Selasa, 28 Juni 2011

Maaf Aku Mencintaimu Part 5

#part 5

Di dalam mobil, Ikmal terus saja bicara, sampai Ikmal sadar, kalau semua ucapanya tidak di dengarkan oleh Mita. Karena Mita tertidur.

"Gila nih anak, gue ngoceh ampe berbusa, dia nya malah tidur." Omel Ikmal.

Di lirik nya Mita yg sedang tertidur pulas di sebelah nya. " hmmm, Manis juga." gumam Ikmal dan membelai pipi Mita lembut.

"Mit, udah sampai nih, kata nya mau belanja." ucap Ikmal lembut, membangunkan Mita.
Ikmal meng'elus-elus kepala Mita.
"hah, udah sampai yah." ucap Mita gelagapan. "Maaf, mas tadi ngantuk banget." ucap Mita sambil nyengir malu.

"Ga apa-apa, nyantai aja. Keliatan ko muka loe cape banget, loe begadang lagi yah semalem." ujar Ikmal. Dengan muka prihatin.

"Iya, Ya udah aku turun dulu yah." Mita pun keluar dari mobil.
"Gue ikut." Ikmal turun dari mobil cepat-cepat.dan mengejar Mita.

Di pintu masuk supermarket ada beberapa cowo yg iseng menggoda Mita. Mungkin karena Mita mengenakan pakaian cewe, jadi mereka tidak terkecoh.

"hay manis, mau belanja yah?, mau abang temenin?"
Goda salah satu cowo yg keliatan nya masih anak SMA,
"duh, buru-buru amat si eneng nya." ucap salah satu teman cowo tadi dan menarik tangan Mita.

Mita yg kaget langsung melepaskan pegangan cowo tersebut.
"Jangan kurang ajar yah!!" bentak Mita.
Ikmal yg melihat itu pun tidak terima.

"Wow, apa-apa an si, jangan sembarangan pegang-pegang cewe orang donk!!" sembur Ikmal emosi.

-cewe orang?- batin Mita.

"udah Mas, ga usah di ladenin, kita masuk aja yah." lerai Mita, saat melihat Ikmal hampir memukul cowo tadi. Dan Mita pun menarik Ikmal ke dalam.

"loe ga apa-apa kan?" Tanya Ikmal sembari memeriksa tangan Mita.

"ga apa-apa ko mas." jawab Mita sambil melepaskan tangan nya dari Ikmal.

"Gue yg bawa troli nya." ujar Ikmal. Mita hanya mengangguk setuju.

Ikmal dan Mita menuju tempat keperluan bayi.
Susu,tisue basah, dll.. Semua nya untuk Dini.. Troli mereka pun hampir penuh.

Selama belanja Ikmal dan Mita banyak berdebat tentang barang yg akan di beli,layak nya pasangan suami istri. Mereka pun banyak mendapat pandangan aneh dari pengunjung dan SPG di situ.

"duh, shampo bayi yg bagus buat bayi yg kaya apa sih." keluh Ikmal yg sudah lelah mengikuti Mita mengaduk-aduk stand shampo bayi.

"yg ini nih yg aku cari." ujar Mita sambil membawa 3 botol shampo bayi.

"ga kebanyakan tuh?" tanya Ikmal.
"kan buat cadangan." jawab Mita.

Saat Mita dan Ikmal berdebat gara-gara masalah susu bayi. Tiba-tiba ada SPG yg menghampiri mereka.

"selamat siang. Ibu, Bapa, ada yg bisa saya bantu?" ucap SPG itu ramah.

_Ibu?_ batin Mita. Dan melirik Ikmal yg sedang cekikikan.

"ini loh mba, Istri saya ngeyel kalau susu ini itu sama kaya susu anak kami, cuma ganti kemasan saja." terang Ikmal.

Mita berbisik kepada Ikmal, "mas, apa-apa an sih. Istri, anak? Jangan ngaco deh." Mita sewot.

