Jumat, 27 Juli 2012

Ratu Di Hatiku #9

|Pernah aku mencintai wanita tapi tak seperti saat ku mencintaimu
Pernah aku merindukan wanita tapi tak seperti saat ku merindukan mu.|

*###*

Semua berawal dari rasa penasaran.. Sebuah hal yang mungkin bila akan tahu seperti ini jadi nya, Mita tak akan mau mengetahuinya dan lebih baik menyimpan semua rasa penasaran di dalam hatinya yang terdalam.

*#*

Siang itu Mita tampak sibuk di dapur rumah nya, Dia akan masak makanan spesial, karena malam nanti Dara akan mengunjungi nya. Memang adiknya tidak khusus datang mengunjunginya, hanya sekedar mampir lantaran sudah kadung berada di jogja,karena ada keperluan pekerjaan. Tapi itu tidak di permasalahkan oleh Mita, karena baginya, dara sudi untuk mampir kerumah nya saja sudah cukup.

Wahyu yang melihat istri nya sibuk sendiri pun ingin membantu " apa yang bisa saya bantu, Nyonya?" tanya wahyu menawarkan diri seraya menggoda istri nya.

Mita tersenyum mendengar candaan wahyu. " tidak usah, kau istirahat saja" jawab mita sembari mendorong wahyu agar keluar dari dapur.

Wahyu pun menurut, dan sebelum wahyu melanjutkan menonton TV, Mita memanggil nya, menyuruhnya untuk mencari Ikmal di belakang, karena Mita sudah Janji pada Dara bahwa yang menjemputnya di bandara adalah Ikmal. Wahyu pun menurut mencari adiknya yang sedang sibuk berenang di kolam renang belakang rumah nya.

***

Jam menunjukan pukul 5 sore Dara dan Ikmal pun sampai di kediaman wahyu dan Mita, Mita menyambut kedatangan adik semata wayang nya itu dengan suka cita, Ia sudah tidak sabar untuk bercerita banyak hal pada adiknya itu.

"bagaimana kabar ibu dan ayah?" tanya mita sembari memberikan secangkir teh hijau pada adik nya.

"baik, mungkin kalau ada waktu mereka juga akan datang mengunjungi mu" jawab dara,dan menyeruput teh hijau kesukaan nya itu.

Mereka pun larut dalam percakapan menarik, dari mulai hal penting sampai hal sepele pun mereka bicarakan.

Malam hari nya usai makan malam, Mita mengajak adik nya pergi ke minimaket dekat rumah nya sekaligus melihat-lihat kota jogja di malam hari.
Karena dekat mereka memutuskan untuk berjalan kaki.

"kau sudah bisa mencintai wahyu..?" tanya Dara memulai percakapan saat mereka jalan menuju rumah.
"hmmm" jawab Mita singkat, dia sibuk melihat kunang-kunang di sisi kanan jalan..

"bisa di tebak, pilihan ku memang tak pernah salah." ucap dara membanggakan diri.

Mita hanya menggeleng heran, adiknya ternyata masih tetap saja suka membanggakan diri sendiri.
"mungkin Inilah cinta yang sesungguhnya, Tuhan selalu punya rencana manis di balik penderitaan mahluk nya, bila kita sabar dan iklas pasti akan mendapatkan yang jauh lebih baik." mita tersenyum bahagia.

Dara mendengus kesal, tersenyum mencibir, sejak kapan kaka nya jadi sok bijak dan puitis, hmm ternyata cinta dan pernikahan bisa mengubah manusia keras kepala dan dingin menjadi ramah menyenangkan dan hangat.

"sudah lupa Haikal ternyata, bagus lah" ujar dara dan tertawa lepas. Mita melongo kaget, adik nya ini memang paling pintar membanting mood nya.. Keterlaluan.

Mita pun dengan gemas menempeleng dara, tak mau kalah dara pun menjambak rambut panjang kaka nya, karena rambut sambung, membuat mita meringis menahan sakit, saat klip pengikat nya mengenai kulit kepalanya.

Saat asik bercanda, Tania datang dari arah belakang, dari apa yang di bawa seperti nya Tania juga baru dari Mini market.

"Mita" teriak tania dari kejauhan.

Mita menoleh kebelakang dan melihat Tania tergopoh gopoh berlari ke arahnya.

"hai, baru belanja juga?" tanya Mita ramah, walau Mita tau apa yang di lakukan Tania dan segala kebohongan nya, tapi Mita tetap berusaha ramah, karena memang tidak ada cukup bukti untuk membenarkan sumua asumsi orang-orang terhadap tania.

