Selasa, 19 Juli 2011

#MY SWEET DREAM#

By: Wahnyun Mrz Dya

***
"waktu terus berlalu tanpa ku sadari yg ada hanya aku dan kenangan
Tak pernah ku mencoba tuk mengisi hati ku dengan cinta yg lain
Kan ku biar kan ruang hampa di dalam hati ku.
Bila aku harus mencintai dan berbagi hati itu hanya dengan mu namun bila ku harus tanpa mu akan ku arungi hidup tanpa bercinta____" Mita yg sedang menyanyi tiba-tiba berhenti karena suara keras dari seorang gadis manis.

"wow__pagi-pagi udah ngamen aja loe." ucap Chua *kotak*

"ah loe Chu, ganggu aja." protes Semy *samuel rizal*

"ga tau apa orang lagi romantis-romantisan,maen nimbrung aja kaya lalet" semprot Mita sekenanya.

"hehehe, maaf preeen.. Gue ada kabar bagus nih buat kalian." ujar Chua semangat.

"apa'an Chu? Loe punya cowo baru yah?" tanya Mita malas-malas'an.

"lebih dari itu." jawab Chua penuh misteri.

"oh, loe dapet suami, selamat yah." ucap Semy seraya menyodorkan tangan ke Chua.

Chua menampik tangan Samy.
Dia duduk bersila dan kedua tangan nya di lipat ke depan, bibir nya di manyun kan. Itu khas Chua bila sedang kesal.

"napa Chu? Ko kesel gitu, kata nya ada kabar bagus?" tanya Mita.

"gimana gue engga bete coba, kalian males-malesan gitu denger kabar dari gue." jawab Chua dengan nada emosi.

"iya deh, maaf, emang ada kabar apa'an sih." ucap Semy sekarang dengan posisi duduk menghadap Chua.

"Gue di terima di UI, dan gue bisa ikut lagi program beasiswa, asal nilai gue di atas rata rata." ucap Chua penuh semangat, mata nya berbinar tanda ia sedang bahagia.

Mita langsung memeluk sahabat nya itu. "ah selamat ya Chu, loe pasti bisa dapetin beasiswa loe lagi." ucap Mita tulus.

"selamat ya,sayaang," ucap Semy sambil mengacak-acak rambut Chua.

#pemerjelas cerita.

Mita, Chua,dan Samy. Mereka adalah sahabat baik sejak SMP. walau mereka dari keluarga yg berlatar belakang berbeda. Tapi rasa sayang dan cinta antara satu sama lain. Bisa membuat mereka bertahan hingga persahabatan mereka sampai usia 6 tahun.

Mita, dia hidup sebatang kara. Dia hidup di panti asuhan sejak masih ber umur 6 bulan.

Chua, anak ke dua dari 4 bersaodara, cewe mandiri yg selalu ceria,, dan tidak pernah menyusahkan orangtua nya. Justru Chua bisa di bilang tulang punggung keluarga,setelah kaka nya menikah. Karena papa Chua sudah tua dan Chua tidak tega melihat ayah nya banting tulang untuk mengidupi nya, ibu nya dan ke 2 adik nya. Benar-benar anak yg berbakti.

Samy. Anak orang kaya dia anak tunggal. Tapi harta tak membuat dia tumbuh menjadi anak yg manja, justru dia bekerja dan membuat usaha sendiri ketimbang meminta uang dari orang tuanya.

Mita Chua dan Sammy asli bandung, dan sejak SMA, Mereka ke jakarta.

Mereka tinggal bertiga di rumah Sammy, dan bekerja di toko alat music milik keluarga sammy.

"eh, gue cabut dulu yah, ada urusan. Boleh kan Sem?" tanya Mita.

"urusan apa? Gue anter yah, " tawar Samy.

"ga perlu, ini urusan cewe, jadi ga boleh ada cowo." tolak Mita.

"ya ya ya." ujar Samy lalu ngeloyor pergi ke dalam.

"ada masalah Mit?" tanya Chua,
"ga ada, cuma ga enak aja ngasih tau nya ke Samuel." kata Mita bisik-bisik.

