Senin, 20 Juni 2011

Maaf Aku Mencintaimu Part 3

#part 3


Hari ini Mita berangkat ke yayasan untuk belajar menjadi babysitter kepada tante Pemm.

"Gue pasti bisa, kalian jangan khawatir, Ok.?" ujar Mita pada ketiga sahabat nya.

"semangat ya Mita, kita slalu ada buat loe. Inget itu." ucap Puri manja dan memeluk Mita.

"dan jangan lupa tetep kasih kabar ke kita, kalau entar loe dapet kerja." ujar Icez.

"Mit, kalau loe ga kuat. Loe bilang yah ke gue, ngurus anak kecil tuh gampang-gampang susah." nasehat Tata.

"Ya ampun, sahabat gue yg cantik-cantik. Gue ini mau jadi babysitter bukan mau ke medan perang." canda Mita.

"Nih buat loe." Icez menyodorkan hp baru ke Mita.
"buat gue? Ko ngasih hp kenapa?" tanya Mita bingung.
"Ya supaya kita tetep bisa saling kabar lah, loe kan ga ada hp. Barang sepenting itu loe tinggal." omel Icez.
"Makasih ya Iceeez." ucap Mita dengan tawa bahagia.

Setelah bertemu tante Pem, ketiga sahabat nya itu izin pulang, dan meninggal kan Mita.

"Nah, untuk sementara, kamu coba urus anak ini." Pinta tante Pem.

"Ini anak siapa Tan.?" tanya Mita bingung.

"Dia anak panti, Tristan namanya." Terang Pemm.

"Oh, ok deh Tante, aku siap".

Mita menatap anak berusia 2 tahun itu. Lucu, kulit nya putih bersih dan tidak terlihat seperti anak panti.

>Mirip Kevin<  batin Mita.

Walaupun Mita kerap menunjukan sikap tidak suka pada Kevin, tapi Mita sebenarnya sangat menyayanginya.
Mita selalu menyempat kan menggendong atau sekedar bermain.dan membelikan mainan.
Tentu saja semua perhatianya di tunjukan bila Kevin menginap di rumah. Dan tidak ada orang.
Sifat pelupa Ibunda nya, menjadikan Mita lebih mudah memberikan hadiah, karena Dara dan Ijal mengira semua mainan di dapat dari Ibunda nya.

Mita tersadar dari lamunan nya, saat tangan kecil Tristan menarik baju nya.

"Kenapa? Minta gendong?" tanya Mita dengan logat di buat seperti anak-anak.

Mita menggendong Tristan dan membawa nya ke kamar.

"Mita jangan ngelamun dong! Untung yg kamu pegang boneka. Kalau bayi beneran, sudah kehabisan nafas tuh dari tadi di air," tegur Tante Pem. Halus tapi mengena, membuat Mita langsung bangun dari lamunan.

Lagi-lagi Mita melamun, ini sudah hampir 3 minggu Mita berlatih.
Dan hari ini adalah latihan memandikan bayi.

Mita melirik boneka di tangan nya yg tercebur seluruh nya ke dalam bak tempat mandi bayi.

"Maaf" kata Mita nyengir sambil menarik boneka itu keluar.
Terdengar cekikikan calon-calon babysitter lain.

"konsen dong, Sayang" kata tante Pem sabar.

Mita hanya mengangguk malu. Dan pelajaran hari ini pun selesai.

Pelajaran terahir adalah menjaga bayi dan melatih kesabaran. Dan anak-anak panti yg dulu ada di tempat pelatihan pun datang lagi.

"Mama" panggil anak kecil yg sudah tak asing buat Mita. Tristan, dia memang memanggil Mita dengan sebutan Mama.

Mita mendekati Tristan dan menggendong nya.

"Halo adik kecil, apa kabar?" tanya Mita, yg tentu saja hanya mendapat jawaban senyuman dan tingkah manja dari Tristan.

Pelatihan sudah usai, kini Mita akan di tempat kan di keluarga yg mempunyai 2 orang anak, di bandung.

Sebelum pergi, Mita meminta pada tante Pemm untuk pergi jalan dengan ke tiga sahabat nya. Itung-itung buat perpisahan. Dan tante Pem memberi 1 hari untuk Mita senang-senang, sebelum berangkat ke Bandung.

Saat sedang mengemas barang, Mita menemukan album foto yg dia bawa dari rumah. Mita pun tergerak untuk membukanya.