"Tenang dong Mah, biar mba spg  nya aja yg ngejelasin biar engga salah beli." ujar Ikmal. Semakin menggoda Mita.

"Istri anda benar pak, memang cuma ganti kemasan.dan kebetulan juga kami lagi ada promo dan acara bayi sehat. Mungkin berminat mau ikut?" jelas spg itu.

"tuh kan bener." ucap Mita tersenyum menang.

"oh, gitu yah, emang acara nya kapan mba?" tanya Ikmal.

"minggu besok pak,"

Ikmal pun mengambil formulir dari spg itu dan mengisi nya,.setelah itu menyerahkan kembali, dan di tukar tiket masuk.

"terima kasih." ucap spg itu.

"sama-sama." jawab Ikmal dan Mita kompak.

"mas, ko main ikut aja, entar kalau mas Vino marah gimana.?"

"tenang, urusan mas Vino. Biar gue yg ngomong." jawab Ikmal santai.

Saat di parkiran tiba-tiba ada yg memanggil Mita.

"Mitaaaaa" teriak seorang cowo.
Mita pun menoleh. "Rio." ucap Mita saat Rio sudah berdiri di depan nya dengan nafas ngos-ngos'an

"ada apa?" tanya Mita.

" ga nyangka ketemu loe di sini, gimana kabar loe, trus kata nya loe udah ga mau ngeband lagi yah kenapa? Beneran sekarang loe jadi babysitter.?" cerocoz Rio panjang kali lebar.

"nanya satu-satu dong, gue kan bingung mau jawab yg mana" protes Mita.

"hehe, maaf." Rio nyengir.

"iya, gue ngasuh anak sekarang, gue lagi ga mood aja buat nge band dulu. Maaf yah." jelas Mita.

"yah, Mit, gimana nasib band kita." kata Rio lemas.

"loh, Mit, loe suka ngeband dan punya band gitu?" tanya Ikmal bingung.

"Ini siapa Mit?" tanya Rio
"oh, Mas Ikmal, dia adik bos gue." jawab Mita.

"Ikmal." "Rio." mereka berjabat tangan.

"Temen, apa__?" Tanya Ikmal.
"Temen SMA." Jawab Mita, cepat.
"tadi bilang main band?"

"kita emang punya band, tapi gara-gara. Mita udah jarang latihan lagi, ga tau deh gimana jadi nya." ujar Rio.

"oh, Mit kenapa loe ga bilang suka nge band, di rumah kan ada studio. Kan gue juga bisa ikut gabung." kata Ikmal.

"bagus juga tuh." ucap Rio antusias.

"emang nya di bolehin sama Ibu?" tanya Mita.
"kalau itu biar gue yg atur, gimana.?"

"ya,nanti aja yah, aku bilang sama temen aku yg lain mau apa engga." ucap Mita

Setelah cukup lama ngobrol, Rio pamit, karena sudah di tunggu, sedangkan Ikmal dan Mita, ke laundry dan setelah itu pulang.

"Bu Ina," teriak Asih. " ini bu,Mita udah pulang, keren banget lho." ujar Asih dengan nada menggoda Mita.

"wah, Mita kamu ganteng juga yah, hahaha." canda Bu Ina.

"enak aja ganteng, orang cantik gitu ko." ujar Pak Andra. Dari belakang bu Ina.

"iya, cantik, tapi ko lama banget pergi nya."ucap Vino sambil menggendong Dini.

" ga liat apa, Gue bawa belanjaan segini banyak nya, ya jelas lama lah." sembur Ikmal,yg datang dengan menenteng banyak belanjaan dan di susul Kardi dan Danu.

"Mah, aku boleh ngeband lagi ga?" kata Ikmal,
"boleh, tapi emang kamu ada temen band lagi?" ujar bu Ina.

"ada ko, Mah." jawab Ikmal.

Ikmal pun menjelaskan semua nya, dan bu Ina mengangguk paham,dan menyetujuinya.