"apa'an si Mit? Gue penasaran ini." Chua berucap sambil menarik-narik tangan Mita.

"ada deh." jawab Mita sambil melepas kan tangan nya dari Chua. Dan berlari keluar dari toko.

Mita bersepeda menyusuri jalan jakarta yg padat oleh lalu lalang kendaraan.

Setelah sampai di tempat tujuan, Mita pun mencari-cari sosok manusia yg telah berjanji mau menemui nya di toko buku.

"Dooorrr" suara itu mengagetkan Mita, sontak saja Mita langsung komat kamit, seraya mengelus dada nya untuk menenangkan jantung nya yg hampir copot itu. Mita menengok ke arah suara yg mengagetkan nya.

"gila, loe mau buat gue mati jantungan hah!!" bentak Mita pada seorang cewe yg tengah cekikikan itu. Icez.

"sorry, hehehe.. Lagi'an loe udah kaya anak ilang aja, celingukan engga jelas." ujar Icez sekenanya.
Icez adalah teman Mita di kampus, cewe supel dan sedikit tomboy, dan sangat blak blakan dalam segala hal.

"gue cari loe tau, buru ada apa minta ketemuan.gue sibuk nih." sembur Mita aga jengkel.

"Tenang my broo.. Hehehe.. Duduk di pojok situ yuh, biar enak ngobrol nya." ajak Icez.

Mita pun mengikuti Icez ke tempat yg tadi di tunjuk Icez.

"cepet, ada apa an." ucap Mita tidak sabaran setelah mereka duduk di bangku pojok toko buku itu.

"iya, sabar napa sih," protes Icez sedikit kesal. " Gini, bentar lagi kan bulan puasa, gue boleh yah ngikut loe taraweh di mesjid deket rumah Samuel?" ucap Icez mengejut kan Mita.

Mita sedikit curiga. " ya boleh lah, Masjid kan Milik Allah dan orang-orang yg ber Iman. Jadi siapa aja boleh ber'ibadah di situ." ujar Mita sedikit menceramahi Icez.

"iya, ga pake ceramah gitu kali, jadi boleh nih." ujar Icez sumringah.

Mita menghela nafas, " Cez, yg jadi pertanyaan gue, emang nya deket rumah loe ga ada Masjid? Sampai mau jauh-jauh dari jaksel ke jakpus." tanya Mita.

"ya ada, cuma males aja, ga seru gitu, orang yg sholat cowo nya udah tua-tua, ga kaya di Masjid loe itu, Uztad nya aja masih muda, kan lumayan bisa sembari cuci mata." cerocoz Icez.

"oh, jadi itu tujuan loe." ujar Mita sedikit kecewa dengan Icez.

"hehe, iya." jawab Icez cengengesan.

Mita menghela nafas dalam-dalam, dan di keluarkan perlahan.

*Uztad itu, ternyata yg membuat Icez rajin mengantar Mita ke Masjid.* batin Mita.

===ooo===

Bulan puasa pun datang.
Taraweh pertama..

"Chua, buruan udah jam 7 ini." teriak Mita dari teras rumah.

"Iya, sabar gue kan dandan dulu." ucap Chua genit.

"Ganjen loe, ini kan mau taraweh.huh." semprot Sammy.

"ye, siapa tau kan ada cowo yg nyantol." ujar Icez membela Chua. Mereka pun tos dan jingkrak-jingkrak kegirangan.

"Niat amat, kita itu harus nya ikhlas buat sholat, bukan dengan embel-embel mejeng cari cowo." Mita menceramahi.

"Loh, bagus dong Mit, dari pada cari cowo di Mall, mending cari di Masjid." tukas Icez.

"terserah deh." ujar Mita pasrah.

Masjid pun penuh dengan orang-orang yg mencari berkah dan hidayah di bulan suci ini.

Entah niat mereka tulus beribadah, atau sekedar meramaikan, dan mungkin saja ajang mencari jodoh. Hanya Allah yg tau.

Usai Sholat, mereka mendengarkan Uztad Ary (Ary wardana) ceramah.