Tampak foto diri nya Dara dan kedua orang tua nya, di dalam foto itu, tersenyum bahagia, foto yg di ambil saat Mita masih SMP. dan sebelum tragedi itu terjadi. Tanpa sadar Mita menitikan air mata nya.

" Aku janji, akan mengembalikan senyum itu." batin nya.

Masih tersimpan rapi di benak Mita, kejadian memilukan yg mengubah hidup nya, dan keluarga nya terutama adik nya. Dara.

Saat itu Mita masih duduk di bangku SMA kelas II, sedangkan Dara SMA kelas I, Mereka memang cuma terpaut 1 tahun saja.

Ijal adalah teman 1 kelas Mita, dan tanpa sepengetahuan Mita, dia menjalin hubungan dengan Dara.

Sore memilukan saat Dara tiba-tiba berada di kamar nya dengan raut muka galau..

"Ka Mita, aku_aku_aku..." ucap Dara terbata-bata, Dara tidak melanjutkan kata-kata nya dan langsung memeluk Mita lalu menangis.

Mita yg panik melihat tingkah adik nya itu pun melepaskan pelukan dan Memegang pundak Dara dan menatap nya.

"ada apa?" Tanya Mita
Dara tidak menjawab. Tapi justru menyodor kan tes pack. Pada Mita.
Mita yg bingung pun langsung mengambil nya dan.
"Positif" ucap Mita, tiba-tiba raut muka nya berubah marah.

"kamu..!!" bentak Mita
Dara hanya menunduk.

"Dar, liat kaka.. Siapa yg ngelakuin ini." Mita bertanya setengah emosi.

"Ijal." Dara menjawab dengan sesenggukan.

"APA" Ucap Mita kaget. "sejak kapan kalian.__ oh Tuhan. Dara, otak kamu di taro di mana sih, dan sejak kapan kamu merahasiakan sesuatu dari kaka." Mita merosot lemah di lantai.

"maaf'in aku ka, aku khilaf." Dara menunduk lesu.

"Berapa bulan?" tanya Mita akhirnya.

"satu" kata Dara pelan.
"terus kalau sudah begini gimana? Kenapa kamu ga crita ke kaka sih." keluh Mita.

"aku minta maaf,Ka, Aku takut." ucap Dara.

Mita menghela nafas. " sekarang rencana kamu apa"

"aku engga tau ka, aku bingung, bagaimana ngomong nya ke papa dan mama," Dara berhenti sejenak dari ucapan nya dan melanjut kan.
"apa aku aborsi aja." ujar Dara.

Mita menajamkan tatapan nya Pada Dara. Yg membuat adik nya itu gemetaran.

" kamu udah gila? Mau nambah dosa lagi, cukup 1 dosa saja Dara. Dengan kamu aborsi, sama aja kamu ngebunuh anak kamu sendiri." ujar Mita penuh emosi.


Mita mengepalkan tangan dan bangkit berdiri lalu keluar dari kamarnya.

"Kaka mau ke mana?, ka tunggu" panggil Dara.

Tapi Mita tak mempedulikanya, dia langsung pergi dengan motor Ninja nya dengan kecepatan penuh.

Dara panik, ia tau persis sifat kaka nya bila sedang emosi.

"Ka, tolong susul ka Mita di sekolahan, tadi dia bawa motor ngebut banget, Dara takut." ucap Dara di tlp. Kepada salah satu sahabat dekat Mita.

Sesampai nya di sekolahan, Mita langsung menuju ruang osis, tempat di mana Ijal sedang rapat osis.

Braaaak suara pintu yg di buka paksa oleh Mita, sontak membuat seluruh orang yg ada di dalam ruangan kaget.

"Heh!! Kalau masuk ketuk pintu dulu, ga punya sopan santun banget sih." teriak Aang pada Mita.

Namun, Mita tak mempedulikan protesan Aang, ia langsung menuju ke tempat duduk Ijal dan. buukkkk. Tinju an Mita yg cukup keras mendarat tepat di pelipis kanan Ijal.

"Mit, ada pa sih." tanya Aang bingung, saat Aang mencoba membantu Ijal bangun.

Mita tak mempedulikan dan menarik Ijal, lalu mencengkram krah baju Ijal, dan meninju bagian perut Ijal berkali-kali, membuat Ijal memuntah kan darah.

"Ini pelajaran dan balasan buat loe, Cowo BRENGSEK..!! teriak Mita.

Saat Mita akan memukul Ijal, tiba-tiba, Tata berteriak. "MITAAAA CUKUP.!!" Tata mendekat ke Mita, " loe mau bunuh orang? Emang ga bisa apa ngomong baik-baik." bentak Tata.