"iya, kebutuhan bulanan" jawabnya. Tania melirik ke arah Dara.

Belum sempat Mita mengenalkan adiknya pada Tania, Ternyata Tania mengenal Dara.

"loh, Dara kan, sedang apa di sini.." ucap Tania heran.

"seharus nya, aku yang tanya, sedang apa kau di sini" ujar dara tak kalah bingung.

"hei, kalian sudah saling kenal?" tanya Mita.

"dia Tania, istri nya ovan, masa kau tidak kenal." ucap Dara membuat mita melongo terkejut. "istri nya ovan?"

Tania menatap dara meminta penjalasan. "lalu,kau?"

"aku sedang ada kerjaan di jogja, terus aku mampir ke sini, Mita ini kaka aku, kalian kan pernah bertemu di pesta pernikahan sepupu nya Rafe" ujar Dara menjelaskan dengan enteng nya,,"masih muda koh pikun".

"pernikahan angel?, ya ampun, jadi.." Tania menepuk jidat nya. " wajar aku lupa, kakamu kan dulu tomboy, tidak tau bakal secantik ini bila feminim, pangling kan jadi nya" ucap Tania..

Mita masih tetap diam antar bingung dan terkejut, dara dan tania pun telah larut dengan obrolan mereka.
Mita memilih diam dan sibuk dengan pikiran nya. Masih tidak percaya apa yang baru saja ia dengar.

Pantas saja dia merasa tak asing pada Tania, ternyata, Mita sungguh tak percaya, kalau Tania istri nya Ovan. Mita pun memutar otak nya,, dia merasa tak asing pada tania, begitu pun Wahyu, jauh sebelum bertemu di supermarket,dan cafe itu Mita merasa pernah melihat wahyu, dan sekarang Tania adalah istri sahabat nya, juga mantan pacar wahyu, ber'arti pria yang pernah mita lihat di apartemen ovan adalah wahyu. Mita pun menepuk jidat nya dengan gemas, membuat Tania dan Dara menghentikan langkah nya dan memandang Mita dengan tatapan aneh.

Tania terlihat bingung melihat mita yang tiba-tiba berhenti dan memegangi kepala nya"kau baik-baik saja?"

Mita tetap asik dengan pikiran nya,tak mempedulikan Tania dan Dara yang dengan gemas melihat Mita diam mematung. Dara yang gemas pun menjitak kepala mita . "kesambet yah!!"

"aduh" mita mengaduh dan memegangi kepala nya,lalu menatap tajam ke arah dara. "sakit tau".

"siapa suruh melamun," omel dara "ayo Tan,kita tinggal saja mita di sini." ujar dara dan menarik tangan tania, tania yang masih bingung melihat Mita, hanya menurut saja saat dara menarik tangan nya.

***

Sejak sampai rumah Mita tetap diam,entah apa yang sedang di pikirkan nya, Dara yang bosan pun memilih untuk istirahat. Sedangkan Wahyu dan Ikmal sedang berada di jogja kota, sedang menghadiri seminar bersama yuan tentu nya.

Di dalam kamar Mita mencoba mengingat ingat semua tentang Tania Wahyu dan Ovan. Mita teringat dulu ovan pernah cerita pada nya tentang latar belakang istri nya, dan bila cerita itu di banding kan dengan cerita Erly akan terasa ganjil, sekarang ia bingung akan mempercai siapa, sahabat nya atau suami nya, atau harus kedua nya, dan erly seperti tidak mungkin berbohong, tapi ovan juga tidak mungkin berbohong pada nya. Atau yang berbohong adalah Tania, tapi untuk apa? Hmmm pertanyaan itu yang berputar-putar di otak nya, membuat nya merasa lelah dan Mita pun akhirnya tertidur.

**

Keesokan hari nya mita bangun kesiangan, di lihat nya wahyu yg sudah rapi dengan pakaian kerja nya. "maaf kesiangan, kau tak membangunkan aku" ucap mita seraya bangkit dari tempat tidur.

"kau terlihat nyenyak, aku tak tega membangunkan mu," ujar wahyu memberi alasan.

"kau mau sarapan apa?" tanya mita

"aku sudah sarapan," jawab wahyu di iringi senyuman nya.
"aku merasa gagal.,selalu saja kesiangan" keluh mita.
Wahyu memandangi istri nya dengan gemas.
"aduh nyonya sudiro ini bicara apa sih, kau adalah istri ku, dan kau yang terbaik" ucap wahyu kemudian memeluk mita..

