Minggu, 21 Agustus 2011

Maaf Aku mencintaimu Part 12 #Ending

Ke esokan hari Ikmal memutuskan akan menemui Wahyu, tanpa memberi tahu Mita tentu nya.

"sudah rapi, kuliah pagi yah." tegur Mita yang melihat Ikmal berjalan di hadapan nya.

"engga, cuma ada urusan saja." Ikmal pun mendekat Ke arah Mita yang sedang bermain dengan Dini di ruang keluarga.

"gimana perasaan kamu sekarang, sudah tenang?" tanya Ikmal.

Mita mengangguk. " sedikit lega, terimakasih Mas Ikmal sudah mau membantu aku." ucap Mita.

"kan gue udah janji, lagipula ini udah jadi kewajiban gue kan, sebagai kaka loe." ujar Ikmal seraya mengacak lembut rambut Mita.

Mita tersenyum, setidaknya di balik semua masalah selalu ada hikmah yang bisa ia ambil.

"ehm, bisa ganggu bentar ga?" tanya Vino kepada Mita dan Ikmal.

Ikmal bangkit berdiri. "silahkan saja, gue juga mau pergi." ucap nya dan berlalu dari hadapan mereka.

"Jadi ini akhir nya," Vino memulai percakapan.

"mungkin aku di takdir kan untuk tetap menduda." ujar Vino.

"mas Vino masih belum terima, atas semua ini?" tanya Mita.

"munafik, bila aku bilang mampu merubah perasaan hanya dengan waktu semalam, tapi aku akan mencoba nya." jawab Vino.

"Tuhan masih sayang dengan kita, setidak nya kita tau semua ini sebelum semua nya terlalu jauh." ujar Mita.

"iya, memang di sisi lain aku sedih, tapi di sisi lain aku senang, papah bisa menemukan adik nya." Vino menghela nafas pelan.

"dan aku percaya ada hikmah dari semua ini, toh ada hal lain yang membuat aku bahagia, mempunyai 2 adik perempuan yang sangat cantik dan baik, Dini pasti bahagia memiliki tante sebaik kamu dan Dara." ujar Vino, kini senyum kecil merekah di bibir nya.

Mita senang mendengar nya, memang tidak sulit untuk Mita, karena ia juga tidak mencintai Vino, Mita hanya menyayangi Vino, tapi Mita sadar ini pasti sangat sulit untuk Vino.

###################

Ikmal sampai di rumah Wahyu tapi ternyata Wahyu masih di rumah Tata, Ikmal pun bergegas menuju rumah Tata.

Sementara Rio, Icez dan Puri tengah bersiap-siap menemui Tata Dan Wahyu, Rio sudah menelpon kepada Tata, bahwa mereka akan datang karena ada hal penting yang ingin di bicarakan dan tidak perlu repot-repot menelpon Wahyu karena Wahyu ada di sana.
***

Ikmal sampai lebih dulu.
Tata tampak terkejut Ikmal datang kerumah nya.

"Wahyu ada Ta?" tanya Ikmal.

"ada,masuk aja." jawab Tata, ia sedikit heran. Mencari Wahyu.

Ikmal mengikuti Tata masuk ke dalam rumah. Selang beberapa saat Wahyu pun keluar kamar dan menemui Ikmal.

"loe Ikmal adik nya Vino kan?" Wahyu tampak heran.

"iya, gue ada perlu sama loe, bisa minta waktu nya sebentar." ucap Ikmal.

Wahyu mengangguk.
Ikmal pun menceritakan maksud kedatangan nya itu, Dan menceritakan semua nya yang terjadi.

"ya Tuhan, terus bagaimana keadaan Mita sekarang?" Tata tampak khawatir.

"dia baik baik saja" jawab Ikmal.

"lalu tujuan loe kesini untuk apa?" tanya Wahyu.

"untuk ini," Ikmal menyerahkan buku harian Mita pada Wahyu, "gue tau loe sama Mita saling cinta, jadi gue dateng kesini karena ini." jelas Ikmal.

Perlahan Wahyu mulai membaca buku itu,setelah beberapa halaman Wahyu pun menutupnya. "ini semua tulisan Mita?" tanya Wahyu.

"yah, itu semua Mita yang buat, dia ciptain hanya buat loe.,loe beruntung Wahyu," jawab Ikmal.

"terus bagaimana sekarang" Wahyu tampak ragu.

"bagaimana apa nya, kejar dia temui dia, dia masih sangat mencintai loe dan akan tetap cinta ke loe." ujar Ikmal gemas akan pertanyaan Wahyu.

Wahyu tersenyum. " makasih Mal, loe mau repot-repot buat gue." ucap Wahyu.

"gue ngelakuin ini semua, buat adik gue Mita, dan awas saja kalau loe ngecewain dia" ujar Ikmal sedikit mengancam Wahyu.

"loe ga apa apa Mal?" tanya Tata.
"apa apa kenapa?" Ikmal balik bertanya.