"cowo kurang ajar kaya dia itu ga bisa di kasih baik-baik, TATA.." sembur Mita.

Puri yg berada di dekat Tata, diam mematung, melihat darah berlumuran di muka Ijal, dan di tangan Mita.

Sementara Ijal hanya diam tanpa perlawanan.. Dia menyadari emosi Mita, dan dia tau pasti akan mendapat ini dari Mita.

Mita mendorong Tata hingga mundur beberapa langkah dari nya. Melihat itu Icez yg dari tadi hanya melihat akhirnya turun tangan.

"Mit, pliss gue mohon loe tenang yah__" ucapan Icez terpotong saat tidak sengaja melihat benda yg di genggam Mita.

Icez ternganga, dan seketika wajah nya berubah murka, lalu mendorong Mita dan merebut Ijal, bukan untuk melerai tapi justru Icez memukuli Ijal dengan penuh emosi.

" dasar cowo kurang ajar,brengsek, bajingan." maki Icez pada Ijal.

Seisi ruangan pun jadi bingung dengan sikap Icez, begitu juga dengan Mita.

"Cez,cukup, loe kenapa mukulin dia juga." ucap Mita.

"Gue ga rela dia nyakitin loe, dia ngancurin masa depan loe." jawab Icez

Mita maklum, dan berkata, "bukan gue, tapi Dara" kata Mita.
Sontak membuat Icez malu dan mundur dari hadapan Ijal.

Mungkin bila, di keadaan lain, Mita akan tertawa melihat tingkah Icez yg grasa-grusu. Tapi tidak untuk situasi ini.

Mita pun kembali menatap Ijal, ia hendak melancarkan serangan nya, saat tiba-tiba tubuh nya di tarik dari belakang dan di angkat paksa.

"heh, turunin gue.!" bentak Mita.

"ga akan" jawab cowo itu santai, dan membawa Mita pergi. Tata lega, setidak nya cowo itu bisa dan selalu bisa menenangkan Mita.

Setelah sampai di taman sekolah.

"Tadi Dara tlp gue, kata nya loe ngamuk, ada apa?" tanya cowo itu dan menurun kan Mita dari gendonganya.

"Ini," Mita menunjukan benda yg membuat, cowo itu mengerutkan kening. "punya Dara, bukan punya gue." lanjut Mita.

"Kamu yg sabar ya, kita cari jalan keluar nya. Ok" katanya lembut.

Mita mengangguk dan memeluk nya. " gue takut, tadi Dara bilang ingin aborsi, gue emang bukan kaka yg baik." ucap Mita sambil menangis. Tanpa sadar Mita memasukan tes pack ke dalam saku celana nya.

"bukan salah loe, ini semua sudah terlanjur terjadi, yg kita butuh hanya tanggung jawab Ijal."

Lamunan Mita terhenti saat pintu kamar nya di ketuk.

"Masuk" jawab Mita.

"tante, ada apa?" tanya Mita
"Ini, tante mau kasih buku, kamu baca yah, biar tambah tau tentang bayi." terang Pem, seraya menyodorkan Beberapa buku pada Mita.

"makasih tante" ucap Mita.

"iya, sekarang tidur gih udah malem." ujar Pem.

"ok, selamat malem tante."
"malem juga, selamat tidur."

"huft, cape nya" keluh Mita.

Saat Mita berjalan menuju ranjang, dia menemukan foto yg jatuh dari album.
Di pandangi nya foto itu.

"kamu selalu bisa buat aku tenang, dan nyaman, seandai nya kamu ada di sini, aku ga akan sekacau ini." batin Mita.

Mita meraih hp dan menelpon Tata.

"Ta. Besok loe kesini aga pagi'an ya, gue mau minta loe anterin gue." ucap Mita pada Tata di tlp.
"Ok." jawab Tata dan menutup tlp, karena dia sedang menerima tlp lain jadi buru-buru.

"Aneh nih anak." batin Mita.


"beneran Mit, loe mau ke rumah loe?" Tanya Tata bingung.

"Iya, tapi cuma liat dari jauh aja ya,Ta." pinta Mita.

Tata pun mengangguk paham dan melajukan mobil nya ke rumah Mita.

"loe yakin mau di sini aja, ga mau masuk?" Tanya Tata.
"engga, liat dari sini aja."