"jangan pernah berfikir seperti itu lagi, aku tak suka" ujar wahyu. Mita mengangguk di dalam pelukan wahyu, mita merasakan kehangatan suami nya, "mana mungkin dia tega membohongiku" gumam mita dalam hati.

"aku berangkat kerja dulu, kalau perlu apa-apa kau telfon saja aku" ucam wahyu berpamitan.

Mita mengangguk paham "aku mengerti"

Wahyu tersenyum pada mita mengacak pelan rambut mita dan mencium kening istri nya itu, mita tersenyum bahagia mendapat perlakuan istimewa dari suami nya itu.

Dalam hati ia berjanji apapun yang terjadi dia akan tetap ada untuk wahyu, tidak akan membiarkan apapun menghancurkan rumah tangga nya, tidak akan pernah.!!

**

Dara ternyata pulang lebih awal dari yang di rencanakan, ada urusan yang membuat nya harus kembali ke jakarta, sebelum nya mita bercerita pada dara dan ikmal tentang semua yang ia khawatirkan tentang tania, ikmal berjanji akan mencari tau apa yang di rencanakan tania, dara juga mau membantu mencari tau hubungan rumah tangga tania dan ovan. Tentu saja tanpa sepengetahuan wahyu, mita ingin wahyu tau semua nya dari mulut nya, bukan dari orang lain, dara dan ikmal pun paham dengan semua itu, bagaimanapun juga mita istri nya, jauh lebih baik mereka menyelesaikan nya sendiri, dan orang lain hanya membantu bila di perlukan.
Dara pun pulang ke jakarta bersama ikmal yang memang ada perlu di jakarta, ikmal berjanji secepat nya akan kembali ke jogja dan membantu menyelidiki tania.

**
Memang baik wahyu maupun mita tidak pernah melontarkan kata "cinta" tapi kedua nya saling mengasihi, entahlah mita sempat bimbang, kenapa wahyu tak pernah mengutarakan kata cinta pada dirinya, mita juga enggan mengucapkan kata cinta di hadapan wahyu. Terlalu gengsi? Mungkin saja.

Mita sedang membaca majalah saat yuan datang bertamu ke rumah nya,
"wahyu tidak ada" ucap Mita saat yuan sudah ada di hadapan nya.

"jutek sekali kau nyonya" gurau yuan. Mita tersenyum.
"ada perlu apa?" tanya mita.

Yuan duduk di tembok pembatas rumah itu ."tidak ada, hanya lewat dan ingin menyapa"

"oh" komentar mita lalu melanjutkan membaca.

Tapi karena yuan terus mengajak nya mengobrol mita pun meletakan majalah nya dan larut dalam obrolan brsama yuan.

"sepertinya sudah mulai ada kemajuan di hubungan kalian" komentar yuan.

Mita tersenyum, "mungkin, tapi sampai saat ini wahyu tak pernah mengatakan cinta padaku." ucap mita spontan.

"sebegitu penting kah kata cinta yang meluap luap bagi seorang wanita?" tanya yuan , dia selalu beranggapan kalau kata cinta yang di umbar tidak lah penting.

"sangat penting, tapi tidak harus setiap hari,setidaknya sekali saja, itu cukup untuk ku." jawab mita yang mengarah pada pernikahan nya yang di dasari perjodohan bukan kemauan nya sendiri.

Yuan tersenyum maklum,mengerti apa yang di maksudkan mita.

"mungkin belum saatnya.,tapi percaya lah, wahyu pasti sangat mencintai kamu" ujar yuan..

"hmm" komentar mita seraya mengankat bahu nya tanda ia tak yakin.

Yuan menghelai nafas sejenak
"orang yang bahagia bukanlah mereka yang selalu mendapatkan keinginan nya, melainkan mereka yang tetap bangkit ketika mereka jatuh,entah bagaimana dalam perjalanan kehidupan." yuan menarik nafas panjang dan menghembusak nya perlahan lalu melanjutkan ucapan nya
"kamu belajar banyak tentang dirimu sendiri dan menyadari bahwa penyesalan tidak seharusnya ada,cinta mu akan tetap di hatinya sebagai penghargaan abadi atas pilihan-pilihan hidup yang telah kau buat." ucap yuan menyelesaikan untaian kata kata nya.

