Jumat, 27 Juli 2012

Ratu Di Hatiku #9

|Pernah aku mencintai wanita tapi tak seperti saat ku mencintaimu
Pernah aku merindukan wanita tapi tak seperti saat ku merindukan mu.|

*###*

Semua berawal dari rasa penasaran.. Sebuah hal yang mungkin bila akan tahu seperti ini jadi nya, Mita tak akan mau mengetahuinya dan lebih baik menyimpan semua rasa penasaran di dalam hatinya yang terdalam.

*#*

Siang itu Mita tampak sibuk di dapur rumah nya, Dia akan masak makanan spesial, karena malam nanti Dara akan mengunjungi nya. Memang adiknya tidak khusus datang mengunjunginya, hanya sekedar mampir lantaran sudah kadung berada di jogja,karena ada keperluan pekerjaan. Tapi itu tidak di permasalahkan oleh Mita, karena baginya, dara sudi untuk mampir kerumah nya saja sudah cukup.

Wahyu yang melihat istri nya sibuk sendiri pun ingin membantu " apa yang bisa saya bantu, Nyonya?" tanya wahyu menawarkan diri seraya menggoda istri nya.

Mita tersenyum mendengar candaan wahyu. " tidak usah, kau istirahat saja" jawab mita sembari mendorong wahyu agar keluar dari dapur.

Wahyu pun menurut, dan sebelum wahyu melanjutkan menonton TV, Mita memanggil nya, menyuruhnya untuk mencari Ikmal di belakang, karena Mita sudah Janji pada Dara bahwa yang menjemputnya di bandara adalah Ikmal. Wahyu pun menurut mencari adiknya yang sedang sibuk berenang di kolam renang belakang rumah nya.

***

Jam menunjukan pukul 5 sore Dara dan Ikmal pun sampai di kediaman wahyu dan Mita, Mita menyambut kedatangan adik semata wayang nya itu dengan suka cita, Ia sudah tidak sabar untuk bercerita banyak hal pada adiknya itu.

"bagaimana kabar ibu dan ayah?" tanya mita sembari memberikan secangkir teh hijau pada adik nya.

"baik, mungkin kalau ada waktu mereka juga akan datang mengunjungi mu" jawab dara,dan menyeruput teh hijau kesukaan nya itu.

Mereka pun larut dalam percakapan menarik, dari mulai hal penting sampai hal sepele pun mereka bicarakan.

Malam hari nya usai makan malam, Mita mengajak adik nya pergi ke minimaket dekat rumah nya sekaligus melihat-lihat kota jogja di malam hari.
Karena dekat mereka memutuskan untuk berjalan kaki.

"kau sudah bisa mencintai wahyu..?" tanya Dara memulai percakapan saat mereka jalan menuju rumah.
"hmmm" jawab Mita singkat, dia sibuk melihat kunang-kunang di sisi kanan jalan..

"bisa di tebak, pilihan ku memang tak pernah salah." ucap dara membanggakan diri.

Mita hanya menggeleng heran, adiknya ternyata masih tetap saja suka membanggakan diri sendiri.
"mungkin Inilah cinta yang sesungguhnya, Tuhan selalu punya rencana manis di balik penderitaan mahluk nya, bila kita sabar dan iklas pasti akan mendapatkan yang jauh lebih baik." mita tersenyum bahagia.

Dara mendengus kesal, tersenyum mencibir, sejak kapan kaka nya jadi sok bijak dan puitis, hmm ternyata cinta dan pernikahan bisa mengubah manusia keras kepala dan dingin menjadi ramah menyenangkan dan hangat.

"sudah lupa Haikal ternyata, bagus lah" ujar dara dan tertawa lepas. Mita melongo kaget, adik nya ini memang paling pintar membanting mood nya.. Keterlaluan.

Mita pun dengan gemas menempeleng dara, tak mau kalah dara pun menjambak rambut panjang kaka nya, karena rambut sambung, membuat mita meringis menahan sakit, saat klip pengikat nya mengenai kulit kepalanya.

Saat asik bercanda, Tania datang dari arah belakang, dari apa yang di bawa seperti nya Tania juga baru dari Mini market.

"Mita" teriak tania dari kejauhan.

Mita menoleh kebelakang dan melihat Tania tergopoh gopoh berlari ke arahnya.

"hai, baru belanja juga?" tanya Mita ramah, walau Mita tau apa yang di lakukan Tania dan segala kebohongan nya, tapi Mita tetap berusaha ramah, karena memang tidak ada cukup bukti untuk membenarkan sumua asumsi orang-orang terhadap tania.

