Senin, 20 Juni 2011

Maaf Aku Mencintaimu Part 4

#part 4


Kos'an Icez, Mita sudah memberi tau kepada tiga sahabat nya untuk menunggu nya Di sana.
Setelah sempat ber istirahat sebentar Mita pun langsung menceritakan kejadian yg menimpa nya.

"Bayangin,! Ada orang segitu kejam nya di dunia ini. Ga habis pikir gue. Padahal anak-anak nya sayang sama gue,berarti gue juga sayang dong sama mereka? Bukanya itu berarti hasil kerja gue baik?" Mita mengarah kan pandangan kepada 3 sahabat nya itu.

"hasil kerja loe baik,Mit. Malah sangking baik nya sampai Dia cemburu sama loe. Loe bikin anak-anaknya lebih milih loe dari pada Dia. Wajar lah dia cemburu." ujar Tata.

"cemburu sih wajar Ta, tapi cara melampiaskan kecemburuanya yg ga wajar.masa sampai membuat orang kehilangan pekerjaan." kata Mita ber api-api.

"Pakai nuduh gue mau ambil suaminya, segala. Coba ya. Biarpun gue suka kacau dalam urusan memilih cowo, gue masih punya selera! Huh.." omel Mita.

"Biarin aja. Soal kerjaan, Tante Pem masih punya banyak permintaan babysitter. Lagian loe juga ga suka kan Sama si ibu itu.?" Kata Puri.

"Gue sih emang benci banget sama si Mulan judes Itu, tapi gue sayang banget sama Al dan Miela. Sekarang saja gue kangen banget sama mereka." Keluh Mita.

"udah ga usah terlalu terbawa emosi." ujar Icez.

"Gue bener-bener sayang sama mereka, Cez." ucap Mita.

"kalian, pernah dengar kan nasehat tante Pem,  yg bilang kita harus mengasuh dengan cinta. Begitu gue cinta sama mereka malah pisah." ujar Mita kesal.

"loe harus mencintai mereka, tapi.. Not that much, Mit." Icez menepuk tangan Mita.
"loe mesti sadar,bahwa loe pasti bakalan pisah sama mereka. Kan mereka bukan anakmu sendiri."

"Iya sih." Mita menunduk " ternyata mengasuh anak itu menyenangkan juga. Jadi pengen punya anak sendiri.." curhat Mita.

Puri Tata Icez pun langsung terbahak.

"Ngak salah,Mit? Mau cari Wahyu lagi?" ucap Icez keceplosan, kini Icez meringis memegangi perut nya yg di sikut Tata.

Seketika muka Mita berubah kaku.
" Ngapain lagi loe sebut nama dia? Bangkitkan luka lama saja!" Ucap Mita kesal.

"Oh maaf,terus mau cari cowo lagi?" Icez menggoda Mita.

"now way," Mita menggeleng. " gue mau benahin hidup gue dulu yg berantakan gara-gara cowo." sembur Mita.

"Ya udah kita ke salon aja yuk, benerin rambut loe." ujar Tata, mengalihkan topik.

"ayooo" saut Puri penuh semangat.


"Tante Pem, Mita udah siap kerja lagi." ucap Mita penuh semangat.

"Nah gitu dong, semangat." ujar Pem.

"tapi, tolong tante, kalau bisa carikan yg nyonya rumahnya normal. Jangan yg kaya kemarin." pinta Mita.

Pamela tertawa geli. " iya maaf ya, kamu jadi ketiban masalah. Mereka kelihatan baik pas ketemu tante dulu. Tapi,penilaian pertama memang ga selalu bener."

"bukan salah tante kok, kaya nggak selalu berarti beradap." kata Mita.

Pem tertawa lagi, lalu wajahnya berubah serius.
"Mmm... Mit, klien Tante yg satu ini sedikit berbeda."

Mita mengeryit. "beda apa maksudnya tante?"

"seorang Duda. Ditinggal wafat istrinya sewaktu melahirkan. Anaknya masih bayi. Baru 6 bulan."

Tiba-tiba, Icez melonjak. "APA? Ya ampun, tante , Duda? Kok kaya film the nanny banget sih?" ucap Icez.

"Ngaco! The nanny kan anak nya sudah tiga!" Tata berkomentar dari belakang.

" Ya, sama aja, dudanya maksud Icez, iya kan Cez." bela Puri.
Icez mengcungkan jempol nya tanda setuju.

"aduh, apa gue ga kikuk, satu rumah sama duda?" Mita bingung sendiri.

"kenapa? Takut ada cerita roman akhirnya?" Icez menggoda Mita lagi.

"Tenang, kamu serumah nggak cuma bareng dia dan anak nya. Ada satu pembantu, sopir, dan orang tua serta adik duda itu, mereka baru pindah dari surabaya." jelas Tante Pem.