Mita melirik Icez dan Chua yg tidak henti-henti nya memandang Uztad muda itu, entah menyimak ceramah nya atau memandang tampang nya. Huft.. Mita menghela nafas pelan.

**
Saat perjalanan pulang Chua dan Icez tak henti-henti nya membicarakan uztad Ary,

Mita memilih berjalan di belakang mereka bersama Sammy.

"Mit, loe ga ikut ngrumpi?" tanya Samy.

"ngapain, itu kan sama aja ngomongin orang." jawab Mita santai.

"bagus deh, ini baru sahabat gue." ujar Samuel sembari merangkul Mita.

Mita menyingkirkan tangn Sammy ."heh, bukan Mahrom/Muhrim tau.. Ga enak di liat orang." ujar Mita.

"hehe, bisa aja loe Mit." Sammy cengengesan.

Sahur pertama..

Icez yg menginap di rumah Samy pun ikut sibuk membantu Chua dan Mita menyiapkan makan sahur.
Di rumah itu memang tidak ada pembantu, jadi semua nya di kerjakan mereka bertiga, dan kadang Icez dengan setia nya membantu mereka.

"Wah, asik juga, berasa punya istri tiga yg hidup rukun, hehe." canda Samy.

"huh, ngayal mulu. Jangan mimpi deh." protes Chua.

Mereka pun menyantap makanan nya, dan setelah itu berangkat ke Masjid untuk sholat subuh.


Pagi hari..

"Hoaaaams, males kuliah nih." ucap Icez sambil menarik-narik tubuh nya ke kanan kiri.

"Males aja kerjaan loe Cez, seharus nya loe itu bersyukur masih bisa kuliah, tanpa harus kerja." omel Chua.

Icez memang anak yg terlahir di keluarga yg kaya, tapi tidak membuat nya bahagia, karena kedua orangtua nya sibuk dengan urusan nya sendiri. Icez anak tunggal, itu juga yg membuat Icez betah berminggu-minggu menginap di rumah Samy bersama Mita dan Chua.
Saat pertama melihat Icez, Mita berfikir pasti orang nya sangat urakan. Dan memang benar, tapi lambat laun karena sikap Mita yg telaten dan dewasa, sedikit demi sedikit bisa merubah Icez, Mita pun tau semua kelakuan Icez selama ini hanya untuk mencari perhatian saja.

Hal itu yg membuat Mita bersyukur. Walau dia hidup di panti, tapi dia tidak kekurangan kasih sayang.

"Mit, ngapain pagi-pagi udah ngelamun, ga kuliah loe." tegur Samuel yg bingung melihat Mita duduk termenung memandangi Icez dan Chua yg sedang berdebat.

"siapa yg ngelamun, iya gue kuliah, tapi entar siang, bareng sama Chua, sekalian nemenin dia untuk registrasi ulang." jawab Mita.

===¤¤===

Setelah selesai kuliah, Mita dan Chua pun ke toko Musik, di sana Icez dan Samy sudah menunggu.

"asalamu'ala ikum." ucap Mita dan Chua memberi salam.

"wa'ala ikum salam" jawab Samy dan Icez bebarengan.

***

Hari hari di bulan puasa pun Mita jalani dengan penuh hikmah dan hidayah.

Saat itu jam menunjukan pukul 10.00. pm, Mita baru saja pulang dari Masjid, karena dia tadarusan dulu, hal yg biasa Mita lakukan dari dulu dan tak pernah berubah, sesibuk dan selelah apapun dia, selalu menyempat kan membaca ayat suci Al'Quran.

"baru pulang Mit?" tanya Samy,
"iya, gue tidur dulu yah." pamit Mita.

Icez, Chua, dan Sammy hanya mengangguk dan mereka pun melanjutkan bermain PS lagi.

Di kamar..

"Ya Allah, terima kasih atas Rahmat dan nafas yg telah engkau berikan pada hamba sampai saat ini, hingga hamba bisa merasakan barokah nya bulan suci tahun ini." batin Mita.

Mita pun mencuci muka dan menggosok gigi,dan berwudhu.
Kemudian beranjak tidur setelah sebelum nya dia berdoa. Kebiasan Mita yg satu ini juga ia dapat kan dari panti. Mita masih mengingat nya, ajaran Uztad Subuh. Bahwa tidur dalam keadaan suci itu akan menghindarkan kita dari mimpi buruk yg menyesatkan.Insa Allah.

