia sebelum nya. Dan, loe juga sudah melihat seperti apa dia sekarang. Sangat jauh berbeda, iya kan?"

"Benar. Gue hanya masih merasa heran bagaimana mungkin dia setuju untuk mengikuti rencana__sebenarnya, dia tidak mau,iya kan? Loe hanya bilang ke Papah bahwa loe sudah mendapatkan izin dari orangtuanya. Oh, Tuhan,Ka Rio, loe menculik nya, benar,kan?"

Rio mengeryit."Ucapan loe berlebihan. Mitha hanya marah dan keberatan selama beberapa hari pertama. Dia menyadari dengan cepat bahwa gue tulus ngebantu dia. Dan, dia menunjukan kepadaku sisi dirinya yg hanya pernah di lihat oleh sedikit orang. Dia bisa menjadi orang yg humoris dan menyenangkan jika dia menyingkirkan mulut pedasnya. Dan, sebelum kami pulang ke jakarta,Mitha bersedia untuk bekerja sama secara penuh dengan gue."

"Mitha mengatakan sama loe,kenapa dia menyebarkan rumor-rumor itu?"

"Kami membahas segalanya, Dara."

"kalau begitu, loe udah sangat mengenalnya,ya?" Dara menatapnya dengan serius. " apa loe yakin, ga mau nikah sama Mitha?"

Sial, Tidak, Rio sama sekali tidak yakin.

** "Apa kamu sudah kehabisan gaun,sayang?" tanya Pamela pada putri nya, saat melihat Mitha hanya mengenakan rok mini berbahan jins,baju tanpa lengan, yg di rangkap jaket putih berkrah bulu, dan sepatu bots berhak tinggi warna putih, cantik, tapi itu lebih cocok buat jalan-jalan, bukan menyambut calon suami,dan mertua.,

"Gaun?. Mah, Mitha engga mau pake gaun buat acara yg Mitha sendiri gak tau acara apa." protes Mitha.

"Ya, tapi Mama kan tau, nanti di sini ada acara apa.. Jadi kamu ganti baju kamu yah, sama gaun yg kemarin mama kasih." bujuk Pamela, Mitha tidak boleh tau tentang semua ini sebelum Rio dan keluarga nya datang. Batin Pamela..

"ENGGA MAU, TITIK!!! bentak Mitha kepada Mama nya, Pamela hanya tersenyum maklum,lalu pergi dari kamar Mitha..

** Rio dan keluarga nya sampai di rumah keluarga Mitha, sebelum nya mereka istirahat dulu di Rumah Rio sebelum ke Rumah Mitha..dan malam hari nya sepertinya waktu yg di sepakati untuk pertemuan itu.

"Kaka yakin?" Tanya Dara,
"iya" jawab Rio yakin. Dara tersenyum maklum dan turun dari mobil.

"Pertemuan dua keluarga itu seperti mimpi buat Rio."
"Maaf tante, Mitha nya mana ya?" tanya Rio..
"Ya ampun, sebentar ya tante panggil, tadi dia masih di kamarya." Pamela pun bergegas menemui putrinya.

"Astaga, ini yg nama nya Mitha" bisik andra pada Rio.
"iya"
"Cantik sekali kamu Mitha.." ucap andra, kagum..
"Rio, ada apa ini?. Ko ada papah loe di sini? Apa loe ga berani minta maaf ke gue jadi loe bawa bokap loe ke sini?" bisik Mitha. Saat dia mendekat dan duduk tepat di sebelah Rio.
"Gue mesti jawab yg mana?" Rio menyindir..
"loe__!!" bentak Mitha tapi ucapan nya terhenti, saat Mitha merasa semua mata kini tertuju pada mereka..

"kalian bisik-bisik apa?" tanya Andra penasaran..

Rio bangkit dari duduknya, "Kita mau bicara sebentar dan butuh privasi," tanpa menunggu jawaban , Rio telah menarik Mitha dan membawa nya ke kamar tamu yg dekat dengan ruang tamu itu.