"aku mengerti, aku tidak harus memaksa wahyu mengatakan cinta padaku, dengan dia menghargai cinta ku itu sudah cukup" ujar mita.
"bagus, hmm sudah sore aku harus pulang" ujar yuan.

Sepeninggal yuan, mita pun mulai menyadari ada hal yang lebih penting dari sebuah kata kata, tindakan. Yah tindakan!!

#bersambung

Sabtu, 04 Februari 2012

Ratu Di Hatiku #8

Jam 06.30 pagi Mita terbangun dari tidur nya, dan ternyata wahyu sudah pulang dan masih terlelap di samping Mita.. Dan mita tak menyadari kepulangan sang suami.
Buru-buru mita turun dari ranjang dan bergegas menuju kamar mandi, setelah selesai mandi mita pun pergi ke dapur memasak sarapan pagi untuk wahyu.

Mita menyeduh kopi menggunakan coffee maker yang menimbulkan bau harum ke penjuru rumah..
Pancake madu hangat telah tersaji di meja makan menambah harum yang nikmat membuat siapa saja yang meng'endus nya akan merasa lapar dan ingin memakan nya.

"wow, a very special breakfast" komentar Wahyu yang sudah duduk di ruang makan, wahyu kemudian memakan pancake buatan mita.
"hmmm,enak manis" ujar wahyu memuji.

Mita hanya tersenyum sembari menuangkan kopi ke dalam cangkir dan memberikan nya pada wahyu.

"semalam pulang jam berapa, kenapa ga bangunin aku?" tanya mita dan duduk di samping wahyu.

"jam 1 malam, kau sudah tidur, aku tak tega membangun kan mu" jawab wahyu tersenyum manis ke arah mita.

"erly juga semalem sudah pulang bersama yuan" lanjut wahyu, kemudian Ia sibuk dengan sarapan nya.

****

"Yu, aku boleh bertanya satu hal, padamu?" tanya Mita pada wahyu yang tengah duduk di teras samping rumah. Mita ingin menuntaskan rasa penasaran nya, tapi Ia ragu untuk bertanya langsung.

"boleh, tanya apa" jawab wahyu.

"kau tau tidak, ada masalah apa antara Tania dan Erly?" tanya Mita. Pura pura tidak tahu permasalahan sebenarnya. Itu jauh lebih baik. pikir Mita.

"setau ku mereka baik-baik saja, memang kenapa?" jawab wahyu dan bertanya pada mita. Tanpa rasa curiga terhadap istri nya itu.

"kemarin, saat aku dan erly hendak pergi ke kebun mangga, kami bertemu dengan tania, dan dari yang kulihat mereka tampak tidak bersahabat" terang mita.

"hmmm, entahlah, apa Erly cerita pada mu" selidik Wahyu, dia mulai cemas kalau saja Mita tahu tentang masa lalu nya.

"kalau erly cerita, untuk apa aku bertanya pada mu" dusta mita dan mencoba menutupi kenyataan sebenar nya.

Wahyu hanya mengangguk paham. Tapi dalam hati nya Ia merasa tidak tenang. Ia merasa bersalah pada mita karena wahyu merasa telah banyak membohongi mita.

***

Semakin hari Mita semakin penasaran, ia merasa ada yang tidak beres dengan tania, semua cerita yang mita dengar dari beberapa pegawai nya bahwa tania tengah bertengkar dengan suami nya yang menurut cerita, suami tania suka memukul membuat tania tak tahan.
Namun aneh nya kalau memang benar kenapa Tania Baru mempermasalahkan nya sekarang setelah wahyu menikah, apakah tania tidak rela bila wahyu bahagia bersama wanita lain. Tapi untuk apa? Toh mereka bukan nya sudah tak ada hubungan apa apa. Itu lah pikiran yang selalu mengganggu mita. Setiap hari Ia merasa cemas, takut kalau kalau wahyu tergoda dan meninggal kan nya dan pergi bersama  Tania. Karena jujur dari lubuk hati Mita telah tumbuh rasa cinta untuk wahyu, ya Cinta ! Mita mencintai wahyu suami nya.

"Mit, waktu aku ke jakarta tempo hari, Dara bilang kalau kapan kapan ia akan main kesini." ucap wahyu memulai pembicaraan itu.

"hmm, kira kira kapan Dara ke sini nya?" tanya Mita, terbesit rasa rindu di hati mita, banyak hal yang ingin ia ceritakan pada adik semata wayang nya itu.