Dari kejauhan nampak mobil Dara keluar dari gerbang rumah itu. Mungkin Dara menyadari ada mobil Tata di seberang jalan. Lalu Dara pun menghampiri mobil Tata.

"Mampus, Tuh anak ngapain lagi pake nyamperin ke sini." ujar Mita panik lalu melompat ke kursi belakang dan meringkuk untuk bersembunyi.

"ka Tata, sedang apa di sini?" Tanya Dara.
Tata pun menurunkan kaca mobil nya. "cuma kebetulan lewat, Dar." dusta Tata.

"Kamu apa kabar? Gimana keadaan Rumah?" ucap Tata basa-basi.

"Ya begini aja Ka, sejak Ka Mita pergi mamah jadi sakit, apa ka Tata beneran ga tau ka Mita di mana." kata Dara lemas.

"maaf ya, Kaka ga tau." jawab Tata dengan mimik muka menyesal.

"ya udah, Dara pergi dulu yah, mau nebus obat buat mama." pamit Dara.

"hati-hati ya, salam buat Tante." ucap Tata.

Dara mengangguk lalu pergi meninggal kan mobil Tata.

Mendengar Ibu nya sakit Mita ingin sekali keluar dan berlari menemui Ibu nya, namun pikiran dan tekad nya sudah matang. _tahan Mita kamu pasti bisa, Mama Mita kangen._ucap Mita dalam hati.

" Udah yuk, kita temuin Puri Sama Icez." ajak Mita, masih dalam ke adaan meringkuk dan suara yg bergetar.

Tanpa menjawab Tata langsung menjalan kan mobilnya, meninggal kan komplek perumahan tempat Mita tinggal.

"Mit, loe mau makan apa?" Tanya Icez, dengan muka meledek, jelas-jelas tempat makan yg mereka datangi cuma kedai baso dan makanan ny pun cuma baso.

"Mau, daging gajah panggang." gurau Mita.

" Ok, mbaaak, pesen baso 3 mangkok yah, yg satu daging gajah plus es kodok yah, lagi Ngidam Nih." Teriak Icez pada mbak-mbak penjual baso. Si mbak ny cuma senyum melihat kekocakan Icez.

"Icez, gue pasti kangen banget deh sama tingkah konyol loe itu." ucap Mita.

"Aduh, ayang ku aku nya jadi deg-deg an nih. Hehehe." ucap Icez genit.

Mita pun melihat gelagat mencurigakan dari sahabat nya itu dan Mita menunduk. Dan benar saja, Icez melemparkan serbet ke arah Mita, tapi meleset dan mengenai, pengunjung yg berada dekat meja mereka.

"upss.. Mampus." ucap Icez panik.

"kalau mau lempar-lemparan jangan di sini tapi luar sana." semprot orang itu dan melemparkan serbet tadi ke meja tepat di depan muka Icez.

"maaf,bu." ucap Icez dengan muka polos tanpa dosa.

Mita,Tata,Puri pun hanya cekikikan melihat kesusahan Icez itu.
"Mit, ke salon yuk manjangin Rambut loe." ucap Puri mengejut kan.

"hah, ga mau." teriak Mita
"harus mau,kamu juga harus melepas atribut kamu itu," ujar Tata. Dan menunjuk ke beberapa tindikan di wajah Mita.

"dan belanja baju yg cewe banget, tenang gue deh yg bayarin." cerocos Icez sok bos banget.
Mita pasrah, dan setelah selesai belanja, Mita ke salon. Setelah beberapa jam Mita pun keluar.

Tatapan kagum dari ke tiga sahabat nya itu pun terlihat jelas di raut muka mereka.

"cantik banget kamu Mit." seru Icez

"iya cantik beneran deh, gue jadi minder nih." goda Tata.

"Mit, pake ini deh." ucap Puri menyodorkan baju model terusan selutut dan di rangkap rompi lengan pendek.

"Hah, harus ya." tanya Mita.
"Yups, biar nanti bos loe percaya kalau loe cewe." ujar Icez cekikikan.

"Iya deh." Mita pasrah.

Mita semakin terlihat cantik, apalagi kulit mulus nya itu tampak bersinar. Mita juga baru di paksa buat, Waks bulu kaki dan tangan oleh Icez.

"wah ayangku mirip Barbie." puji Icez. Mita pun tersenyum.

"balik yuk, udah malem." ajak Mita.
"Ok" jawab Tata.


Mita pergi ke bandung. Dan setelah sampai tempat tujuan.

"Nah, Mita ini anak yg akan kamu urus." ucap Bu Mulan, bos nya Mita.