Mita pun terlelap dalam tidur nya.

______

Malam itu seperti biasa Mita tarawih di Masjid, setelah selesai Mita tidak langsung pulang, dia berencana tadarusan dulu.
Chua dan Sammy pulang terlebih dulu.
Karena bila Mita akan tadarusan dia biasa membawa sepeda.

Entah karena terlalu semangat Mita tidak menyadari jam telah menunjukan pukul 01.00 dini hari. Mita pun melirik Hp nya yg sedari tadi di nonaktifkan. Setelah di hidup kan ada pesan masuk Dari Sammy, isi nya cuma mengingatkan Mita agar tidak terlalu malam pulang nya karena sangat rawan.

Mita pun bergegas pulang.
Saat keluar dari Masjid dan menuju ke tempat sepeda nya di parkir, Mita sungguh terkejut. Karena sepeda nya hilang.

Mita melihat ke sekeliling untuk memastikan nya.
Benar saja, sepeda nya benar-benar tidak ada.
Mita tertunduk lemas dan menatap rantai gembok yg di buka paksa itu.

"Ya Allah, kalau memang sepeda itu bukan rejeki hamba, hamba ikhlas." batin Mita. Tanpa sadar Mita menitikan air mata nya, bukan karena sepeda nya, tapi keperihatin nan nya terhadap orang yg telah mengambil sepeda nya itu.
Dan tiba-tiba..

"maaf, kamu kenapa menangis." Mita mendongakkan kepala, melihat siapa yg menyapanya.

"Sepeda aku hilang." jawab Mita.

"inanilahiwainanilahiroji'un," ucap Pria itu.

"sudah malam, sebaik nya ade ini pulang saja. Apa mau saya antar?" ujar Pria itu.

"Maaf.?" tanya Mita sedikit heran.

"tenang saja, saya bukan penjahat, kenalin Rifki (Ricky harun)" ujar pria itu seraya mengulurkan tangan nya ke arah Mita.

"Mita," jawab Mita dan membalas jabatan tangan Rifki.

"Ya sudah, mau aku antar?" tawar Rifki lagi.

Mita pun berfikir. * bahaya juga sih pulang sendirian jalan kaki, sedangkan uztad Ary sudah pulang. Lagi'an seperti nya dia orang baik.* Mita membatin.

"hay, malah ngelamun." tegur Rifki.

"eh iya, maaf, boleh deh." ujar Mita.

"Rifki, cepetan dong, bentar lagi udah masuk waktu sahur lho." ujar Wanita paruh baya, tapi masih terlihat sangat muda dan modis.

"eh, mamah, maaf mah ini ada anak yg kena musibah, Rifki boleh kan mah kalau Rifki anter dia dulu, kasian, anak kecil jalan sendiri malem-malem, bahaya." ujar Rifki panjang lebar.

"anak kecil." gerutu Mita dalam hati.

"Ya Allah, kasian banget kamu nak." ujar perempuan itu dan langsung memeluk Mita.

"Mita, tante..." ujar Mita seraya melepaskan pelukan wanita itu.

"oh maaf, Saya Dona (Dona harun), mama nya Rifki." ucap wanita itu.

"iya, engga papa tante." ucap Mita.

"ya sudah, kita pulang, udah masuk waktu sahur, rumah kamu di mana?" tanya Dona.

"Iya tante, rumah saya deket ko dari sini, itu di komplek Rose." jawab Mita.

"wah kebetulan, tante juga tinggal di komplek situ. Ayo bareng sama tante." ajak Dona dan menggandeng tangan Mita.

Mita tak menolak saat Dona menggenggam tangan nya dengan hangat, entah kenapa Mita merasa nyaman.

"apa ini ya, rasa nya di gandeng seorang ibu, nyaman banget, Ya Allah, terimakasih, di balik musibah yg engkau berikan, selalu ada Hikmah yg sangat manis dan tak ternilai harga nya, yg kudapat." gumam Mita dalam hati.