"kurang tau, mungkin dalam waktu dekat ini" jawab wahyu seadanya.

"oh iya, ada titipan dari ibu ku, kemarin aku lupa memberikan nya pada mu" ujar wahyu, lalu menyerahkan kotak berwarna merah seukuran bok sepatu pada mita.

"apa ini?" tanya mita ,wahyu mengkat bahu nya tanda ia tak tau.

Mita sedikit bingung melihat isi kotak itu " vitamin ?" lalu mita mengambil surat yang terselip di dekat obat itu dan membaca nya.

[ nduk di minum yah vitamin nya, itu obat herbal penyubur kandungan, bagus buat pengantin baru, biar cepat dapat momongan. _Salam Ibu_]

Mita menelan ludah nya , kenapa tak terpikir olehnya, kalau wahyu itu anak sulung yang tentu nya banyak yang berharap pada nya untuk cepat memiliki keturunan, apalagi dia pewaris utama perkebunan ini.

"kenapa? Apa isi surat nya?" tanya wahyu, mita tak menjawab dan memberikan surat itu pada wahyu.

Wahyu tersenyum menahan tawa setelah selesai membaca surat itu dan melihat betapa banyaknya vitamin yang ibu nya bawakan untuk mita.

Mungkin ibu sepuh khawatir mita susah hamil, mengingat sudah hampir 3 bulan mita dan wahyu menikah tapi belum ada tanda tanda kehamilan, apalagi setahu ibu sepuh mita tak menjalani program KB , wajar saja beliu cemas.

" ibu kamu pikir aku ini kurang sehat apa, kenapa tidak 1 truk aja sekalian" ujar mita , ia merasa kesal.
Bagaimana mau hamil, melakukan saja tidak pernah. Ucap mita membatin.

"haha, sabar dong mit, wajar saja ibu merasa cemas, mengingat pernikahan kita yang sudah 3 bulan, tanpa program KB juga" ujar wahyu, seraya menahan tawa melihat istri nya yang tampak kesal.

"iya tau, tapi kita kan tak pernah ___" ucapan mita terpotong saat tiba tiba jari telunjuk wahyu mendarat di bibirnya.

"iya aku tau, dan aku juga tidak memaksa, ini kan murni ibu yang meminta." ujar wahyu mencoba menegaskan. "dan aku juga akan menunggu sampai kau siap,aku tidak memaksa" lanjut wahyu mempertegas ucapan nya.

Mita hanya tersenyum kecil mendengar pernyataan suami nya itu.

"kenapa tersenyum, apa ada yang lucu !!" ucap wahyu yang merasa heran dengan mita.

"tidak, aku hanya merasa aneh saja, aku kan tidak menuduhmu, kenapa kau panik" ujar mita

Wahyu sedikit gelagapan, Ia menjadi salah tingkah.

"sudah malam, tidur yuh" ajak wahyu mencoba mengalihkan pembicaraan.

"eh, tunggu !!" cegat mita dan refleks menarik tangan wahyu, wahyu yang tengah mencoba berdiri pun jadi kurang keseimbangan dan akhir nya jatuh tersandung bok vitamin yang berceceran di lantai. Mita yang melihat suami nya sempoyongan mencoba membantu menopang tubuh wahyu, namun karena berat badan wahyu yang tidak imbang dengan mita, membuat mita tak mampu menahan nya dan mereka pun terjatuh bertumpukan.
Wahyu pun bangkit berdiri dan membantu mita untuk bangkit berdiri, saat tubuh mereka sejajar, tanpa sadar mata mereka saling beradu, tatapan yang teduh dan menyejukan hati, yang kemudian menjadi tatapan hangat dan penuh arti.

Karena terbawa suanana, wahyu pun menjadi lepas kontrol, ia terus mendekatkan wajah nya ke wajah mita, mita pun hanya diam, dalam hati nya dia merasa berdebar debar, menunggu apa yang akan di lakukan wahyu.

Wahyu memiringkan wajah nya dan mencium mita tepat di bibir nya, ciuman lembut dan manis, yang makin lama terasa hangat, mita pun menyambut ciuaman itu dengan sepenuh hati. Merasakan reaksi mita yang tak menolak membuat wahyu semakin dalam mencium bibir istrinya itu. Tangan nya di lingkarkan di pinggang mita, mita yang telah terhanyut pun tanpa sadar menautkan kedua tangan nya di pundak wahyu, ciuaman pun terasa semakin panas saat wahyu mencoba menelesak kan lidah nya menembus bibir mita memaksa mita membuka mulut nya, dan kemudian menarik lidah mita ke dalam mulut nya, mita merasakan sensasi yang luar biasa saat lidah wahyu menyusuri setiap inci dalam mulut nya.