"yang besar namanya Al, dia masih kelas 1 sd, jadi kamu juga harus ajari dia, dan Ini Miela dia masih 3 tahun. Kamu hati-hati kalau pegang dia" Ucap Mulan panjang lebar.

"Iya bu." jawab Mita.

Satu minggu kerja di tempat ini bagai satu tahun buat Mita.

Anak pertama nya, Al, sungguh nakal, dan susah di atur.

Hari pertama mengasuh Mita sudah di tendang-tendang sama Al, karena hobi nya main PS, dan tidak suka belajar. Saat di suruh belajar, Al pun mengamuk.

Sedangkan Miela, anak kecil yg susah makan dan sangat rewel. Hari pertama Mita menyuapinya malah justru Mita harus merasakan semburan sup ikan yg amis dari bibir mungil Miela itu.

"Sabar ya, Miela emang susah makan, mba." ucap Lastri, pembantu rumah itu.

"kalau Al juga sifat nya kaya gitu?" tanya Mita.

"Iya, paling nurut kalau ada papa nya saja." terang Lastri.

"emang nya, Bu Mulan ga mengurusin apa?"

"boro-boro, mba, orang Ibu mah bisa nya cuma ngrumpi sama arisan aja, diam di rumah ya kalau ada Bapa." ucap Lastri.

Pantes aja anak nya bandel gini, ga di urus sih, sama Mama nya. Batin Mita.

"maklum lah, bu Mulan kan masih muda."

" Emang nya kalau ada pak Dani, engga di larang gitu, pergi-pergi engga jelas." ujar Mita.

" ya gitu deh." jawab Lastri lalu pergi ke belakang mengambil lap.


Sedikit demi sedikit, Mita pun berhasil mengambil hati Al, dan Miela. Setidak nya, dengan mereka bisa bersikap baik dan ramah pada Mita membuat Mita bisa melupakan betapa judes nya Ibu Mulan itu.

"mba Mita, kita gambar lagi yuh, sama belajar nulis." ucap Al semangat setiap habis pulang sekolah.

" Mba, Mita.. Maem.." ucap Miela manja..

Begitu lah setiap hari nya, Lastri jg sampai bingung, padahal kata nya tidak ada Babysitter yg bertahan 1 minggu itu waktu yg cukup lama. Bahkan ada yg cuma 1 hari saja lalu minta pulang. Tapi kini Mita sudah bertahan 1 bulan lama nya . Tentu saja penuh perjuangan besar dan kesabaran extra.

"Mit, anak-anak sudah tidur?" tanya Pak Dani

"sudah pak." jawab Mita.

Mita melihat pak Dani, sepertinya beliau sedang mengerjakan tugas kantor. Mita pun bertanya.

"Lho, Bapa ko masih kerja? Emang nya bapa kerja apa, sampai di forsir gitu.?" Tanya Mita.

"perusahaan periklanan" jawab Dani.

"Oh," Mita mendekat, setidak nya pekerjaan itu tidak lah asing buat Dia, karena Ayah nya juga memiliki usaha seperti itu.

"Memang nya ga bisa nunggu besok ya, sampai harus di lembur gini." Tanya Mita lagi.

"Ini kontrak penting banget, perusahaan yg mengontrak saya ini perusahaan besar. Tentu saja harus benar-benar di teliti banget." ujar Dani.

Mita mengambil lembaran kertas berisi skesta, " produk shampo" ujar Mita.

Tanpa sadar, Mita mengambil kertas dan mulai menggambar, terus memberi keterangan di kertas lain nya, hingga menjadi proposal yg tertata rapi, Mita melakukanya hanya dengan waktu 25 menit. Melihat itu Dani pun heran.

Dani mengambil kertas proposal dari tangan Mita dan membaca nya.

" Wah, Mit kamu hebat juga ya, rapi sekali detail banget, bapa saja tidak Mungkin bisa se jelas ini. Dan butuh waktu semalaman buat mikirin ide, eh kamu cuma dalam hitungan Menit." ucap Dani terkagum-kagum.

Mita pun gelagapan, _gawat bisa ketauan gue_ batin Mita.

"biasa saja pak, maaf sudah malam saya kebelakang dulu. Permisi." pamit Mita.

Tanpa Mita sadari, Mulan melihat Mita dan Mulan pun merasa takut, kalau Mita itu akan menggoda suami nya

Sejak melihat Mita malam itu bersama suami nya, sikap Mulan pun sangat keterlaluan, lebih parah dari biasa nya, seperti nya apa pun yg di lakukan Mita itu salah.