Mita pun di antar kan sampai ke rumah nya. " nah aku tinggal di blok b tante. Itu rumah nya." ucap Mita.

" kita tetangga ternyata." ujar Rifki sumringah,

"Bisa dong, kapan-kapan kamu main ke rumah tante." tawar Dona.

"kalau engga ngerepotin tante, ya boleh aja." ujar Mita, sopan.

"Ya engga lah, justru tante seneng kalau ada anak cewe yg main ke rumah." ucap Dona.

"iya, Tan, kapan-kapan pasti Mita main ke rumah tante, dan terimakasih sudah mau repot-repot mengantarkan Mita." kata Mita tulus.

"mmm.. Mita, apa kamu mau sahur bareng sama keluarga kecil tante?" tanya Dona.

"maksud tante sekarang?" ujaq Mita heran.

"iya, sekarang, tante takut kalau harus menunda hal baik, tante takut tidak akan ada lain waktu lagi." ujar Dona, dan memeluk Mita.

entah mengapa Mita merasa nyaman dengan pelukan itu. Mita meneteskan air mata.

"iya, tante, Mita mau." jawab Mita sambil mengusap air mata nya.

Mita pun akhir nya mengikuti Dona dan Ricky ke rumah mereka.

Entah mengapa Mita merasa nyaman, aman dan seperti nya Mita tak merasa curiga sedikit pun. *tidak ada kebetulan di dunia ini melainkan sudah di rencanakan*

Siapa kah yg merencanakan nya?


Mita memasuki rumah besar itu, tapi tampak aneh.. Tidak terasa asing buat Mita. *Itu seperti rumah Sammy.. Tapi ko bisa.. * Mita membatin.

Keluarga itu, kenapa ada apa ini, perempuan itu dan anak laki-laki nya.. Oh Tuhan mimpi kah aku.

Mita menatap ke sekeliling ruang itu, sungguh menakjubkan.

"apa ini rencana Allah, apa ini hadiah ter indahku, apa ini jawaban atas doa ku."
Mita terus merenung.

Mita duduk termenung, menerka nerka apa yg sebenar nya terjadi, dan tiba-tiba Mita merasakan guncangan hebat di tubuh nya, serasa ada yg memanggil dan menarik-narik diri nya.

"aaaaaaa, Allahu Akbar." teriak Mita.

"aduh.. Duh.. Sakit banget." keluh Icez, berusaha bangun. Icez baru saja membangun kan Mita untuk sahur, namun Mita menendang nya.

Icez menghampiri Mita.

"heh, mimpi apa sih loe? Nendang orang ga kira-kira." protes Icez.

Mita belum sepenuh nya sadar, Ia menatap ke sekeliling kamar nya.

"ternyata mimpi." batin Mita.

Mimpi yg sangat manis. Mita pun keluar dan melihat di meja makan ada Uztad Ary, Chua,Sammy, Icez. Sudah menunggu nya untuk sahur.

"Uztad Ary, ikut sahur di sini?" tanya Mita

"Iya, sekalian mau mengembalikan HP kamu." ujar Uztad Ary.

"sudah ketemu? Di mana?" tanya Mita.

"di tempat whudu." jawab Ary.

"teledor banget sih loe Mit. Ilang baru rasa loe." omel Chua.

"iya juga sih, tapi kalau ilang ya memang bukan rejeki gue." ujar Mita.

"Ikhlas loe kalau HP baru loe itu di ambil orang?" tanya Icez.

"Insha Allah, Gue Ikhlas, toh semua ini hanya titipan. Dan bukan punya gue, gue emang wajib menjaga, tapi kalau udah ilang ya, ber'arti udah bukan rejeki gue lagi." jawab Mita.

"inna nilahi wa inna ni lahi ro'ji'un, semua milik Allah, dan pasti akan kembali pada Allah. Itu maksud loe.?" ucap Sammy pada Mita.

Mita hanya mengangguk.