15 menit kemudian wahyu melepaskan ciuman nya.
"maaf mita, tapi aku menginginkan nya" ucap wahyu, mita hanya menunduk ia masih terlalu gugup dan tak cukup siap untuk lebih terkejut saat wahyu mengangkat tubuh nya dan merebahkan nya di ranjang.

Wahyu menatap mita dalam dan hangat, mita membalas tatapan wahyu dengan memejamkan mata sejenak dan membukanya. Tanda ia menyetujui apapun yang akan wahyu lakukan terhadap dirinya.

Melihat sambutan itu, wahyu pun tersenyum senang dan perlahan mendekati tubuh mita dan berbaring di samping mita.

Belailan hangat dan ciuaman lembut serta sentuhan mesra pun wahyu berikan untuk mita, perlahan namun pasti, memperlakukan mita secara lembut. Mita hanya mendesah manja mendapat perlakuan spesial dari suami nya itu. Dan semua terjadi begitu indah teratur, penuh ke iklasan dan cinta.CINTA? ya memang Mita dan Wahyu saling mencintai, walau tak ada kata cinta terucap tapi mereka cukup senang bisa mencintai pasangan nya dengan cara nya sendiri. Iklas dari hati.. Dan mereka berharap cinta nya ini adalah cinta sejati.

#
Pagi yang cerah senyum di bibir merah
Dari balik jendela sinar mentari lembut menyapa

Kita berdua yang telah berpeluk mesra
Menikmati hangatnya suasana jiwa insan bercinta

Kutidur di dalam pelukmu di antara rambut yang terurai
Dan degup di dada kudengar kurasa
Membisikan kata bahagia

Pagi yang terang berlalu tanpa kata
Hanyut kita berdua dalam lamunan malam pertama

Kau tidur didalam pelukku menetes air mata bahagia
Kau berikan semua sepenuh jiwa
Dirimu cintamu dan segalanya untukku

Pagi yang cerah dan senyum di bibir merah
Sejuta rasa bahagia yang kau berikan

Tiada lagi yang dapat kupersembahkan
Hanyalah laguku ini sebagai ungkapan dan rasa cintaku
Jangan kau ragu kan segala yang terjadi
Setulus hati yang ada t'lah kuberikan.

=Malam pertama_Chrisye=


Cinta yang tulus dan suci, segala nya terasa indah, ke iklasan dalam bercinta, hal yang mereka jalani sebagai kewajiban dan kebutuhan, bukan hanya sebuah nafsu belaka, yang hanya memikirkan kenikmatan dan kepuasan. Melain kan kenyamanan dan kehangatan dalam berumah tangga.
Ya, Mita pun melaksanakan kewajiban nya sebagai istri, melayani lahir dan batin, begitu pun wahyu, ia menjalani tugas nya sebagai sumai. Sebuah hubungan yang hangat dan nyaman, penuh irama dan kepatuhan.
Sebuah hubungan yang terjalin penuh cinta dan terasa manis. Malam yang indah yang tak akan di lupakan ke dua nya.. Dan pagi datang, memaksa mereka terbangun dari tidur indah mereka.

Mita terbangun lebih awal dari wahyu, ia kemudian bergegas mandi, dan setelah usai mandi mita pun keluar untuk menyiapkan makan pagi.

###

Sebuah hubungan percintaan tak akan selama nya mulus, kehidupan rumah tangga mita dan wahyu pun tak luput dari sandungan batu kerikil.
Berawal dari rasa penasaran yang akhir nya membuat mita mendapati sebuah kenyataan. Kenyataan tentang Tania. dan sumai nya, belum lagi sebuah kenyataan bahwa suami tania adalah orang yang sangat mita kenal.

Hanya pada Dara dan Ikmal, Mita mengutarakan keluh kesah kehidupan rumah tangga nya.

