Selasa, 26 Juli 2011

Maaf Aku Mencintaimu Part 7

Mita duduk termenung di taman belakang rumah. Kebetulan Dini sedang di bawa Ibu Ina, kerumah tetangga.

"pagi-pagi udah ngelamun aja, ngelamunin gue yah." tegur Ikmal.

"eh,mas Ikmal, engga kuliah?" ucap Mita seraya bertanya.

"kuliah lah, tapi masuk siang, oh ya, nanti sore jadi kan latihan band nya.?" tanya Ikmal.

"iya, jadi lah.." jawab Mita lalu berdiri. "maaf mas, aku ke dalem dulu yah." pamit Mita.

"ho.. Bareng yah, mau sarapan juga, ayo." ajak Ikmal.

Mita mengangguk. Dan mereka pun masuk ke dalam untuk sarapan.

Di ruang makan, Bu Ina,pak Andra dan Vino sudah menunggu. Sedangkan yg lain, sudah sarapan dan mulai beraktivitas.

Ikmal pun bergabung dengan keluarga nya itu. Sedangkan Mita ke dapur untuk membuat susu, karena hampir setiap pagi sarapan Mita hanya susu.

"Mit, kamu di panggil Ibu, tuh." kata Asih kepada Mita yg sedang membuat susu.

"hah, ada apa yah? Tumben." tanya Mita bingung.

"mana aku tau, cepet gih sono udah di tunggu tuh." perintah Asih.

Mita pun menemui bu Ina yg sedang sarapan.

"Ibu panggil saya? Ada apa?" Tanya Mita saat sudah sampai di depan bu Ina.

"oh, Sini Mit, duduk dekat Ibu." ajak Bu Ina.

Mita pun segera duduk.
"Mit, kamu udah punya pacar?" tanya bu Ina mengejutkan Mita.

"belum bu." jawab Mita ragu-ragu. _hmm, apa ini ada hubungan nya sama perjodohan itu yah_ batin Mita.

"bagus kalau begitu, Vino bisa dong ngelamar kamu." tukas pak Andra.

"uhuk uhuk..." Ikmal terbatuk dan menatap ke papa nya tidak percaya, sedangkan Vino tersenyum malu-malu.

Mita sudah tidak terkejut lagi, karena ia sudah mengetahui nya.

"Maaf bu, apa saya tidak salah dengar,?" tanya Mita.

"tentu tidak Mita, kami serius." ucap Bu Ina. Penuh kemantapan.

"tapi saya butuh waktu untuk berfikir." ucap Mita lirih.

"iya, boleh ko, kami juga minta maaf, pasti kamu terkejut kan." ujar pak Andra.

Mita pun beranjak dari ruang makan. Dan menuju kamar Dini.

Ikmal buru-buru mengikuti Mita.

"Mita, loe bakal nolak Mas Vino kan, dan loe terima gue jadi cowo loe kan." desak Ikmal.

Mita menghela nafas. "mas, aku butuh waktu buat ini semua, ini sangat sulit buat aku." ucap Mita lemas.

Ikmal langsung pergi meninggal kan Mita tanpa satu patah kata pun.

Selang beberapa saat. Vino masuk menemui Mita.

"Mit, maaf ya, kalau lamaran aku buat kamu engga nyaman." kata Vino menyesal.

Mita yg sedang menggendong Dini pun menoleh ke arah suara. "Eh, mas Vino, engga apa-apa ko mas, aku cuma masih bingung aja." ucap Mita lirih.

Vino tersenyum maklum. Lalu berpamitan untuk kerja. Saat Vino  mengecup kening Dini dan berkata "papa berangkat kerja dulu yah. Baik-baik ya sama ka Mita di rumah." ucap Vino. Hati Mita bergetar hebat.

Lalu Vino pergi meninggalkan Mita dan Dini.

Mita melamunkan ucapan Vino pada Dini, _seandai nya gue nikah sama Vino, Dini bakal jadi anak gue. Anak gue yg sah, walau hanya sebatas anak tiri. Gue ga rela kalau ada perempuan lain yg memiliki bayi mungil ini, dan kesempatan gue terbuka lebar buat miliki bayi ini seutuh nya_ batin Mita. Lalu ia tersenyum dan mengelus pipi Dini dengan lembut. Bayi mungil itu tersenyum memanja pada Mita.

Saat Dini tidur siang, Mita memutuskan untuk menyiapkan lagu yg akan ia dan teman-teman nya pakai untuk latihan.

"Aaaah sial." keluh Mita dan menutup buku kumpulan lagu-lagu nya itu.