"iya, kebutuhan bulanan" jawabnya. Tania melirik ke arah Dara.

Belum sempat Mita mengenalkan adiknya pada Tania, Ternyata Tania mengenal Dara.

"loh, Dara kan, sedang apa di sini.." ucap Tania heran.

"seharus nya, aku yang tanya, sedang apa kau di sini" ujar dara tak kalah bingung.

"hei, kalian sudah saling kenal?" tanya Mita.

"dia Tania, istri nya ovan, masa kau tidak kenal." ucap Dara membuat mita melongo terkejut. "istri nya ovan?"

Tania menatap dara meminta penjalasan. "lalu,kau?"

"aku sedang ada kerjaan di jogja, terus aku mampir ke sini, Mita ini kaka aku, kalian kan pernah bertemu di pesta pernikahan sepupu nya Rafe" ujar Dara menjelaskan dengan enteng nya,,"masih muda koh pikun".

"pernikahan angel?, ya ampun, jadi.." Tania menepuk jidat nya. " wajar aku lupa, kakamu kan dulu tomboy, tidak tau bakal secantik ini bila feminim, pangling kan jadi nya" ucap Tania..

Mita masih tetap diam antar bingung dan terkejut, dara dan tania pun telah larut dengan obrolan mereka.
Mita memilih diam dan sibuk dengan pikiran nya. Masih tidak percaya apa yang baru saja ia dengar.

Pantas saja dia merasa tak asing pada Tania, ternyata, Mita sungguh tak percaya, kalau Tania istri nya Ovan. Mita pun memutar otak nya,, dia merasa tak asing pada tania, begitu pun Wahyu, jauh sebelum bertemu di supermarket,dan cafe itu Mita merasa pernah melihat wahyu, dan sekarang Tania adalah istri sahabat nya, juga mantan pacar wahyu, ber'arti pria yang pernah mita lihat di apartemen ovan adalah wahyu. Mita pun menepuk jidat nya dengan gemas, membuat Tania dan Dara menghentikan langkah nya dan memandang Mita dengan tatapan aneh.

Tania terlihat bingung melihat mita yang tiba-tiba berhenti dan memegangi kepala nya"kau baik-baik saja?"

Mita tetap asik dengan pikiran nya,tak mempedulikan Tania dan Dara yang dengan gemas melihat Mita diam mematung. Dara yang gemas pun menjitak kepala mita . "kesambet yah!!"

"aduh" mita mengaduh dan memegangi kepala nya,lalu menatap tajam ke arah dara. "sakit tau".

"siapa suruh melamun," omel dara "ayo Tan,kita tinggal saja mita di sini." ujar dara dan menarik tangan tania, tania yang masih bingung melihat Mita, hanya menurut saja saat dara menarik tangan nya.

***

Sejak sampai rumah Mita tetap diam,entah apa yang sedang di pikirkan nya, Dara yang bosan pun memilih untuk istirahat. Sedangkan Wahyu dan Ikmal sedang berada di jogja kota, sedang menghadiri seminar bersama yuan tentu nya.

Di dalam kamar Mita mencoba mengingat ingat semua tentang Tania Wahyu dan Ovan. Mita teringat dulu ovan pernah cerita pada nya tentang latar belakang istri nya, dan bila cerita itu di banding kan dengan cerita Erly akan terasa ganjil, sekarang ia bingung akan mempercai siapa, sahabat nya atau suami nya, atau harus kedua nya, dan erly seperti tidak mungkin berbohong, tapi ovan juga tidak mungkin berbohong pada nya. Atau yang berbohong adalah Tania, tapi untuk apa? Hmmm pertanyaan itu yang berputar-putar di otak nya, membuat nya merasa lelah dan Mita pun akhirnya tertidur.

**

Keesokan hari nya mita bangun kesiangan, di lihat nya wahyu yg sudah rapi dengan pakaian kerja nya. "maaf kesiangan, kau tak membangunkan aku" ucap mita seraya bangkit dari tempat tidur.

"kau terlihat nyenyak, aku tak tega membangunkan mu," ujar wahyu memberi alasan.

"kau mau sarapan apa?" tanya mita

"aku sudah sarapan," jawab wahyu di iringi senyuman nya.
"aku merasa gagal.,selalu saja kesiangan" keluh mita.
Wahyu memandangi istri nya dengan gemas.
"aduh nyonya sudiro ini bicara apa sih, kau adalah istri ku, dan kau yang terbaik" ucap wahyu kemudian memeluk mita..

