Selasa, 07 Juni 2011

Tentang Cinta Part 18

#part 18


"apa yg membuatmu marah, Sayang? Tanya Ikmal saat ia akhirnya memasuki aula dansa dan berdiri di samping tunangannya. "kamu masih kesal karena pertunangan kita di adakan di sini, padahal kamu sudah mempersiapkan semuanya di Bandung?"
" Icez menengadah untuk membelai pipi Ikmal. " Tidak, aku tidak bisa merasa kesal kepadamu. Semua karena Mitha. Dia baru saja meminta maaf kepadaku karena pernah berbohong tentang mu dulu, tapi aku tau dia tidak melakukanya dengan sungguh-sungguh, jadi apa maksud semua itu?" jelas Icez.
"Ikmal mengangkat bahunya. " Mungkin karena Dia ingin membuat Rio memenangi taruhan denganku,"  jawab Ikmal.

"Oh, iya, taruhan yg pernah kamu ceritakan itu, tentu saja!" Icez setuju dengan pendapat Ikmal, tetapi kemudian kerut di keningnya semakin dalam. " Tidak, dia tidak pernah mau membantu orang lain. Itu sama sekali bukan sifatnya yg biasa." Tegas Icez.

"kalau begitu, kenapa kamu meragukan ketulusanya?"tanya Ikmal
" Karena dia mengatakan bahwa dia merasa cemburu kepadaku." jawab Icez.
"lalu?"
"Tidakah itu aneh? Bagaimana mungkin dia merasa cemburu padaku." ucap Icez.
Ikmal tertawa."sangat mudah Icez,kamu ga sadar betapa mengagumkannya dirimu? Lagi pula, tidak perlu ada alasan untuk merasa cemburu. Hanya karena dia memiliki kecantikan yg luar biasa, itu tidak berarti dia tidak bisa merasakan keraguan atau ketidakamanan terhadap dirinya sendiri." terang Ikmal "kamu membelanya? Tanya Icez tidak percaya.
"Tidak, aku hanya membayangkan jika Rio memang benar bahwa Mitha sudah berubah menjadi orang yg sangat baru." jelas Ikmal.
"Jadi, Rio berpikir dia sudah memenangi taruhan itu?" tanya Icez.
"Iya, dan aku sengaja mengundang Mitha ke sini untuk membuktikanya dengan mata kepalaku sendiri. jadi di mana dia?" Tanya Ikmal.
" Kini ekspresi Icez berubah serius. " Dia memang terdengar sedikit emosional. Tadinya, aku menduga semua hanya pura-pura. Dia ahli melakukanya. Tapi, sepertinya, dia sengaja keluar dari ruangan ini untuk menengangkan diri _ jika kasus yg terjadi sebaliknya." ucap Icez.

**tadi, Rio dan Ikmal tertahan di lorong oleh teman lama ayah Rio. Ikmal berhasil menyelinap pergi dari sana lebih cepat, kemudian memasuki aula dansa. Namun, Rio tidak berhasil menemukan cara yg cukup sopan untuk memohon diri dari percakapan yg berlangsung selama hampir 10 menit itu. Jadi,saat akhirnya berhasil masuk ke aula dansa, Ia harus menoleh kesanakemari untuk mencari dimana teman-temanya berada. Tanpa sadar, Ia juga mencari sosok cewe berambut pendek yg sangat dikenalnya.
Namun, sial bagi Rio, ada beberapa remaja putri yg mengkrubutinya dan mengajak berdansa." mungkin mereka teman Mulan. Batin Rio
Rio hampir saja bersikap kasar, saat ada perempuan yg memaksanya berdansa. Sebelum adiknya datang untuk menyelamatkanya,dan menariknya menjauh dari mereka tanpa sempat mengucapkan basa-basi, hanya Dara yg bisa melakukan itu dan terkadang, adik perempuanya itu bisa berpura-pura tidak bersalah serta tetap memasang wajah ceria.

"Dara menyeretnya menjauh menuju ke dekat meja minuman, Rio mengambil gelas Sampanye. Dara tau diri untuk tidak mengikuti pilihan kakaknya, apalagi, dengan ada nya Rio di sana untuk mengawasinya, Dara mengambil gelas yg berada di ujung lain meja, yg sepertinya tidak mengandung alkohol.