"Rejeki yg benar-benar Allah berikan pada kita, bukan di titip kan, hanya makanan yg masuk ke perut kita,dan kita patun men Syukurinya." ujar Mita.
"lalu, uang, baju, dan apapun yg sifat nya di luar perut lebih tepat nya yg berada di luar tubuh kita, hanya titipan begitu?" tanya Icez.

"Iya, semua yg ada di luar tubuh kita hanya titipan, karena bisa ber'alih ke tangan orang lain, tapi tidak dengan yg masuk ke perut kita, itu akan menjadi daging, dan tidak ada seorang pun yg bisa mengambil nya, dan hanya Allah yg ber hak." kini Uztad Ary yg menjelaskan.

Mita,Chua,Icez,Sammy. Mengangguk paham.

Di ruang tengah, setelah santap sahur, Mita dan Uztad Ary berbincang sembari menunggu waktu imshak.
Sedangkan Samy sedang mandi, kalau Chua dan Icez mereka sedang keluar mau membeli petasan.

"tentang yg semalam, terima kasih yah, sudah mau mendengarkan curhat tan aku." Mita memulai percakapan.

"tidak masalah, bukan kah sesama manusia harus saling tolong menolong, terus bagai mana kamu sekarang apa jauh lebih tenang." ujar Ary.

"Alhamdulilah, sudah tenang, Allah selalu punya cara untuk menjawab semua doa hamba nya yg sabar dan mengabul kanya, walau hanya lewat mimpi." ucap Mita.

"mimpi?" tanya Uztad Ary heran.

"ho'oh, mimpi yg sangat indah," ucap Mita. Ia menghela nafas. Lalu mulai bercerita.

Mimpi yg sangat manis, begitu nyata. Dan uztad Ary pun dengan seksama mendengarkan semua cerita Mita.

Bagai mana dia merasa nyaman saat tangan halus Ricky menggenggam tangan nya, berusaha membantu nya bangkit, layak nya seorang kaka yg selalu melindungi adik nya, dan pelukan hangat Tante Dona, terasa begitu hangat, bagai pelukan seorang ibu yg mampu menenangkan kejolak jiwa sang anak.
Dan karya terindah Sang Pencipta, yg ia lihat di dalam rumah itu, sungguh sangat menakjubkan.

"Begitu indah, dan aku sangat menyukai nya." ujar Mita. Menutup cerita mimpi nya.

 "Subhan Allah, sungguh indah, aku yg mendengar nya saja bisa se nyaman ini, bagai mana dengan kamu yg merasakanya." Ary berucap.

"Memang, sangat indah, walau hanya mimpi tapi aku bersyukur, karena mimpi itu, aku benar-benar merasakan kasih sayang seorang kaka dan ibu, walau hanya sebentar." ujar Mita.

"apa kamu ingin selalu ada di mimpi mu, Mita?" tanya Ary.

Mita menarik nafas panjang dan di keluarkanya perlahan.

"Mimpi itu memang indah, tapi jauh lebih indah di sini, alam nyata," ujar Mita.

"aku lebih memilih bangun dari mimpi, menjalani kehidupan nyata ku dan mengejar impian ku. Walau mimpi ku semalam sangat manis, dan ingin rasa nya ku ulangi, tapi mengejar impian yg nyata, akan terasa lebih manis." Mita menarik nafas nya lagi dan melanjut kan ucapanya.

"aku bersyukur dengan kehidupan ku saat ini, setidak nya aku benar-benar bisa merasakan manis nya hidup, dan tidak ku bayangkan bila hanya manis hidup yg aku rasain, pasti nya tidak akan ada yg spesial." ucap Mita.

"yah, kita memang akan benar-benar merasakan manis nya hidup bila, kita sudah merasakan bagaimana, pahitnya, getir dan asin nya hidup ini. Selalu bersyukur, berusaha, dan bertawakal, itu lah yg akan membawa kita ke manis nya hidup ini." timpal Ary.

"ya, benar, sekarang aku lebih bisa menerima semua takdir hidup aku, yg di butukan hanya berusaha dan berdoa. Dan aku akan tetap di dunia nyata ku, dan mengejar mimpi ku, mimpi termanis dalam hidup ku, karena bagai mana bisa aku mengejar mimpi ku, sedangkan aku terjebak dalam dunia mimpi." ucap Mita penuh semangat.