#bersambung

Kamis, 12 Januari 2012

- ONLY LOVE -

By: L-echa Linda Mitarockerz  

"Eh curut, cepetan napa keburu ketauan noh sama yang punya,"teriak Ikmal.
"Ett dah,dasar kunyuk ! susah nih ambilnya,enak banget ya main suruh. Sini kalo berani loe panjat nih pohon,"protes Mita dari atas pohon mangga.
"Curutt...loe tau sendiri kan kalo gue phobia sama ketinggian !"protes Ikmal balik.
"Ah banyak bacot deh,tinggal makan doang. Nih tangkep !"Mita melempar mangga dari atas pohon.
"Eh,eh,....gue ga bisa turun nih,"Mita terlihat panik.
"Tau ah,gue ga mau tanggung pokoknya,"ucap Ikmal dengan cuek.
"Wah,wah....bagus banget ! Sekalian aja loe ngacir kabur sana !"sindir Mita.
"Hlah,emang gue mau kabur kok,"Ikmal pun lari meninggalkan Mita yang masih nangkring di atas pohon mangga.
"Dasar kunyuk kampret !! mangga gue dibawa kabur, Mama !!! Mita ga bisa turun,"rengek Mita dari atas pohon.

                *Itulah sepenggal kisah Mita dan Ikmal semasa kecil,tepatnya 10 tahun yang lalu*

Kita mulai ceitanya :)

                                         "Kenapa Mit?"tanya Ikmal emosi.
"Kenapa apanya? tanya tuh yang jelas,langsung to the point !"sembur Mita.
"Curut....! kenapa loe ga nolak waktu orang tua kita jodohin kita?"
"Eh,kunyuk seenaknya loe maen salahin gue ! sekarang gue tanya,kenapa loe juga nurut gitu aja?"Mita balik nanya.
"Ya.....gue cuma ga mau bikin orangtua gue kecewa,"elak Ikmal mencoba menutupi perasaannya terhadap Mita.
"Ya udah,gue juga ga mau bikin kecewa Mama. Loe tau sendiri kan dia ngebet banget nyuruh gue cepet-cepet nikah,"timpal Mita mencari alibi yang tepat.

                    "Eh kalian berdua ternyata disini,"sapa Mama Ikmal.
"Iya,ada apa Tan?"tanya Mita.
"Tante sama keluarga mau pamit dulu,ini kan sudah malam apalagi besok kami sudah harus mempersiapkan semuanya,lusa kan kalian akan menilkah,"jelas Mama Ikmal.
"Secepat itu Tan?"Mita mencoba protes.
"Iya sayang,Mama kamu juga sudah menyetujuinya. Kalian kan sudah sama-sama besar,jadi tunggu apalagi?''ucap Mama Ikmal dengan nada optimis.
"Tapi Ma...."timpal Ikmal.
"Kalian kan sudah di jodohkan sejak kecil,jadi kalian tidak bisa menolaknya. Ini semua demi kebahagiaan kalian berdua,"pungkas Mama Ikmal tersenyun pasti.

            Pagi harinya,
"Ayo bangun dong sayang,masa' calon pengantin perempuan bangun siang terus. Nanti kalau kamu udah menikah dengan Ikmal apa engga malu sama mertua?"bujuk Mama Emmy kepada putri semata wayangnya itu.
"Ngapain malu sih Ma,cuek bebek aja,"lantur Mita dibalik selimutnya.
"Aduh,kamu itu kalo dibilangin susah yah,"Mama Emmy hampir menyerah.
"Mama bawel deh,"protes Mita yang kini sudah bangun.
"Oh ya,rambut kamu jangan dipotong ya. Biar besok bisa di sanggul,"pesan Mama Emmy.
"Heuhhh...."keluh Mita menghela nafas panjang.

"Mit,hari ini gue temenin loe ke salon ya?"tawar Dara tiba-tiba masuk ke kamar Mita.
"Ke salon? ngapain? kaya orang ga ada kerjaan aja,"jawab Mita dengan cueknya.
"Ya ngapain gitu creambath atau facial,yang jelas benerin tuh penampilan loe,"ujar Dara merapikan poninya yang sebenarnya tidak berantakan.
"Males gue,udah sono loe pergi sendirian aja ! sekalian loe bersihin tuh kuku loe. Item-item gitu,persis Mak Lampir !"Mita menunjuk jari-jari tangan Dara.
"Ini tuh trend mode,gaul dikit dong Mit !"protes Dara memanyunkan bibirnya.
"Tetep aja norak !"sambar Mita.

    Hari-hari yang ditunggu pun tiba.

"Mit,buruan mandi. Kalo udah selesei rambut loe dikeringin dulu abis itu loe make-up ,selesei make-up loe pake kebayak yang udah gue siapin,"ucap Dara bertubi-tubi.
"Iya,emak !"dengan pasrah Mita menurutinya.