"kenapa setiap gue mau mulai ngebuka hati gue, loe selalu aja muncul." omel Mita kepada foto Wahyu yg tergeletak di lantai.

Mita keluar dari kamar nya dan membanting pintu nya dengan keras.

_kenapa gue jadi ragu, kenapa Wahyu selalu saja membayangi langkah hidup gue, gue ga bisa gini terus, setidak nya gue bisa coba dengan Vino, yah.. Vino gue pasti bisa_ batin Mita.

Sore hari saat latihan.
"Tata, hari ini bawa'in lagu nya ratu yah," usul Mita.

Tata tak mendengarkan ucapan Mita ia justru menangkap hal aneh pada diri Mita.

"loe engga ada apa-apa kan Mit? Apa loe ada masalah?" tanya Tata khawatir.

"hah, ga ada apa-apa, kenapa?" elak Mita dan balik bertanya.

"muka loe lesu banget" ucap Tata.

"sok tau loe." kilah Mita sambil pergi dari hadapan Tata, lalu menemui Icez dan Puri.

Sementara Rio yg melihat tingkah aneh Mita pada Tata pun menghampiri Tata.

"Mita kenapa, Ta? Tanya Rio.

"gue engga tau, tapi kaya ada yg di sembunyiin sama dia deh." ucap Tata

"Mau gue bantuin cari tau ga?" tawar Rio.

Tata menatap Rio heran. " loe kenapa mau bantu gue.?" tanya Tata.

"karena gue tau tentang Wahyu, dan gue sahabat Wahyu." ucap Rio.

Tata tersenyum " oh, bagus lah, gue pikir selama ini loe perhatian sama Mita, karena loe suka sama Mita." ujar Tata lega.

_gue emang suka sama Mita, tapi Mita ga pernah cinta ma gue, di hati dia cuma ada Wahyu, sahabat gue._ batin Rio.

"ya ga mungkin lah, masa gue jatuh cinta sama gebetan sahabat gue sendiri." kilah Rio, menutupi perasaan nya.

"bagus lah." ujar Tata lalu beranjak pergi dari hadapan Rio dan bergabung dengan sahabat nya.

"Kita mulai sekarang yah latihan nya." seru Ikmal.

Mita pun Menyanyikan lagu nya Ratu yg berjudul *dear dairy*

# dear diary ku ingin cerita kepadamu
Tentang nya yg dulu singgah di hati ku
Sejak itu hidup ku jadi bahagia
Karena dia selalu ada di hidup ku oh
Tapi kini kau menghilang dan tak tau entah berada di mana
Diary ku, ku merindukanya
Pujaan ku engkau ada di mana
Telah habis air mata
Tak sekedar kata-kata
Ku curahkan haruskah
Aku berlari sampai ke ujung dunia untuk mencarinya. #

Setelah selesai latihan. Icez pun menghampiri Mita " Mimit, loe kangen yah sama Aa Wahyu." goda Icez.

"hah,apa? Enak aja, siapa yg kangen, ga usah sok tau deh loe." kilah Mita.

"mmmm, gue mau ngomong ma kalian dan minta pendapat kalian." ucap Mita kepada sahabat nya. Kebetulan Ikmal menemui teman nya yg datang berkunjung. Jadi Mita bisa membahas masalah nya kepada para sahabat nya itu.

"ada apa sih,"ujar Puri penasaran.

Mita pun menceritakan semua masalah dan dilema yg sekarang ia alami.

"Apaaaa!!!! Ga mungkin. Gue salah denger kan." kata Icez tak percaya.

"terus loe mau pilih siapa?" tanya Puri.

"yakin nin hati loe, jangan sampai loe salah ambil keputusan karena satu alasan yg ga pasti." ucap Tata.

"gue, gue, aaah, terserah deh gue bingung." ujar Rio, sedikit galau.

"gue engga mungkin ngarepin Wahyu terus, gue juga butuh sosok yg bisa melindungi gue, sosok cowo yg akan jadi suami gue, dan gue rasa Vino masuk dalam katagori itu. Iya Vino, gue bakal terima lamaran Dia." ucap Mita yakin.

"Ikmal nya gimana." tukas Icez.

Mita menunduk, " itu yg membuat gue bingung, gue ga pernah punya perasaan cinta ke Ikmal, gue ga tau cara ngasih tau ke dia." ucap Mita lirih.

"Mit, untuk urusan ini, loe ikutin aja kata hati loe, gue yakin. Loe tau yg terbaik buat diri loe." nasehat Rio.

"oh, udah sore, kita balik dulu yah." ujar Tata seraya berpamitan.

"besok kita bahas lagi ini." tegas Tata.