"orangtuanya" Mita dan ketiga sahabat nya pun terlihat kaget.

"Iya, selama ini yg mengasuh anak nya ya sang nenek, tapi sekarang beliau sakit-sakitan, jadi, nggak sanggup mengasuh sendiri lagi. Bagaimana? Siap?"
Tak ada pilihan lain. Mita pun mengangguk.


*Mungkin sedikit kebangetan, tapi Mita membayangkan wajah bos baru nya persis dengan wajah Mr. Maxwell di serial the nanny yg ia lihat di TV kabel. Rambutnya sudah mulai putih, tapi masih terlihat ganteng. Ternyata Mita kecele.

Mas Vino (Vino G bastian) masih muda. Umurnya mungkin cuma terpaut beberapa tahun dengan Mita. Anyway, mas Vino ternyata lumayan keren. Gaya nya tidak ketuaan, tapi juga tidak terlalu dandy.

"Nah, ini Mama saya, biar beliau saja yg mengenalkan, isi dan penghuni rumah ini." ucap Vino.

"Nama kamu siapa, Nak?" tanya Ibu itu Ramah.
"Mita, bu."
"nah, Mita, kamu bisa panggil saya, ibu Ina (Vina panduwinata)."

"ayo, Mari kenalkan, ini mbak Asih, dan Ini pak Danu., mereka kerja sama ibu sudah cukup lama, dan Ini mang Kardi. Kalau kamu perlu apa-apa atau bingung, kamu bisa tanya sama Mereka." jelas Ibu Ina panjang lebar.

Gila, Ramah banget nih orang, beda banget deh sama ibu Mulan. _ batin Mita.

Dan tiba-tiba ada seorang cowo muda, yg sepertinya baru pulang,dan langsung memeluk ibu nya.

"Mama, cape banget aku nya, ngurusin registrasi kuliah." keluh nya.

"Kamu tuh sudah besar masih Manja." omel Vino.

"Mah, ini siapa?" tunjuk orang itu Pada Mita.

"Oh, ini Mita, dia babysitter baru__" ucapan Ibu Ina terpotong,karena Anak ke2 nya itu menyaut.

"Ya ampun, Mah, aku ga perlu babysitter" ucap nya lucu.

"Heh, siapa juga yg mau nyari pengasuh buat loe, ke pd an, bisa di rumah terus loe, kalau di urus sama cewe cantik, kaya Mita." ujar Vino.

Cantik_ oh tidak, batin Mita girang.. Hehe.

"bagus,dong."

"sudah, kok malah berantem sih, Mita ini babysitter nya Dini." jelas Ibu Ina, melerai.

"Mita, maaf yah. Anak ibu yg satu ini suka ngaco, Ini Ikmal, adik nya Vino." kata bu Ina.

" Iya bu, nggak apa-apa." jawab Mita.

"Mas, beneran Ini calon babysitter nya Dini, kenapa ga sekalian calon Mama nya saja." ujar Ikmal menggoda kaka nya.

"Hai, Mita. Gue Ikmal, nah Ini kaka gue, Dia duda loh, masih muda, umur nya baru 25 thn, nah kalau gue 23 tahun.. Nah umur loe berapa, trus udah punya pacar belum?" cerocoz Ikmal.

"Heh, ga sopan banget sih." protes Vino.

"biarin, tak kenal maka tak sayang, bener ga Mit?" tanya Ikmal.

"Iya." jawab Mita singkat.

"irit banget ngomong nya, takut mahal yah., tenang aja tar tagihanya gue deh yg bayar." ucap Ikmal menggoda Mita.

Loe nya yg super cerewet_ batin Mita.

"haloo, ko bengong., kenapa kaget yah, punya bos ganteng kaya gue." gurau Ikmal.

Muka Mita bersemu Merah, _gila nih cowo, cerewet banget yah_ batin Mita.

"sudah-sudah, ko malah di godain Mita nya, kasian dia pasti bingung liat kalian." omel bu Ina.

"oh, iya Mita, ibu belum tau umur kamu, berapa?"

"22 tahun, bu." jawab Mita.

"Waw, kirain masih 17 an." ucap Ikmal.

"Nih, anak udah sana, jangan ganggu Mita, dia lagi di jelasin apa aja yg mesti dia kerjakan di sini." ucap Vino sambil memukul kepala Ikmal. Dan berlari, Ikmal pun mengejar kaka nya Itu.

"maaf, ya Mita" kelakuan mereka memang kaya anak kecil, ayo ibu kenal kan sama Dini." ajak Bu Ina.