"nah, gitu dong, semangat. Dan jangan pernah melakukan apapun demi orang lain, tapi demi dirimu sendiri dan karena Allah." nasehat Ary.

"apapun? Termasuk dalam urusan Cinta." tanya Mita sedikit malu malu.

"benar, apapun, dan juga cinta." ujar Ary.

"kita berbakti kepada orangtua kita karena Allah, kita berteman,bersahabat karena Allah, bahkan saat jatuh cinta pun karena Allah, karena bila satu hal yg kita lakukan karena sesuatu atau seseorang, dan saat sesuatu atau seseorang itu, sudah tidak sesuai dengan kita. Kita akan berpaling, tapi lain hal nya bila kita melakukan nya karena Allah, dan terus bertawakal. Kita pasti nya akan menjaga apapun yg terjadi." kata Uztad Ary.

"ber'arti cinta yg tulus adalah cinta yg di dasari kecintaan kita pada Sang Pencipta?" tanya Mita. "apa cinta yg menghianati, dan di haram kan hukum nya oleh Agama dan Allah.. Bisa di sebut cinta suci, apa kita patut mempertahan kanya?" tanya Mita lagi.

Ary pun tersenyum dan menjawab nya.

"Itu bukan cinta, melainkan nafsu, bagai mana mungkin cinta yg berhubungan dengan nafsu bisa di sebut suci, tidak ada kata suci dan tulus bagi syaitan. Apa cinta yg menentang norma melawan kodrad itu masih bisa di sebut suci, sedangkan cinta itu telah ternoda dengan penghianatan."

"hmmmm, penghianatan bisa di arti kan dalam hal apa saja kan? " tanya Mita lagi.

"ya memang, bisa terhadap pasangan kita, itu yg umum terjadi,yg biasa kita sebut perselingkuhan, pada orang tua kita, kadang kita memberontak, atau pada agama kita, pada Allah yg ESA. dengan bercinta sesama jenis, atau dengan sodara kandung kita." jelas Ary.

Mita mengangguk paham., tapi pikiranya tiba-tiba melayang ke kejadian masa lalu nya. Yg selalu menjadi pertanyaan dalam hati nya. Dan mungkin tidak akan pernah menemukan jawaban nya.


Ary yg melihat Mita melamun pun menegur nya.

"Mit, Mita.. Kamu kenapa bengong gitu." tegur Ary.

"eh, ga papa ko, cuma lagi merenung aja." elak Mita.

"merenung apa? Apa kamu nyesel karena semua itu hanya mimpi?" tanya Ary.

"siapa yg menyesal, justru aku senang, setidak nya, alam nyata ku tidak lah seburuk yg aku pikir kan selama ini." Mita berhenti sejenak, ia tampak sedang menyusun kata-kata nya. Lalu melanjut kan.
"Aku memiliki sahabat yg begitu perhatian, aku juga memiliki keluarga yg sangat menyayangi ku, walau aku hidup dan tumbuh di panti,tapi mereka sangat menyayangi aku, rasa cinta dan sayang itu lah yg membuat aku yakin kalau aku bisa menjalani hidup aku, dan untuk pertanyaan yg selama ini mengganjal hati ku, aku tidak akan mempermasalahkan nya, karena aku yakin Allah pasti punya rencana indah untuk aku." ucap Mita panjang lebar.

"amin..," Ary tersenyum. "sudah mau imsyak, aku pamit pulang yah, terima kasih untuk undangan sahur nya." ucap Ary.

"sama-sama, terimakasih juga untuk waktu nya mendengarkan curhat tan aku." ucap Mita tulus.

_mungkin memang hanya mimpi, tapi mimpi itu adalah mimpi termanis ku._ dan aku akan tetap di dunia nyata ku, untuk selalu mengejar mimpi indah ku. Mita membatin.

#THE END#

Makasih.yg udah mau baca cerita aku, maaf kalau sedikit menggurui dan nge bosenin. Tapi ini lah kisahku.. Semoga bisa bermanfaat buat kalian. ^_^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

coment-coment Vty, Mrz, Dlz