Apalagi Al dan Miela juga lebih menurut pada Mita.

" Al ga mau bobo sama mama! Al mau bobo sama mba Mita saja. Pokok nya Al mau sama mba Mita." Teriak Al.
"nggak boleeh!!!" suara bu Mulan terdengar nyaring memekakan telinga.

"Al mau sama mba Mita.!! Mba Mita.." Al menangis keras.

Mita sudah hendak berlari ke dalam untuk memeluk Al kalau saja tangan Lastri tidak mencengkeram nya. Mita menoleh dan mendapati Lastri menggeleng kan kepala.
"jangan ikut-ikut nanti tambah ribut!" Bisik nya.

"Kalau Al tidur sama Mba Mita, Al bukan anak Mama" suara Mulan mengancam.
"Biarin! Al anak nya mba Mita!"
"Ya sudah! Mama ga akan belikan Al mainan lagi! Miela saja yg mama belikan! Mitaaaa! Mana Miela."

Lastri cepat menyodorkan Miela yg tengah di pangku nya pada Mita.

"Eh?, aku yg mesti kasih ke Bu Mulan? Gila apa? Dia jelas-jelas lagi mengamuk gitu." protes Mita

"MITAAAA!"Teriak Bu Mulan lagi.

Mita berlari ke dalam sambil menggendong Miela.

"Lama amat sih" semprot Bu Mulan.
Miela yg tengah tertidur bangun karena kaget dan menangis.

"hati-hati dong." kata Bu Mulan, ketus sambil  bergerak mengambil Miela.

Tiba-tiba Miela mencengkeram lengan Mita kuat-kuat dan menolak di ambil ibunya. Susah payah Mulan menariknya,tapi tangisan Miela semakin keras. Miela menyembunyikan kepala nya di dada Mita.

"Mungkin Miela kaget Lan." terdengar suara pak Dani.
"kamu si teriak begitu. Tunggu saja sebentar, biar di gendong Mita dulu."

"nggak bisa!" teriak bu Mulan lagi. Miela semakin mengamuk dan mencengkeram Mita semakin keras.

"Kamu!" akhirnya Bu Mulan berhenti memaksa Miela. Sebagai ganti nya ia malah menuding Mita.

"kamu yg bikin anak-anak nggak mau sama saya, heh! Kamu racuni apa mereka? Kamu pengaruhi apa? "

"Mama!" tegur pak Dani. "Mita kan sudah banyak bantu...."

"Jangan ikut-ikutan bela dia!" Bu Mulan ganti mengalihkan plototan ke arah pak Dani.

"atau papa juga sudah kena pengaruh dia? Begitu? Papa juga lebih pilih dia daripada mama?"

"Nggak begitu, Ma."

"Kamu ya!" Mulan berbalik menatap Mita. "sampai suami saya juga mau kamu ambil? Ha? Dari awal saya sudah curiga kamu cewe ga bener. Cewek penggoda! Nggak tau terimakasih! Besok kamu pulang! Saya ga mau lihat kamu lagi di sini.

"Ma!" pak Dani bergerak mengejar istri nya yg berjalan dengan kasar ke kamar.

Mita tercekat. Di belakang nya Lastri menutup mulut dengan kedua tangan nya, terlihat shock.

"Mba!!" Al berlari memeluk Mita.

Pagi hari sebelum Al dan Miela bangun Mita sudah berkemas. Lastri pun menatap Mita penuh Iba.
"kamu yg sabar ya." ucapnya tulus.

"Iya, aku pulang dulu yah, semoga kapan-kapan kita bisa ketemu." ucap Mita dan memeluk Lastri.

Di luar, Pak Dani sudah menunggu, bu Mulan masih tidur, pak Dani orang yg sangat baik.
"Mita, maaf kan atas kelakuan istri saya." ucap Dani dengan wajah menyesal.

" iya pa ga papa," jawab Mita

"ini tiket trevel, dan ini sedikit dari saya, ucapan terimakasih atas semua bantuan kamu. Selama bekerja di sini., dan terimakasih juga bantuan kamu yg waktu itu." ucap Dani.

"Iya, pak terimakasih, saya pamit dulu." ucap Mita.

" aduh gue pasti kangen banget, sama Al dan Miela." ucap Mita lirih.
Dan mobil yg membawa Mita pun melaju mulus di jalanan kota bandung menuju jakarta.


#Bersambung

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

coment-coment Vty, Mrz, Dlz