Ketika melihat Dini, saat itu juga Mita langsung jatuh hati. Dini bayi yg sangat lucu. Rasa kangen Mita, pada Al dan Miela terobati begitu Mita menggendong Dini.

Suasana rumah ini pun berbeda dengan rumah pak Dani.
Mita,Asih, Danu dan pak Kardi, makan bersama satu meja dengan, Ibu Ina, pak Andra (suaminya) Vino dan Ikmal.

Walau kamar pekerja di belakang, ketika waktu istirahat semua berkumpul di dalam bersama bu Ina sekeluarga, begitu hangat. Tak ada perbedaan Kasta yg sering Mita lihat antara majikan dan pekerja. Sungguh membuat Mita kagum. Tak menyesal Ia mengikuti keputusan Tante Pemm menempatkan Mita Di sini.

Di Malam Hari biasa nya seisi Rumah berkumpul di ruang keluarga. Jika Dini belum tidur, seperti Malam ini, Mita lah yg menggendong dan meninabobokan nya.

"Mit, rambut kamu kenapa?" tangan Bu Ina menyentuh rambut nya. " kok rusak begini? Tapi bawahnya saja. Atasnya bagus kok biarpun warna nya ga karuan. Kenapa ya?" tanya Ibu Ina heran.

Oh no! Bu Ina memeriksa rambut gue, dan gue ga bisa nolak, karena kedua tangan gue menggendong Dini. Batin Mita panik.

"bukan apa-apa, Bu. Cuma sambungan.," kata Mita pelan.

Mita merasakan pandangan semua orang menatap aneh kepada nya."

"sambungan?" Bu Ina Bingung. "memangnya rambut bisa disambung-sambung? Bukan wig, kan?"

"bukan bu, dulu saya pernah menyambung rambut,tapi habis itu nggak keurus. Jadi rusak begini." ucap Mita.

"Ngapain sih pakai di sambung rambut segala, Mit?" tanya Vino.

"Anak sekarang memang macam-macam saja" ujar Pak Andra.

"apa loe ga takut itu rambut bekas siapa? Bagaimana kalau yg punya rambut dateng? Apalagi kalau yg punya rambut sudah mati?" ujar Ikmal menakut-nakuti.

Mita langsung merinding.

"Eh, beneran loh Mit, dulu gue punya temen, di sambung tuh rambut nya, nah ga ke urus, kaya loe itu, nah yg punya rambut ga trima, dia kan udah mati, nah temen gue itu di datengin, trus minta rambut nya dibalikin." ucap Ikmal meyakinkan.

"masa sih?" tanya Mita ketakutan.

Melihat Mita pucat karena takut, Ikmal pun semakin menakuti Mita.

"Beneran, Eh loe ga tau yah,dulu penghuni rumah ini ada yg mati kesurupan, dan gara-gara rambut sambung Itu, lebih parah nya, tuh cewe mati nya di deket kamar loe, beneran, gue juga pas awal-awal di sini suka denger suara aneh" kata Ikmal dengan muka sok serius.

Mita semakin panik. _ini kan gara-gara teman gue yg maksa, gue mah lebih milih rambut pendek deh."batin Mita._

"eh, loe apa-apa an si Mal, bikin orang takut aja." protes Vino.

" udah, Mit, ga usah di dengerin ucapan Ikmal, Mah,bohong dia nya, satu-satu nya hantu di rumah ini tuh, Hantu cowo rambut jabrik, kaya ayam jago, trus suka nya Makan rendang sama bubur ayam, dan kalau malem mojok deket kulkas nyolongin makanan Sisa." ucap Vino.

"beneran, Mas." tanya Mita semakin panik.

"iya, sekarang aja lagi nimbrung nonton TV, bareng kita, dia kan hantu ganjen, masa kamu ga liat?" kata Vino.

" Di mana?" tanya Mita.

"tuh" tunjuk Vino dengan dagu nya ke arah Ikmal.

"enak aja, orang ganteng gini koh," protes Ikmal.

"ganteng dari mana, dasar hantu jabrik." ejek Vino.

"lho? ini apa kok jadi cerita seram?" Bu Ina terlihat bergidik sendiri.

"Kasian rambut kamu sekarang begitu," kata Bu Ina lagi sambil geleng-geleng. "besok kamu sempetin ke salon ya, Mit, biar ibu yg bayar. Kamu lepas saja sambungan nya."

"Gue yg anter deh" Tawar Ikmal.

Vino melirik ke Ikmal. " Tumben mau nganter-nganter orang." sindir Vino.

Melihat tingkah Ikmal dan Vino, membuat Mita ingat akan suasana Rumah 5 tahun lalu, hangat dan penuh canda. Tapi sirna karena setitik noda.. Mita menghela napas panjang.