"Seharusnya, loe bilang ke gue kalau mau datang, "keluh Dara, Dengan begitu, Gue ga perlu menyeret tante Tata untuk menemani, padahal dia sibuk dengan Icez. Dan sebelum gue lupa,tadi gue ngobrol sama Mitha. Loe pasti ga bakal percaya, tapi dia benar-benar bersikap baik kepadaku.. Nyaris membuat gue tercengang.. Oh, lupakan. Gue lupa gue kan masih ngambek sama loe." Dengan santai Dara pergi menjauh, meninggal kan Rio yg tergelak melihat tingkah adiknya. Rio merasa kasian dengan pria yg akan menjadi suami adiknya, Pria malang itu tidak akan merasa tenang." Rio membatin.

"Ahirnya,Rio melihat Ikmal dan Icez, tapi mereka sedang berdansa. Ia juga menemukan Mitha, saat cewe itu masuk ruang dansa kembali. Rio berjalan mendekati Mitha dengan cepat, Ia harus bergegas, melalui sudut matanya, ada sekitar 3 pria yg sedang merayu Mitha..  sial gue berlomba dengan mereka untuk bisa mendapat kan Mitha. Rio langsung menarik tangan Mitha ke lantai dansa.

"Setengah jalan menuju ke lantai dansa, Rio baru terpikir untuk bertanya, "Dansa, Sayang?" tanya Rio lembut. " dengan senang hati" jawab Mitha,
"aku akan mengambil kesempatan." Rio membimbing Mitha itu menuju ke lantai dansa.

"Pada saat menempatkan kedua tangannya di tubuh Mitha untuk berdansa waltz, Rio dipenuhi oleh semacam perasaan posesif  Terhadap wanita berambut pendek itu. Yg sebenarnya sangatlah menggelikan. Ia mungkin turun tangan langsung untuk mengubah Mitha, atau mungkin lebih tepatnya menghapus perangai buruknya, tetapi wanita itu bukanlah benda hasil kreasinya. Ia hanya membantu Mitha untuk mengeluarkan semua kualitas terbaiknya, yg sebenarnya memang sudah dimilikinya, hanya saja sudah lama terpendam."

"Merasa lebih baik,Mitha?" tanya Rio, saat melihat Mitha tadi memasuki ruangan dengan raut wajah tegang.

"Mitha menatap Rio dengan ekspresi penasaran."
__Gue ga sadar jika perasaan gue tidak baik." ucap Mitha

__Rio mengangkat bahu. " loe ga seperti diri loe yg biasa, saat loe baru masuk tadi."

**Oh, itu tadi. Gue baru bicara sama Icez, dan itulah yg membuat perasaanku tidak enak." Jawab Mitha.
Berjalan dengan buruk? Tanya Rio. "Yah, tidak, jika loe ingin tau, gue meminta maaf sama dia tadi." jawab Mitha.

"gue harap bukan karena gue." ucap Rio.
"Ga'lah, sejujurnya gue ngerasa lega,setelah melakukanya. Seolah-olah, ada beban berat yg baru saja terangkat dari bahuku. Gue mungkin akan merasa jauh lebih baik jika dia maaf'in gue." Terang Mitha.

Rio mengerutkan kening mendengar penjelasan Mitha. "Icez ga maaf'in loe? Itu tidak terdengar seperti dia."

"Tidak,loe salah paham. Dia mungkin akan memaafkan gue, hanya saja gue engga tinggal lebih lama untuk mencari tau apa dia maafin gue atau tidak. Gue takut jika gue merasa sedikit... Malu." ucap Mitha..
"Malu, ya?" ujar Rio, dengan wajah penuh pengertian. "loe tau, tidak masalah untuk mengakui bahwa loe menangis."
"Jangan menduga___"
"Jangan mulai bohong lagi, "potong pria ini dengan santai dan nada bergurau.

"Oh,diam loe. Jika gue ingin menyebut menangis dengan menggunakan nama lain, gue pasti akan melakukanya--- atau loe pengen liat gue marah lagi? Ancam Mitha.
Rio tertawa terbahak-bahak.
"Silahkan saja, sebut saja dengan nama apa pun yg loe mau." ujar Rio.


**Mitha berada di pelukan Rio lagi, tetapi rasanya tidak akan sama,seperti waktu di taman belakang itu. Karena di sini ada lusinan pasang mata mengawasi mereka. Terlebih lagi ini acara pertunangan, mantan pacar nya. Sungguh tidak pantas." batin Mitha.

"dansa pun selesai, karena acara pertunangan akan segera di laksanakan."

"loe ga takut, kalau papa gue liat loe sama gue tadi." tanya Mitha saat Rio membimbingnya menjauh dari lantai dansa.

"memang nya kenapa?" tanya Rio..

_ya kalau bokap gue salah paham, dan langsung nikanin kita gimana, apalagi waktu pas loe nyulik gue, loe bilang ke ortu gue, kalau loe mau ajak gue ketemu keluarga loe kan..? Yah dengan loe deket-deket gue.. Kaya gini pasti deh ada asumsi yg menjurus ke pernikahan." terang Mitha..