"Apa'an si.." protes Mitha dan melepaskan genggaman tangan Rio,

"Kita akan nikah., dan gue harap loe jangan salah paham, ini di luar rencana gue.. Jadi gue mohon Mitha.. Jangan marah ya,sama gue.." jelas Rio

Mitha bingung, dia memandang Rio tak percaya.
"Loe lagi ga bercanda kan? Lelucon loe ga lucu,, dan gue masih terlalu marah sama kelakuan loe.." ucap Mitha

"siapa yg ngelucu, gue serius bokap gue tau tentang kita yg pergi ke vila, dan gosip itu, bokap gue beranggapan satu-satu nya cara meredamnya, adalah kita Nikah" ucap Rio
" TARUHAN." sindir Mitha.
"Ok, gue ngaku salah, tapi itu bukanlah alasan gue yg pertama, Mitha, gue berani sumpah, itu di luar rencana.."
"Ikmal sudah menjelaskan"
"Hah?, Ikmal? Dia ngomong apa ke loe?" tanya Rio terkejut.
"Ya,tentang semua, tapi gue ga habis pikir, loe mempertaruhkan nama baik gue dengan taruhan 150jt konyol itu, dan sekarang loe minta gue nikah sama loe,,"

"Gue minta maaf Mitha, soal taruhan itu.. Gue bener-bener nyesel.." ucap Rio penuh harap.
"gue bakal bunuh loe,sebelum loe berhasil bawa gue ke pelaminan.!"
"Oh, kalau loe mau mendekam di penjara dan meratapi nasib yg memalukan di sel."

"jauh lebih baik membusuk di sel daripada menjadi istri loe.! Gue ga sudi.!"

"Terserah loe mau apa engga, toh itu tidak lah penting, karena keputusan ada sama gue.!" Tegas Rio, dan keluar dari kamar itu..

**Mitha,masih berdiri mematung.. Dia masih terkejut dengan Ucapan Rio barusan.

"Gue di anggap apa, bener juga kata Ikmal, jadi ini semua karena dendam, dengan menikah sama gue, itu adalah klimaks dari semua rencana nya.. Apa iya ini yg di maksud kan Ikmal.. Huft.. Mitha keluar dari kamar itu dan menuju meja makan.

Mitha duduk di sebelah Rio. Dan ternyata mereka telah sepakat dengan keputusan Rio, karena meraka pikir itu adalah keputusan bersama, bahwa Mitha dan Rio akan menikah 2 minggu lagi, sungguh sangat terburu-buru. Mitha hanya mengangguk lemah dan pasrah..

"Kalau yg loe harap,gue nikah sama loe dan membuat hidup gue menderita, ok gue setuju, tapi ingat penderitaan butuh kawan, dan loe jangan harap bisa merasakan kebahagiaan." bisik Mitha pada Rio,penuh dengan ancaman..

"Ya, asal loe ga bunuh gue, gue bakal menikmati setiap detik penderitaan itu, asal balasan nya setimpal." bisik Rio, dan melirik ke bagian tubuh Mitha yg sensitif..

Mendengar perkataan Rio dan melihat tatapan nya, Mitha hanya mendengus kesal dan menutup mulut nya dengan makanan..

"Gue ga nyangka seorang Mitha bisa salah kostum juga" sindir Rio.

"Gua ga perlu berpenampilan anggun hanya untuk menyambut loe." ucap Mitha sinis.

Pertemuan malam itu pun berahir dengan sikap bermusuhan Rio dan Mitha, tapi orangtua mereka terlalu sibuk untuk menyadarinya. Tapi tidak untuk Dara, Dia sangat memperhatikan perang dingin itu.

"Apa loe paksa Mitha untuk setuju menikah?" tanya Dara pada Rio.
"Tidak"
"Baiklah, jadi bagaimana sekarang. Senang?"
"Apa gue terlihat senang?"

Kini Dara terlihat mengerutkan kening nya. "Apa yg terjadi? Apa ada sesuatu yg mencegahmu menikah dengan nya, sihingga harus terburu-buru menikah?"
"Tidak," ujar Rio, merasa jengkel dengan dirinya sendiri.
" Gue seharusnya bisa mencegah pernikahan ini, jika saja gue engga terlalu marah, tapi gue sangat marah dan gue tidak mencegahnya." Rio tau bahwa penjelasanya terdengar aneh.
Rio berusaha untuk memperjelas apa yg ia maksud, tapi entah kenapa seolah-olah pikiranya buntu dan ia menyerah. Alih-alih Rio berkata, "Satu peringatan penting untukmu, Sayang. Jangan pernah membuat keputusan besar yg berkaitan dengan hidum mu dalam keadaan marah."

"gue pikir loe menyukainya, loe terus mengatakan tentang Mitha yg 'baru' itu, dan mengakui bahwa gue sepakat dengan loe. Dia bukan saja telah berubah., melainkan juga lebih seperti menjadi orang yg baru."

"Bohong. Perempuan yg gue suka, bahkan tidak pernah ada. Perempuan itu hanyalah tipuan."

Dara menaikan sebelah alisnya saat menatap Rio. " Loe yakin dengan apa yg loe katakan? Kita sedang membicarakan seorang perempuan yg baru saja mengetahui tentang taruhan yg melibatkan dirinya, ingat? Perempuan yg pasti akan mengincar kepala loe karena alasan itu. Loe baru saja menyebutnya sebagai seorang artis kawakan, benar,kan? Mungkin, perempuan inilah yg tipuan?"