"loh, Mit kenapa? Ko ngelamun., masih takut Hantu jabrik yah?" tegur Pak Andra seraya menggoda Ikmal.

"tuh, Ikmal sih.. Mita nya jadi nangis kan." ujar Bu Ina, yg tidak sengaja melihat mata Mita yg kemerahan.

"ga apa-apa, ko Bu, cuma kecolok sama Dini." dusta Mita.

"udah ga usah takut, gue tau ko cara, biar tuh pemilik rambut ga datengin loe." Kata Ikmal serius.

"apa cara nya" tanya Mita penasaran.

"Loe, tidur aja di kamar gue, bareng sama gue, di jamin deh tuh hantu ga bakal ganggu. Hahaha" canda Ikmal.

Mita pun merona Merah, *Gila nih cowo ceplas-ceplos banget, di depan orangtuanya ngomong Gitu ke cewe.paraaah* batin Mita.

"Apa? Hantu emang takut liat tampak loe, tapi loe kan lebih bahaya dari hantu,Mal, mending Mita nginep di kamar gue aja." ujar Vino, yg membuat Mita semakin malu.

"engga dua-dua nya deh, lebih aman di belakang sama Asih." kata Mita, yg di sambut tawa seluruh ruangan, kecuali Ikmal dan Vino, yg melongo kecewa.

"Ya udah, tapi besok beneran ya, ke salon nya sama gue." kata Ikmal.

Mita hanya mengangguk.. Tiba-tiba Vino pergi dari ruangan itu, dan kembali lagi membawa gas air mata mini,dan di berikan pada Mita.

"Nih, buat jaga-jaga, kalau dia macam-macam sama kamu, semprotin ini aja." saran Vino.

Mita hanya tersenyum dan mengambil benda itu, sedangkan Ikmal hanya  manyun melihat itu.

"awas yah, kalau Mita kenapa-kenapa, tak cabutin jambul kamu itu." ancam Bu Ina.

"Mamah, aneh banget, tega sama anak sendiri, emang aku muka penjahat wanita apa." protes Ikmal.

"Emang" jawab Vino.

"bukan gitu, Mita kan anak orang kalau kenapa-kenapa kan repot kita nya." ucap Ibu Ina.

"ya lah anak orang, kalau anak setan mana mau mama trima dia jadi babysitter nya Dini." ujar Ikmal.

Bletaaak. Bunyi kepala Ikmal yg di pukul dengan remote TV, "aww sakit Mas Vinoo" kata Ikmal berlari mengejar Vino yg sudah lari secepat kilat ke kamar.

"maaf ya Mita, meraka memang suka gitu." kata Bu Ina,
" Ga apa-apa, bu, nama nya aja anak muda." jawab Mita tersenyum.

Melihat tingkah konyol Ikmal dan Vino, Mita merasa kalau Mereka Itu Mirip Icez Dan Tata. Mita tersenyum.

"Mit, cepet napa, lelet banget, nanti keburu Dini bangun repot deh." omel Ikmal.

"Iya, sabar." kata Mita , "maaf tadi habis nyiapin bubur dudu buat Dini." Kata Mita.

Setelah berpamitan Mereka pun pergi.

"Mas, mending Mas Ikmal pulang aja, kan aku di salon nya lama." saran Mita.

"Udah ga Apa-apa, gue juga mau benerin rambut dikit." kata Ikmal.

Setelah dua jam, Mita pun selesai membongkar Rambut nya, dan rambut Nya kembali pendek.
Ikmal yg melihat itu Pun berkomentar.

"Gila, ganteng juga ternyata, hehe" goda Ikmal.

"apa'an si Mas Ikmal, bikin malu aku aja deh." ujar Mita dengan pipi bersemu merah.

"ya udah, cantik koh." ujar Ikmal.

Mita hanya tersenyum. " Mas Ikmal pulang aja dulu, aku masih ada perlu." ucap Mita.
"perlu apa? Gue anter yah." Tawar Ikmal.
"Engga usah, cuma mau beli perlengkapan bayi, buat Dini. Mas Ikmal pulang aja."

"Engga ah, gue ikut loe aja belanja, siapa tau belanjaanya banyak. Kan gue bisa bantu."

Mita berpikir sejenak. Lumayan juga. Kan belanja an nya lumayan banyak, tadi bu Ina juga Nitip ambil baju laundry an.. Batin Mita.

"Haloo_demen banget ngelamun." tegur Ikmal.

" Eh, Iya maaf, Ya udah boleh deh." jawab Mita gelagapan.

"Nah, gitu dong." ujar Ikmal dan langsung menarik tangan Mita, dan menggandeng nya menuju ke mobil.

#bersambung

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

coment-coment Vty, Mrz, Dlz