"Rio memutar matanya." ok ga usah takut. Toh cuma nikah, hahaha kata Rio tertawa menggoda Mitha..

"Rio mengajak Mitha menemui Ikmal dan Icez"

"Ikmal berada di belakang Icez, dengan tangan merangkul bahu tunanganya itu."
Siapa yg akan menyangka jika ternyata kedua orang itu saling jatuh cinta? Sebenarnya,mereka bisa dikatakan tidak cocok. Pria jakartj tampan dengan gadis desa yg manis, tapi tidak bisa di katagorikan cantik. Tapi, ternyata bakat Icez dalam menciptakan humor dalam situasi apa pun mampu merebut hati Ikmal. Awalnya, mereka mejalin pertemanan,baru kemudian  cinta tumbuh dari hubungan itu. Mitha sungguh berharap ia bisa melihat hal itu lebih cepat sehingga ia tidak perlu berbohong untuk meyakinkan Icez bahwa Ikmal hanya berusaha ingin membuat Mitha cemburu.
Sepertinya, Mitha pun berutang permintaan maaf pada Ikmal, atas semua asumsinya yg keliru dan membuat pria itu harus melalui pertentangan batin ketika pria itu berpikir akan menghabiskan seumur hidup bersamanya. Sebagai suami-istri. Namun, anehnya, semua masa tidak bahagia yg mereka alami mungkin akan memiliki akhir yg berbeda jika saja Mitha bisa lebih cepat membuka matanya, sebelum Mitha bertemu langsung dengan Ikmal.

"mereka mungkin saja saling jatuh cinta dengan tulus-- sungguh pemikiran yg di luar dugaan ! Semua itu mungkin saja terjadi jika saja Mitha,tidak terlalu mementingkan diri sendiri dan bertekad untuk mengakhiri pertunangannya dengan Ikmal. Atau, jika saja Ikmal tidak tersinggung dengan hinaanya dan termakan omongan orang lain. Jadi,meminta maaf pada Ikmal karena telah membuat pria itu membencinya, mungkin bisa di artikan bahwa ia merasa menyesal karena Ikmal telah menemukan cinta sejatinya dalam diri Icez, bukan dalam dirinya.

"Kali ini, Icez tersenyum kepadanya. Dengan perasaan lega sekaligus senang, Mitha membalasnya. Tapi kemudian, Mitha menangkap tatapan ngeri Ikmal dan Mitha berniat untuk menenangkannya.

"Halo, Ikmal," ujar Mitha, hampir terlihat Malu-malu. "aku terkejut kalian mengadakan pesta pertunangan di sini,dan mengundang ku."

Kami hanya menuruti tante ku,,jawab Ikmal.

"Selamat atas pertunangan kalian," tambah Mitha kepada Ikmal. "aku sangat bahagia untuk kalian berdua" ucap Mitha tulus.

"Aku pasti sudah gila," ujar Ikmal dengan nada tak percaya, " kamu tulus mengatakan itu, iya kan?"

Itu sebenarnya bukanlah pertanyaan,tapi Mitha tetap menjawabnya, "aku dan kamu mungkin bisa menjalani hubungan yg lebih baik jika saja kita tidak 'dipaksa' untuk bertemu. Tapi, aku tidak ragu bahwa Icez adalah yg terbaik untukmu. Dia pasti akan menjadi istri yg jauh lebih baik daripada aku." ucap Mitha

"Ikmal menolehkan wajah tidak percaya ke Rio. "gue nyerah,sobat. Gue ga perlu mendengar lebih banyak lagi untuk merasa yakin bahwa Mitha sudah berubah menjadi jauh lebih baik. Ini adalah satu-satunya taruhan yg membuat gue rela dikalahkan loe." ucap Ikmal.

"Mitha mengerutkan kening, tapi apa yg dikatakan oleh mantan tunanganya itu tidak bisa langsung Ia mengerti maksudnya. Sampai Ia melihat Rio meringis.

"Itu hanyalah bentuk pujian atas keberhasilanmu, Mitha,"
Ujar Rio berusaha memberi penjelasan.

Namun,Mitha seolah-olah tidak mendengar penjelasan itu dan berkata," TARUHAN? jadi, semua ini hanya karena taruhan? Loe membuat gue menjalani semuanya hanya untuk memenangi taruhan?"

"sama sekali tidak seperti itu, Mitha."
"Benarkah?"
"Tidak," Rio kembali meyakinkannya. " gue tau loe bisa berubah, semua orang pasti bisa berubah. Taruhan itu hanyalah reaksi gue untuk menanggapi sikap skeptis Ikmal."