===ooo===

Ikmal menghampiri Mita yg sedang mencuci botol susu.

"Mit, gimana? Loe terima gue kan." desak Ikmal.

"mas, aku udah ambil keputusan, aku akan menikah sama Mas Vino, aku udah mantap menerima lamaran nya." ucap Mita.

Ikmal bagai tersambar petir di sore yg cerah.
"Mit, loe bercanda kan? Gue salah denger kan? " tanya Ikmal dengan suara bergetar.

" engga, semua nya benar,aku akan jadi istri nya mas Vino." ulang Mita.

"gue tau loe terima dia karena Dini, gue janji, ga akan pernah ada pernikahan kalian, loe cuma buat gue." ancam Ikmal. Dan pergi meninggal kan Mita.

Mita masih berdiri mematung. Ia tak percaya reaksi Ikmal atas ucapan nya barusan.


Malam hari nya, Mita pun memberi jawaban pada keluarga Vino.

Pak Andra dan Bu Ina pun tampak sumringah.
Apalagi Vino, dia lah orang paling bahagia dengan keputusan yg di ambil Mita.

Tapi tidak dengan orang yg berdiri di balik lemari ruang tengah. Yah. Ikmal. Dia sangat emosi, dia pun beranjak pergi. Dan meninggal kan keluarga nya itu, tawa riang mereka seakan menjadi pisau tajam yg menyayat hati nya. Dan senyuman Mita seolah seperti air garam yg di siram kan ke hati nya yg terluka . PERIH..  pekik Ikmal dalam hati.

"makasih Mita, kamu sudah mau menerima aku, dan aku janji bakal menemui orangtua kamu secepat nya dan melamar kamu secara resmi." ucap Vino.

Mita pun hanya tersenyum.

==ooo==

"jadi loe udah benar-benar menerima Vino." kata Tata.

Mita mengangguk pasti.

"loe nerima dia bukan karena Dini kan." ujar Icez mengejutkan.

"gue tau loe Mita, gue mohon loe pikir lagi deh.." ucap Puri.

Tata terdiam, dia bingung mau ngomong apa ke Mita. Dan Rio yg melihat itu pun berkata dalam hati.
_katakan yg sejujur nya Tata, gue yakin Mita ga akan marah_ batin Rio.

"terserah kalian, yg penting ini kata hati gue." tegas Mita.

Lalu pergi dari rumah Puri tanpa pamit.

"Kenapa loe ga ngomong yg sebenar nya tentang Wahyu," ucap Rio pada Tata.

Puri dan Icez pun juga menatap Tata seolah ingin tau apa alasan Tata.

"gue belom siap" ujar Tata dan berlari keluar.

"Gue ga akan tinggal diam, se engga nya demi Wahyu, gue harus gagalin pernikahan Mita, gue rela, kalau Mita sama Wahyu tapi engga, sama cowo manapun." tegas Rio mengejutkan Puri dan Icez.

"gue setuju sama loe, gue bakal bantu loe." ujar Icez.

"gue juga" Puri menimpali.

==oooo==

Mita sedang bersiap-siap, karena di ajak Vino ke pesta pernikahan sahabat Vino

Mita terpana memandang wajah nya di cermin. Rasanya sudah begitu lama sejak Mita terahir memakai gaun pesta.
Bu Ina memilihkan baju yg terlihat begitu sempurna untuk Mita, lengkap dengan sepatu dan aksesorisnya.

Mita mengeluarkan koleksi make_up yg telah lama tak disentuh nya dari dasar kopernya. Mita ber meka up lagi!

"Mita sudah siap?" bu Ina masuk ke kamar Mita tanpa mengetuk.

"Ya Allah!"  serunya . "kamu cantik sekali!"

Mita berbalik dan tersipu.

"Tunggu sampai Vino lihat, dia pasti setuju kamu luar biasa cantik. Kaya bintang film lho!" celoteh bu Ina lagi.

Vino terdiam begitu lama ketika melihat Mita.

"Cantik, kan?" suara bu Ina memecah kesunyian.

Vino mengangguk dan tersenyum.

"Ayo, cepat. Nanti telat lho, Dini sudah siap dari tadi!" ujar Vino dan menggandeng Tangan Mita.

Di depan pintu, mereka berpapasan dengan Ikmal. Ikmal yg melihat Mita begitu cantik dengan balutan gaun berwarna biru make up yg natural dan terlihan elegan.
Ikmal pun terkagum. _cantik, tapi sayang bukan untuk gue_ Ikmal membatin.

"pada mau kemana?" tanya Ikmal basa-basi.

"mau ke pernikahan nya Ramon (Vj Ramon), loe ga dateng Mal?" ucap Vino seraya bertanya.