"Saya ke belakang dulu Bu." pamit Mita pada bu Ina.

Mita menelpon, Icez dan Rio, supaya besok datang ke rumah Ikmal. Bersama Tata dan Puri.
Mereka juga setuju, kalau Ikmal gabung di band nya, dan Mita di minta menyiapkan beberapa lagu, dan saat sedang membuka buku kumpulan lagu-lagu ciptaanya, tiba-tiba Mita menemukan foto diri nya bersama Wahyu di bagian tengah buku itu.

Mita memandangi foto itu dengan tatapan nanar.
Ia duduk diantara kaki Wahyu, bersandar di dada nya. Wahyu mendekap nya mesra. Tampak Mita tersenyum manis tangan nya menggenggam manja jari Wahyu, Mita tak menyadari kalau foto itu akan menjadi kebersamaanya yg terahir dengan Wahyu.

Berbeda dengan Wahyu, Tatapan mata nya dan dekapan nya yg cukup erat. Seolah dia sedang berpamitan pada Mita.

"Bodoh nya aku, kenapa tidak menyadari sikap nya yg tidak biasa itu.huft" Mita menghela nafas dalam-dalam.

Wahyu adalah sosok penting dalam hidup Mita, dia selalu ada di setiap mita susah dan senang.

Di saat Mita mengalami kesulitan karena ulah Dara, Wahyu lah yg mencoba menenangkanya, bahkan saat orangtuanya Mita mengetahui tentang Dara, Wahyu lah yg berhasil menenangkan papa nya Mita.
Mita masih ingat betul kejadian malam itu, saat dia baru saja pulang dari sekolahan dengan jaket berlumuran darah milik Ijal

Wahyu yg merogoh saku celana nya, dan menemukan tes pack di dalam nya.

"Mit, ko ini bisa ada di gue sih." kata Wahyu, bingung.

"mana gue tau, udah buang aja. Ketauan papah nanti repot.. Gue nya belum siap." ujar Mita.

Tanpa Mita dan Wahyu sadari papah nya Mita ada di ruangan itu,dan mendengar percakapan mereka, dan membuat salah paham.

"emang nya mau sampai kapan di rahasiain, nunggu perut nya buncit dulu?" tanya Wahyu.

Mita menginjak kaki nya Wahyu. " awwww,apa'an sih Mit, sakit tau." protes Wahyu.

"loe tuh,ngomong asal ceplos aja kalau ada yg denger gimana, bisa mampus kita." omel Mita.

"apa yg rahasia." ucap Tharas papa nya Mita. Mengejut kan mereka.

"pa__pa_papah." ucap Mita panik. Seketika tubuh Mita Dan Wahyu kaku bak mayat hidup.

"INI APA!!!" teriak Tharas,menunjuk benda di tangan Wahyu.dan teriakan itu membuat Ibu Dan adik Mita keluar dari kamar dan menuju ruang depan.

Mita dan Wahyu diam mematung dan. buuukkk tinjuan keras Tharas mendarat tepat di pipi kanan Wahyu.
"papah!!" teriak Mita terkejut.
Plaaaak,kini Mita merasakan pipi nya panas, tamparan keras Tharas membuat Mita jatuh tersungkur di lantai.

Mita memegangi pipi nya yg memerah. Wahyu mencoba membantu Mita berdiri.

Saat Tharas akan menarik tangan Mita, Wahyu menghalanginya.
"om, sabar, Wahyu bisa jelasin kesalahpahaman ini." ucap Wahyu sedikit dengan nada bergetar.

Melihat Mita tersungkur di lantai memegangi pipi, Dewi, ibunda Mita berlari dan memeluk Mita. "Mas, ada apa ini." ucap nya sambil memeluk putrinya itu.

Tharas diam tidak menjawab. Pertanyaan istri nya itu.

"Ini semua karena Dara.!!" ucap Mita Akhirnya.