                  "Mbak,ga usah pake bulu mata ya. Mata saya udah bagus gini kok,"pinta Mita kepada penata riasnya.
"Tapi mbak,alangkah lebih bagusnya lagi kalau memakai bulu mata,"jelas penata rias itu.
"Mimit !! pilih bulu mata atau cacing?"ancam Dara.
"Heuhhh,dikit-dikit cacing apa-apa cacing mulu. Ga ada pilihan yang laen kek !"keluh Mita.
"Mau nurut apa engga!"perintah Dara.
"Tapi kan......"rengek Mita.
"HARUS !!"Dara melotot tajam kearah Mita.
"Iya deh iya,gue pilih pake bulu mata,"Mita merasa terpojokkan yang membuatnya terpaksa menurutinya.

"Dar,tabok pipi gue,"pinta Mita.
"Plaaakkk"
"Enak ga Mit?"tanya Dara tersenyum nakal.
"Enak? sakit iya ! maksud gue pelan aja eh langsung maen hajar aja,"protes Mita mengelus-elus pipinya.
"Tapi Dar,gue beneran lagi ga mimpi kan? tinggal beberapa jam lagi gue udah mau nikah,"lanjut Mita.
"Mau nih gue tabok lagi biar loe tambah yakin?"ledek Dara di sela-sela Mita yang sedang di make-up.
"Keenakan loe,pegang-pegang pipi gue. Tapi Dar......."
"Tapi apanya lagi?"sambar Dara.
"Sampai saat ini gue ga cinta sama Ikmal,"ucap Mita dengan hati-hati.
"Tenang Mit,cinta bisa tumbuh seiring berjalannya waktu kok,"Dara meyakinkan Mita.
"Iya,tapi gue deg-degan !"Mita meraih tangan Dara dan menaruh di dadanya.
"Loe ga usah grogi gini, apalagi loe cantik banget kayak gini,"Dara mencoba menenangkan Mita.
"Tapi Dar,gue engga yakin. Apa nantinya gue bisa hidup bahagia sama Ikmal?"Mita memasang wajah pesimisnya.
"Udah dong Mit,kenapa jadi rewel banget sih? dari tadi ngedumel mulu !"protes Dara hampir kehilangan kesabarannya.
"Tau gitu,tadi pagi-pagi gue kabur manjat jendela,"Mita sedikit kecewa dengan ucapan Dara barusan.
"Ga salah denger gue? boro-boro mau kabur pagi-pagi,bangun kalo engga dibangunin sampe kiamat juga engga bakal bangun,"balas Dara dengan nada sindiran.
"LOE !"Mita menunjuk Dara penuh emosi.
"Ih seyem,atuttt....ampun Nyonya Ikmal,"ledek Dara tertawa puas.

"Udah siap sayang?"tanya Mama Emmy mendekati Mita.
"Engga sangka,putri Mama yang dulunya ganteng sekarang jadi cantik kayak gini. Mama kaya mimpi Mit,"lanjut Mama Emmy.
"Mama engga lagi mimpi kok,kan udah dari oroknya Mita udah cantik Mah,"Mita membanggakan dirinya.
"Tapi cukup sekali Mita dandan kayak gini,lain kali engga lagi-lagi deh,"celetuk Mita.
"Apa Mit?"sahut Mama Emmy
"Eh engga kok Mah,"elak Mita.
"Ya sudah,behubung kamu udah siap. Ayo kita turun,Ikmal udah nunggu kamu tuh,"ajak Mama Emmy.
Mita pun berjalan menuruni tangga dengan didampingi Dara dan Mama Emmy. Mita terlihat anggun dengan kebayak yang dipadu padankan dengan payat yang terlihat sangat selaras.
Sedangkan Ikmal pun terpana melihat kecantikan Mita.
"Sumpah Mit,loe cantik banget. Berasa ada bidadari yang turun dari langit ke-10. Loe udah berhasil bikin gue klepek-klepek,"bisik Ikmal saat Mita duduk di sampingnya.

Mita hanya tersenyum dengan pipi merah merona. Baru kali ini Mita merasakan getaran cinta yang tiba-tiba yang belum pernah ia rasakan sebelumnya. Rasa cinta yang menggebu-gebu menyelimuti seluruh hatinya.Dan kini senyum bahagia itu merekah di bibir tipisnya saat Ikmal mengucap janji sehidup semati dengan Mita.

Alhamdulillah :)

                                                                      TAMAT

coment-coment Vty, Mrz, Dlz