"perasaan loe, bukan nya loe juga suka sama Mita dan sekarang loe tau Mita adik loe" jawab Tata.

"lebih baik kan, Mita jadi adik gue, daripada kaka ipar gue, pasti jauh lebih menyakitkan itu, ketimbang kenyataan ini."ujar Ikmal.

Wahyu terperanjat kaget. "loe pernah suka sama Mita" ucap Wahyu.

Ikmal mengangguk. " ayo, loe ikut gue nemuin Mita" ajak Ikmal.

Saat mereka akan keluar Rio cs pun datang.

"eh,Mal loe ngapain di sini?" tanya Rio.

"ketemu Wahyu," jawab Ikmal.

Rio langsung menyerahkan semua dokumen yang ia dapat dari berbagai kantor polisi. Dan semua berkas berkas tentang ayah Mita.

"gue udah tau" ujar Wahyu membuat Rio,Icez dan Puri melongo bingung.

"semua nya udah tau, bahkan om Tharas juga sudah tau, keluarga gue aja semalem udah ketemu." terang Ikmal.

"ya Tuhan, bagaimana keadaan Mita sekarang, mengetahui ia di lamar kaka sepupu nya sendiri" ujar Puri.

"kita terlambat" keluh Icez.

"Mita pasti sangat terpukul" ujar Rio.

"tenang saja, Mita baik baik saja, kami mengetahui semua nya sebelum acara lamaran, kan minggu depan acara lamaran nya, dan sekarang hanya akan menjadi rencana tanpa terlaksana." terang Ikmal.

"huft lega nya" ujar Rio.

"ya udah kita ke rumah Ikmal sekarang saja" usul Tata.

Mereka pun setuju. Ikmal dan Rio yang kebetulan berjalan beriringan pun menegur Rio.
"Yo, loe lakuin ini semua buat Mita?" tanya Ikmal.

"ya, buat siapa lagi." jawab Rio.

"kenapa loe ga cerita aja, pas loe liat foto om Tharas waktu itu" ujar Ikmal.

"gue kan perlu bukti" ucap Rio.

"gue boleh ambil berkas itu" pinta Ikmal.

"boleh, silahkan saja." Rio menyerahkan semua itu dan berlalu meninggalkan Ikmal.

"Rio Rio, loe pasti cinta banget sama Mita, loe rela ngelakuin semua ini,padahal loe tau loe ga bakal miliki Mita, tapi loe ngelakuin ini justru ingin melihat Mita mendapat kan cinta nya yang tak lain adalah Wahyu sahabat loe, Mita harus tau ini" Ikmal membatin.

*************************

Tharas sekeluarga telah sampai di kediaman keluarga Andra.

"Papah." teriak Mita saat melihat ayah nya berada di ruang tamu.

"Mita, maaf in papah nak" ujar Tharas seraya memeluk putri nya itu.

Mita melepaskan pelukan nya.
"mamah, Dara,Ijal, kalian juga ada di sini." ucap Mita terharu.

Setelah mereka menceritakan semua nya dan meminta maaf pada Mita, Tharas dan Dewi menemui Pak Andra. Sedangkan Dara dan Ijal mengikuti Mita masuk ke kamar Dini.

"Tidak aku sangka, kaka bisa juga mengurus bayi." Celoteh Dara.

"hey, begini juga aku seorang perempuan, pasti lah ada sisi ke ibu'an dalam diriku."protes Mita.

"iya, aku percaya, oh ya Ka Mita ini masih sama yah seperti dulu, selalu sayang sama aku, maaf aku tidak menyadari nya." ucap Dara menyesal.

"sudahlah, kamu kan adik ku, dan selama nya akan tetap seperti itu." ujar Mita.

Ijal dan Dara sedang bermain di kamar dini bersama Kevin dan Dini, tampaknya Kevin dan Dini mudah akrab.

Hati Mita sangat lega, setidaknya pengorbanan nya tidal sia-sia. Kini apa yang ia inginkan dan impikan bisa menjadi kenyataan. Kesedihan nya selama ini terobati sudah hanya dengan melihat ayah dan adik nya bisa seperti dulu, selalu ada hikmah dalam setiap masalah, dan Mita merasa usaha nya kali ini membuahkan hasil yang cukup memuaskan. Setidak nya rasa pilu yang ia rasakan tidak lah sebanding dengan senyuman di wajah, Ibunya, Ayahnya, Adik dan Adik iparnya. Dan kini Mita merasa kebahagian nya bertambah, memiliki dua orang kaka yang sangat mencintai nya dua keponakan yang lucu-lucu.

Mita keluar dari kamar itu karena kata Vino teman-teman Mita ada di luar.

"teman-teman?" tanya Dara.

"jangan salahkan mereka, kaka yang menyuruh" jawab Mita. Seolah tau apa yang ada di pikiran Dara.

Dara mengangguk paham dan mengobrol dengan Vino.

####################

"Wahyu.." ucap Mita saat melihat Wahyu ada di ruang tamu, Hanya Wahyu.