Pernikahan itu sudah semakin dekat, bahkan perencanaan nya hampir mendekati 100%, dan selama hampir 12 hari Mitha dan Rio tidak pernah saling kabar, atau bicara pernikahan. Semua urusan di serahkan pada Pamela ibunda Mitha.

Rio termenung mengingat kata-kata Dara beberapa waktu lalu,, tiba-tiba hp nya berbunyi.. sms Dari Mitha..

(kediaman gue bukan tanda perdamaian,atau persetujuan, tetapi hanya lah sebuah tipuan. Jika loe benar-benar menginginkan perdamaian, loe harus membuat gue mengerti kenapa loe menjadikan hidup gue sebagai taruhan.)

Apakah selama ini Mitha tidak pernah mendengarkan penjelasanya? Terus bukan kah Ikmal telah menjelaskan semuanya, atau itu terjadi hanya karena dia terlalu marah untuk mau mendengarnya? Gue akan membahasnya, janji Rio pada diri nya sendiri..

Rio datang ke rumah Mitha, dan Pamela memperbolehkan Rio menemui Mitha di kamar.

"Loe sudah bosan berbaring terus di tempat tidur, ya? Ucap Rio
Mitha berbalik dan meringis. Dan bergegas bangun dari tempat tidur. Rio berdiri di ambang pintu yg terbuka,bersandar di kusen,dengan tangan dimasukan ke dalam saku celana.

" Siapa yg membiarkan loe masuk?"
"Nyokap loe" Rio terlihat terlalu riang,berbeda dengan suasana hati Mitha saat ini.

"Kenapa loe ada di sini? Gue tidak mau lagi bertengkar dengan loe. Pergilah"

"Kita tidak akan bertengkar. Dan, gue tidak akan pergi."
Rio menutup pintu di belakangnya dengan keras, untuk lebih menegaskan pernyataanya.

Mitha masih belum siap untuk berhadapan dengan Rio. Serangan rasa panik tiba-tiba menderanya. Jika ia menangis di depan Rio, ia tidak akan memaaf kan dirinya sendiri.

"apa yg loe lakukan di sini?" ulangnya, nada suaranya meninggi.
"Dimana lagi aku seharusnya berada, selain di sisi calon istriku pada saat dia sangat membutuhkan penjelasan dariku."

"AKU," omong kosong.!!"

"Tidak, sungguh aku kesini untuk menjelaskan tentang taruhan itu.."

Mitha menggerutu dalam hati." Kenapa Rio tidak pergi saja? Ia mengatakan tentang pembatalan pernikahan mereka. Berita itu pasti akan membuat Rio pergi. Mitha berusaha merangkai kata-kata yg tepat di dalam otaknya, tapi kehadiran Rio membuatnya sulit berkonsentrasi. Pria itu menatapnya dengan sangat lembut, Oh Tuhan!!

"Bukan taruhanya yg aku terima,tapi tantangannya," mulai Rio.
"jangan!"
"kamu akan mendengarnya meskipun aku harus mengikatmu. Ikmal sangat yakin sekali kamu tidak mungkin bisa berubah. Aku tidak setuju dengan pendapat nya itu. Semua orang bisa berubah, termasuk kamu, dan itulah yg menjadi tujuanku. Dan, kamu benar-benar berubah. Dengan luar biasa. Dan, karena terlihat jelas bahwa kamu tidak bahagia,orang yg bahagia tidak akan memancing masalah ke mana pun mereka pergi, aku juga ingin mengubah itu. Aku tidak melakukanya karena taruhan. Membantumu kulakukan dengan tulus."

"Motifmu adalah kebohongan!"
"Tidak,motifku juga tulus, aku hanya lupa mengatakan apa yg memicunya."

"Oh, iya, kamu memang ahli melupakan yg penting dan berpikir bahwa itu bukanlah kebohongan, iya kan?"

"Bukan kah kamu bilang Ikmal telah menjelaskan semua"
"memang, dia bilang kamu sakit hati dan ingin membalas dendam pada ku iya kan?"

Rio tertawa, Mitha, yg di maksud Ikmal adalah aku tidak rela kamu kembali lagi ke pasar perjodohan. Itu bukan lah tempat mu,Sayang!"

Mitha tidak bergerak. Apakah Rio menyiratkan sesuatu yg ia pikirkan? Itu tidak mungkin, tapi tatapan mata Rio, yg di penuhi dengan kehangatan, menegaskan dugaanya.

Kediam'an Mitha memberi Rio kesempatan untuk menariknya lebih dekat. " ada hal lain yg belum kukatakan kepadamu, sesuatu yg seharusnya sudah kukatakan sejak lama."