"Mita!!" bentak Wahyu.
Dara yg ada di belakang ayah nya pun ketakutan, karena kini ayah dan ibu nya menatap nya dengan penuh selidik.

Wahyu langsung menarik Papa nya Mita, menjauh dari Dara, dan membawa nya ke ruangan kerja yg tepat berada di sebelah ruang tamu.dan mengisarat kan Mita untuk membawa Dara dan Ibu nya menjauh.

Mita menjelaskan semua ke ibu nya, sedangkan Dara hanya diam membisu. Dan di ruang kerja. Wahyu juga menjelaskan semua nya pada Papa nya Mita. Reaksi ibunda nya cukup menyedihkan dia menangis histeris dan memukul-mukul pelan tembok yg menjadi sandaranya.
Sendankan papanya, tentu saja sangat emosi dan mungkin saja bila yg di depan nya itu Ijal pasti sudah dia telan hidup-hidup si Ijal itu.

Tapi entah dengan cara apa, Wahyu berhasil menenangkan kekacauan itu, dan membuat Ijal dan Dara menikah, setelah segala upaya di lakukan, orangtua kedua belah pihak setuju, dengan syarat Ijal tetap melanjutkan pendidikan nya sampai sarjana. Sedangkan semua kebutuhan Dara, orangtua Ijal yg menanggung nya.

Dan sejak saat itu Mita mulai mencintai Wahyu, tapi Mita mengubur perasaan itu dalam-dalam di hati nya.
Dia masih ingat janji dan ikrar yg ia dan Wahyu ucapkan saat di bangku smp.

"Wahyu, gue mau kita berjanji, kalau di antara kita tidak boleh ada perasaan cinta lebih dari sahabat." ujar Mita kala itu.

"kenapa?"tanya Wahyu bingung.

"karena, gue engga mau kehilangan sahabat sebaik loe." jawab Mita.

"ko bisa." Wahyu semakin bingung.

"ya bisa lah,loe tau sendiri kan, gue kalau putus sama cowo gimana reaksi gue ke cowo itu,walau gue sekalipun yg salah."

"Di maki-maki, ga mau kenal lagi, dan itu cowo bakal ke cap buruk karena bibir ember loe itu." ejek Wahyu.

"nah, Itu loe tau, lagi an cocok dalam berteman belum tentu klik dalam berpacaran." ujar Mita.

"Ya ya ya, gue ga bakal ko tertarik jadi'in loe pacar." kata Wahyu, ia tidak menatap Mita saat mengatakan itu, raut mukanya sangat kecewa, tapi Mita tak menyadarinya.

Dan saat Wahyu pergi, Mita sangat menyesal.
Kenapa dulu ia begitu bodoh mengucapkan janji konyol itu.

Ternyata memang benar kata-kata teman sekolah nya dulu, mustahil cewe dan cowo bersahabat tanpa ada rasa yg lebih, salah satu atau bahkan keduanya pasti ada memiliki perasaan cinta.
Sekalipun cewe nya super tomboy.

Dan setelah Wahyu pergi tanpa pamit, Mita pun benar-benar patah hati, ingin rasa nya ia berteriak kalau di mencintai Wahyu, tapi pikiran itu pun di simpan rapat-rapat di hatinya, hanya 3 sahabat nya yg mengetahui nya.

Mita pun berpikir kalau Wahyu menghindari nya, karena mengetahui perasaan cinta Mita pada Wahyu. "maaf Wahyu gue cinta sama loe." ucap Mita lirih. Mita membalikan foto itu dan melihat ada tulisan di situ, itu penggalan lagu ciptaan Mita untuk Wahyu.