**Mitha menoleh ke arah Ikmal, dan melihat pria itu juga meringis. Icez lebih terlihat malu. Karena perbuatan tunanganya? Atau, karena Mitha telah menyebabkan semua mata tertuju pada mereka dengan meninggikan suaranya?

Kini,mereka menjadi tontonan tamu undangan, bahkan Pamela dan Dani pun menatap bingung melihat keributan yg di buat putrinya. Dan bertanya apa yg terjadi.

Mitha tidak menjawabnya.yg ada di dalam pikiranya saat itu hanyalah bayangan Rio dan Ikmal yg tertawa bersama karena berhasil mengelabuinya dengan taruhan itu. Mereka bersenang-senang di atas penderitaan gue!! Semua hal yg dipikirkannya, sumua hal yg dikatakan Rio kepadanya, semua itu hanyalah kebohongan?

"tatapan yg diberikanya kepada Rio setengah terluka.setengah marah. " kata loe,semua itu demi kebahagiaan gue? Padahal, semua itu hanya untuk mendapatkan uang taruhan, dengan mempermainkan gue! Ya Tuhan, loe adalah pembohong besar!"
"Mitha,gue berani bersumpah bahwa---"

Mitha tidak lagi mendengar penjelasan pria itu. Ia sudah berlari keluar dari ruangan itu, dengan orang tuanya yg ikut berlari mengejarnya.

Apa yg terjadi? Tanya Pamela pada putri nya setelah ia berhasil masuk mobil dan hampir terjepit pintu mobil, bahkan Dani pun harus meloncat, dan meninggal kan supir mereka,karena Mitha yg mengambil alih setir nya..

*Melihat Mitha menangis, Dani pun mendorong Mitha kebelakang dan mengambil alih setir mobil.

"Ada apa Mit? Apa kamu tadi berantem sama Ikmal? Apa Ikmal membuat kamu sama Rio berantem? Karena Ikmal merasa di hianati? Tanya Dani.
Mitha menoleh ke papahnya. " ngaco, papa ngomong apa si? Ga usah di bahas ah, Mitha mau pulang, cepet!! Bentak Mitha.. Pamela hendak menegur,tp Dani mengedipkan mata ke arahnya," dan tersenyum maklum.

"Rio berdiri di ambang pintu depan untuk menyaksikan mobil Mitha yg menghilang di balik tikungan. Ia hanya tertinggal beberapa saat di belakang wanita itu karena terdiam cukup lama untuk memelototkan mata kepada Ikmal. "terimakasih banyak, Sobat" kata Rio jengkel..

"Mitha ga tau tentang taruhan itu?" tanya Ikmal.
"Jelas saja Mitha ga tau. Emangnya, loe lihat label idiot tertempel di kening gue? Sembur Rio, _Tidak_
"Yah,tunggu aja bentar lagi, gue ga ragu, label itu pasti akan muncul sekarang."

"Tapi,apa pedulinya jika kita membuat taruhan? Dia sudah berubah. Dia tidak lagi menjadi wanita pendengki yg di benci semua orang." ujar Ikmal

"Mitha berubah untuk alasan yg bagus, dan, sekarang Mitha akan berpikir dia berubah untuk alasan yg salah. Anggapan itu akan membuat semua usahaku selama ini menjadi sia-sia" kata Rio

"kalau begitu, kejar Mitha, sobat, dan jelaskan yg sebenarnya. Loe jangan bertahan di sini hanya untuk menghajar gue dan membuat gue babak belur di hari pertunangan gue."

"Rio tiba di rumah Mitha sepagi mungkin, tapi tetap masih bisa di anggap cukup layak untuk bertamu. Namun, ia harus pulang dengan tangan hampa. Saat menemui orangtua gadis itu, Rio menjelaskan semuanya. Dan mereka maklum. Lalu mempersilahkan untuk bertemu dengan Mitha,
Tapi hanya mendapat lemparan Gelas,dari Mitha, untung saja sempat menghindar dan gelas pun hanya mengenai tembok. dan bantingan pintu kamar yg cukup keras.. Menandakan bahwa Mitha masih marah.

Orangtua Mitha hanya mengangkat bahu saat melihat itu dan berkata, "sabar Rio, mungkin Mitha masih marah, coba km datang lain waktu saja,dan menjelaskan semua nya sendiri. Om dan tante tidak bisa membantu."

"Rio hanya tersenyum lemah,dan pergi meninggalkan rumah Mitha.


#bersambung

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

coment-coment Vty, Mrz, Dlz