"apa?"
"aku mencintaimu," ujar Rio penuh kelembutan. "aku mencintai semua bagian dalam dirimu. Aku bahkan mengagumi temperamenmu, jadi jangan pernah merasa kalau kamu harus menyembunyikanya dariku  sampai kapan pun. Aku mencintaimu.. Aku janji dan akan ku buktikan." perlahan-lahan Rio mendekat kan wajah nya, dan menaikan wajah Mitha yg menunduk, dan mencium bibir nya dengan sangat lembut..

"aku__ juga mencintaimu, tapi apa yg ku dapat dari kata-kata Ikmal sungguh ku artikan lain." ucap Mitha

"ya, kalau tidak begitu, kamu mungkin sekarang sudah menjadi nyonya Ikmal." goda Rio..

** Pernikan mereka berlangsung meriah.. Dua hal yg mustahil dulu nya buat Mitha, kini Mitha mendapat kan nya, dan semua itu berkat Taruhan konyol Rio, tapi Mitha tidak akan mempermasalahkan, karena kini dia telah mendapatkan apa yg di impikan, cinta.. Ya ahir nya dia menikah karena cinta.. Bukan perjodohan..


** 3 bulan pernikahan Mitha telah hamil dan usia kandungan pun hampir sama dengan usia pernikahan mereka..

Dara juga semakin akrab dengan kaka iparnya itu, dan berteman dengan ke 3 teman Mitha juga, Mulan ,Alexa,Beby.. Dan kalau sudah berkumpul, apalagi yg mereka bicarakan selain bergosip.. Rio pernah menegur Mitha, tentang kebiasanya bergosip, karena kehamilanya itu, tapi apa jawaban Mitha.

"Mungkin ini ngidam, bawaan bayi nya." begitulah jawaba Mitha.

Rio hanya menggerutu mendengar jawaban istri nya itu. " sejak kapan ada orang ngidam,ngegosipin orang," huh Mitha ini aneh banget deh..

Mitha menoleh ke arah suami nya, mereka sedang duduk berpelukan di sofa, lengan Rio melingkar di bahu Mitha, sementara Mitha bergelung di sisi Rio. Rio adalah pria yg penuh kasih sayang. Dia tidak bisa berada di dekat Mitha tanpa menyentuhnya, di suatu tempat, atau mencium nya atau hanya sekedar memeluknya. Ia menyukai kebiasaan Rio itu, dan, yah, Mitha tidak yakin ada hal yg tidak disukainya dari Rio.

"memang nya aku aneh yah?"
"sangat aneh dan langka, tapi itu tidak masalah, karena tidak mungkin kamu bisa menghilangkan semua kebiasaan buruk mu itu, apa lagi dukungan dari Dara dan teman-teman mu itu yg sangat suka bergosip., yah semoga saja anak kita kelak tidak menuruni nya sifat jelek mu itu." ucap Rio panjang lebar.

Rio mencium bagian atas keningnya, kemudian berlanjut ke pipinya. Mitha bergerak sedikit agar Rio bisa mencapai bibirnya. Itu adalah ciuaman yg lembut, di penuhi oleh cinta yg mereka rasakan satu sama lain. Jika mereka berada di ruangan lain di rumah itu, ciuaman itu pasti dengan cepat akan berlanjut ke hal lan. Tapi jelas tidak di ruang tamu.

Karena Dara dengan suara khas nya telah menggema di seluruh ruangan itu, dan Dara pun muncul dengan eksperi orang yg malu..
"upss, Maaf ganggu yah, hahaha" goda Dara..

Sejurus kemudian, Mitha dan Dara pun asik dalam obrolan nya, Rio pergi dari hadapan mereka sambil menggerutu, "Dasar perempuan, bergosip saja."

Mitha dan Dara pun tertawa mendengarnya.. **

Itu lah cinta, tumbuh karena terbiasa.. Hal yg kita benci pun akan menjadi yg kita suka bila terlalu membencinya, Tentang cinta sebuah cinta yg tumbuh karena terbiasa..

#THE END.#

Maaf kalau ending nya jelek.. Hehe.. Terlalu memaksa..
Terima kasih buat yg sudah membaca..
Thx buat dini, yg udah mau ngeposting, buat pipit juga, buat Meila yg nyuruh aku untuk bikin cerbung.. Thx semangat nya dan pujianya.. ^_^ Love you all My friend.. :)

Buat my idol yg jd inspirasi ku, Ch pramita mita and all artis Rcm Yg nama nya kepake, maaf ya pinjem nama nya, hehehe ^_^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

coment-coment Vty, Mrz, Dlz