"jangan pernah berfikir seperti itu lagi, aku tak suka" ujar wahyu. Mita mengangguk di dalam pelukan wahyu, mita merasakan kehangatan suami nya, "mana mungkin dia tega membohongiku" gumam mita dalam hati.

"aku berangkat kerja dulu, kalau perlu apa-apa kau telfon saja aku" ucam wahyu berpamitan.

Mita mengangguk paham "aku mengerti"

Wahyu tersenyum pada mita mengacak pelan rambut mita dan mencium kening istri nya itu, mita tersenyum bahagia mendapat perlakuan istimewa dari suami nya itu.

Dalam hati ia berjanji apapun yang terjadi dia akan tetap ada untuk wahyu, tidak akan membiarkan apapun menghancurkan rumah tangga nya, tidak akan pernah.!!

**

Dara ternyata pulang lebih awal dari yang di rencanakan, ada urusan yang membuat nya harus kembali ke jakarta, sebelum nya mita bercerita pada dara dan ikmal tentang semua yang ia khawatirkan tentang tania, ikmal berjanji akan mencari tau apa yang di rencanakan tania, dara juga mau membantu mencari tau hubungan rumah tangga tania dan ovan. Tentu saja tanpa sepengetahuan wahyu, mita ingin wahyu tau semua nya dari mulut nya, bukan dari orang lain, dara dan ikmal pun paham dengan semua itu, bagaimanapun juga mita istri nya, jauh lebih baik mereka menyelesaikan nya sendiri, dan orang lain hanya membantu bila di perlukan.
Dara pun pulang ke jakarta bersama ikmal yang memang ada perlu di jakarta, ikmal berjanji secepat nya akan kembali ke jogja dan membantu menyelidiki tania.

**
Memang baik wahyu maupun mita tidak pernah melontarkan kata "cinta" tapi kedua nya saling mengasihi, entahlah mita sempat bimbang, kenapa wahyu tak pernah mengutarakan kata cinta pada dirinya, mita juga enggan mengucapkan kata cinta di hadapan wahyu. Terlalu gengsi? Mungkin saja.

Mita sedang membaca majalah saat yuan datang bertamu ke rumah nya,
"wahyu tidak ada" ucap Mita saat yuan sudah ada di hadapan nya.

"jutek sekali kau nyonya" gurau yuan. Mita tersenyum.
"ada perlu apa?" tanya mita.

Yuan duduk di tembok pembatas rumah itu ."tidak ada, hanya lewat dan ingin menyapa"

"oh" komentar mita lalu melanjutkan membaca.

Tapi karena yuan terus mengajak nya mengobrol mita pun meletakan majalah nya dan larut dalam obrolan brsama yuan.

"sepertinya sudah mulai ada kemajuan di hubungan kalian" komentar yuan.

Mita tersenyum, "mungkin, tapi sampai saat ini wahyu tak pernah mengatakan cinta padaku." ucap mita spontan.

"sebegitu penting kah kata cinta yang meluap luap bagi seorang wanita?" tanya yuan , dia selalu beranggapan kalau kata cinta yang di umbar tidak lah penting.

"sangat penting, tapi tidak harus setiap hari,setidaknya sekali saja, itu cukup untuk ku." jawab mita yang mengarah pada pernikahan nya yang di dasari perjodohan bukan kemauan nya sendiri.

Yuan tersenyum maklum,mengerti apa yang di maksudkan mita.

"mungkin belum saatnya.,tapi percaya lah, wahyu pasti sangat mencintai kamu" ujar yuan..

"hmm" komentar mita seraya mengankat bahu nya tanda ia tak yakin.

Yuan menghelai nafas sejenak
"orang yang bahagia bukanlah mereka yang selalu mendapatkan keinginan nya, melainkan mereka yang tetap bangkit ketika mereka jatuh,entah bagaimana dalam perjalanan kehidupan." yuan menarik nafas panjang dan menghembusak nya perlahan lalu melanjutkan ucapan nya
"kamu belajar banyak tentang dirimu sendiri dan menyadari bahwa penyesalan tidak seharusnya ada,cinta mu akan tetap di hatinya sebagai penghargaan abadi atas pilihan-pilihan hidup yang telah kau buat." ucap yuan menyelesaikan untaian kata kata nya.

"aku mengerti, aku tidak harus memaksa wahyu mengatakan cinta padaku, dengan dia menghargai cinta ku itu sudah cukup" ujar mita.
"bagus, hmm sudah sore aku harus pulang" ujar yuan.

Sepeninggal yuan, mita pun mulai menyadari ada hal yang lebih penting dari sebuah kata kata, tindakan. Yah tindakan!!

#bersambung

coment-coment Vty, Mrz, Dlz