###0###
Kau yg jauh di sana
Telah lama kau pergi tinggal kan ku sendiri
Dulu kita bersama
Jalani semuai ini
Suka dan duka
Ku slalu mengenangmu
Meski kau tak merindukan aku
Maaf aku mencintai mu
Walau mungkin kau tak mencintai ku
Tak ingin ku merubah
Apa yg telah kita lewati berdua kuingin itu untuk selamanya
Mungkinkah tuk bertemu
Dengan kau hari ini atau hari nanti
Ku kan slalu berharap temukan
Yg seperti mu tuk mengisi hati ku.
***

Mita meneteskan air mata nya.

"susah banget sih ngelupain kamu, Yu. Kamu ninggalin aku, membuat aku terluka karena cinta terpendam ini. Tapi sulit rasa nya melupakan kamu." Mita berucap lirih.

Jam menunjukan 11.00 pm, sudah selarut ini Mita belum juga tidur.
Akhir nya Mita pun memutuskan membaca buku pemberian tante Pem, karena tidak enak pada Asih, Mita keluar kamar dan membaca nya di ruang tengah.

"Mita? Lagi ngapain?" tanya Vino mengejutkan Mita.

Seketika Mita berdiri dan menjatuhkan buku nya.
"Aduh." Mita meringis, karena kaki nya kejatuhan buku tebal.
Vino menatap Mita geli lalu menggelengkan kepala.
"aku tadi lihat lampu nyala, aku pikir mba Asih lupa matiin lampu. Lagi baca apa?''

Belum sempat Mita menjawab, Vino sudah menghampiri Mita dan mengambil buku itu.

"Secret of the baby whisperer." ucap Vino membaca judul buku itu.
"buku tentang anak? Hmmm kayanya bagus. Kamu suka baca?" tanya Vino.

Mita mengangguk. "sekarang ini, spesifik untuk buku-buku seperti itu," jawab Mita pelan.

"kenapa? Kenapa kamu perlu baca buku seperti ini?" tanya Vino.

"kalau saya ga belajar,bagaimana saya bisa mengasuh anak dengan baik, Mas? Aku kan belum pernah punya anak." jawab Mita sambil menunduk.

"duduk yuh, kita ngobrol." ajak Vino.

"ngobrol? Waoww" batin Mita senang.

"buku kamu bahasa inggris? Kamu bisa bhs inggris?"

Mita mengangguk.

"senang membaca, lancar berbahasa inggris, menyambung rambut, ngeband. Aku rasa kamu nggak seperti babysitter pada umum nya."

"memangnya yg umum seperti apa, Mas?" Mita balik bertanya.

"dari gayamu bicara, kamu juga kelihatan cerdas," Vino mengabaikan pertanyaan Mita. "kata bu pamela kamu pernah kuliah . Kuliah di mana?"

Mita terdiam, _kalau gue nyebutin nama kampus gue dulu, Vino pasti bakal curiga. Kampus elit itu jelas bukan latar belakang pendidikan yg terdengar cocok untuk seorang babysitter. Batin Mita.

"kok malah ngelamun si, ngga mau jawab."

"boleh aku ga jawab dan jangan tanya kenapa." kata Mita akhirnya.

"ok, lah, udah malam, aku mau tidur, kalau kamu mau nerusin baca, selamat membaca yah." ucap Vino sambil berdiri dari tempat duduk nya.

"selamat malam,"ucap Vino dan berbalik menatap Mita, " dan, Mita, aku tau kamu menyembunyikan sesuatu. aku ga bisa menjelaskan,tapi kamu sosok yg mirterius." ujar Vino.

Mita ternganga, tak tau mau bicara apa.

"but anyway," lanjut Vino lagi, " thanks for taking care of my daughter. You are a great babysitter. The greatest babysitter I've ever known!"

Tubuh Mita serasa meleleh mendengarnya.

"you're welcome," jawab Mita pelan.

Vino kembali tersenyum dan meninggal kan Mita yg masih melayang-layang, karena ucapan Vino barusan.

Tanpa Vino dan Mita sadari. Pak Andra menguping pembicaraan mereka, dan merencanakan sesuatu.

#bersambung

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

coment-coment Vty, Mrz, Dlz