"engga ah, nitip ucapan aja yah." jawab Ikmal enteng.

"eh, Mal, cantik kan calon istri gue,, hehe." ujar Vino cengengesan.

"hmmm" jawab Ikmal. Dan Ikmal memasang headphone
Di telinga nya dan duduk di kursi teras depan.

Vino sedang mengambil mobil di garasi. Sementara Mita menunggu di teras dan menggendong Dini.

Entah di sengaja atau tidak, tiba-tiba Ikmal menyanyikan Lagu milik peterpan. *ku katakan dengan indah*


# Ku katakan dengan indah
Dengan terbuka hati ku hampa
Seperti nya luka menghampiri nya
Kau beri rasa yg berbeda mungkin ku salah mengartikan nya
Yg ku rasa cinta
Tetapi hati ku selalu meninggikan mu
Terlalu meninggikan mu
Selalu meninggikan mu
Kau hancurkan hatiku
Hancurkan lagi
Kau terangi jiwa ku kau redup kan lagi
Kau hancur kan hatiku tuk melihatmu
Kau membuat ku terjatuh dan terjatuh lagi
Membuat kumerasakan yg tlah terjadi
Semua yg terbaik dan yg terlewati
Semua yg terhenti tanpa ku akhiri#

Mita merasa risih mendengar nya. Apalagi dalam beberapa lirik, Ikmal sengaja menekan nya dan mengarahkan pandangan ke arah Mita.

10 menit kemudian Vino muncul.

"Maaf lama, ayo cepet" Vino menarik tangan Mita.

"jangan lupa kereta dorong nya." ujar Mita.

"sudah beres semua di mobil... Cepat!" ajak Vino.

"belajar make up di mana?" tanya Vino tiba-tiba.

"hah?" Mita tanpak bingung.

"cara kamu ber make up profesional sekali. Rapi. Seperti nya kamu sudah berpengalaman." ucap Vino.

"aku dulu pernah kerja di salon," dusta Mita. _ aduh, bego loe Mita, kenap ga jujur aja, cepat atau lambat Vino juga akan tau asal usul loe._ Mita mengomel pada diri nya dalam hati.

"pantas. Istri aku dulu pasti pergi ke salon kalau mau dandan begitu." lalu Vino terdiam, mungkin teringat pada Mendiang istri nya.

"Mama nya Dini pasti cantik.." ujar Mita _aduh, kenapa mulut gue pake berkomentar begitu?_ batin Mita.

Vino tersenyum. "memang. Kamu juga cantik." ucap Vino
Membua Mita tersipu.

"pipi kamu gampang merah yah!" ucap Vino.

"habis, mas Vino muji aku terus sih, aku kan jadi ge-er." Mita menunduk malu.

Vino hanya tertawa mendengar ucapan Mita.

"pesta pernikahan, teman kamu?" tanya Mita

Vino mengangguk " teman sekolah aku dan Rianti waktu di Amerika dulu. Kebetulan istri nya teman aku di forum pengusaha muda juga.

-Rianti? Itu nama mama nya Dini. Istri nya_ batin Mita.

"yuk, turun.." ajak Vino.

"hay Vino" sapa seorang pria menepuk pundak Vino.

"Halo, Robi!" mereka pun berpelukan.

"Mana anak loe? Oh ini dia. Wah Mirip loe juga!" pria itu mencolek Dini. "siapa nama nya? Gue lupa."

"Dini," kata Vino sambil tersenyum bangga.

"Halo, Dini!" lalu pria itu menoleh pada Mita.

"ini siapa?" tanya Robi.

"ini Mita." Vino yg menjawab. Mita mengangguk dan tersenyum
Mata Robi bersinar jenaka  lalu tersenyum menggoda.

"hahahaha.. Vino.. Vino!! Gerak cepat rupanya. Nggak tahan lama-lama sendirian? Hahaha.." goda Robi.

"iya lah, gimana? Cantik kan Istri gue, hehehe" ucap Vino.

_hah? Istri? Calon kali.. _ batin Mita.

"banget malah, kalau gue yg ketemu dulu'an, udah gue ambil duluan." ucap Robi .

Mita hanya tersenyum simpul.

"eh, gue nemuin popy dulu yah, bay Mita. Vino." Ucap Robi meninggalkan kami.

Vino mengambil alih kereta dorong dari tangan Mita.
"Biar aku yg dorong, gantian. Kasian dari tadi kamu yg dorong." kata Vino.

Mita mengikuti Vino menemui, Ramon dan Rasti.


#Bersambung.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

coment-coment Vty, Mrz, Dlz