Wahyu tersenyum semanis mungkin pada Mita. " Aku Sudah tau semua nya" ucap nya.

Mita mendekati Wahyu. " kita ngomong di taman belakang aja yah" ajak Mita.

Wahyu pun mengikuti Mita ke taman.

Mita duduk di bangku taman itu, Wahyu pun duduk di sebelah Mita.

"Ikmal sudah menceritakan semua nya, terima kasih." ucap Wahyu seraya menunjukan buku harian Mita.

"Mas Ikmal, darimana ia dapat buku ini" ujar Mita lalu merebut buku nya dari tangan Wahyu.

"entahlah, yang jelas dia hanya mau kamu bahagia" ujar Wahyu.

"baiklah, sekarang bagaimana?" tanya Mita.

"bagaimana apa nya" goda Wahyu.

Mita cemberut. "kamu bener-bener yah, nge bt in deh" keluh Mita.

"Iya maaf, cuma bercanda," ucap Wahyu. Ia mendekat kan wajah nya ke wajah Mita, semakin dekat, Wahyu tersenyum dan sejurus kemudian bibir mereka pun bersatu, lama mereka berciuman.

"I Love you" ucap Wahyu setelah melepaskan ciuman nya. Mata nya menatap lembut Mita. Mita tampak gugup. Setelah beberapa saat.
Mita tersenyum "I LOVE YOU TOO" ucap Mita dan langsung mencium bibir Wahyu.

"ehm" suara dehem man membuat Mita dan Wahyu melepaskan ciuman nya dan berbalik untuk melihat siapa yang datang.

"kalian" ucap Mita tersipu malu.

"dasar ganggu aja" protes Wahyu.

Ikmal,Icez,Rio,Tata,Puri. Tertawa terbahak-bahak melihat muka salting Mita dan Wahyu.

"cie, ada yang baru jadian nih" goda Tata.

"Selamat Mimit, semoga loe bahagia, gue rela deh loe tinggalin, asal loe bahagia gue iklas." ujar Icez. Ternyata sifat jahil nya muncul.

Ikmal dan Wahyu menatap penuh tanya ke arah Mita.
"apa!!" bentak Mita.

"maksudnya apa yah" ujar Wahyu dan Ikmal kompak.

"ehm, yang bakal jadi ipar, udah kompak aja," goda Puri.

"udah, ga usah di tanggepin Icez mah, dia suka rada rada, kalau obat nya abis." tukas Rio seraya menoyor kepala Icez.

"oh, hahaha, kirain" Ujar Wahyu lega.

Mita mendengus kesal.

"Mas Ikmal,ko bisa dapet buku ini." ujar Mita menunjukan buku harian nya.

"oh. Hehe, anu itu kemaren ga sengaja nemu di kamar loe" ujar Ikmal cengengesan.

"kalau di kamar bukan nemu nama nya, tapi ngambil" gerutu Mita.

"eh,kalian bertiga kenapa mata nya ko merah gitu?" tanya Mita saat melihat mata ketiga sahabat nya tampak merah.

"oh ini__" ucapan Icez terpotong karena buru-buru Rio menyambar.

"kemaren kita main ps sampe malem"dusta Rio.

"oh, kalian ini" ucap Mita.

Yang lain hanya tersenyum mendengar penjelasan Rio. "eh Mal, laper nih ada makanan ga" ujar Icez sekenanya.

"Cez, malu-malu'in aja loe" protes Puri.

"hehe, ia juga sih" Tata cengengesan.

Ikmal pun menyuruh mereka ke ruang makan. Sementara Ikmal menahan Mita di taman.

"ada yang mau gue omongin" bisik Ikmal pada Mita.

Ikmal menyerahkan dokumen, yang tadi di bawa Rio.

"ini hasil nya, Rio,Icez,dan Puri yang mengerjakan dan mencari informasi, setelah apa yang Rio lihat di ruang kerja papa" jelas Ikmal.

Mita terbelalak kaget, "Astaga Rio.jadi dia tadi itu_" Mita berucap lirih.

"gue cuma ingin yang terbaik buat loe Mit" ujar Ikmal dan meninggalkan Mita yang masih berdiri mematung.

***

Mita melihat Rio duduk sendiri di ruang makan, sementara yang lain berada di ruang tengah sedang bermain PS.

"Hmm, boleh gabung?" tanya Mita, lalu duduk di sebelah Rio.

"eh, Mita, boleh lah, mau sarapan yah." jawab Rio seraya bertanya.

Mita mengangguk lalu mengambil makanan yang tersaji di hadapan nya.

"Rio, gue mau loe jujur, ke gue, ini loe lakuin demi apa." ucap Mita dan menyerahkan amplop coklat berisi informasi tentang masa lalu ayah Mita.

Rio terdiam, ia mencoba menenangkan detak jantung nya yang berdetak hebat.

"loe dapet dari Ikmal?" tanya Rio,kemudian ia melanjutkan kata-kata nya tanpa menunggu jawaban Mita.

"maaf Mita, tapi kami bertiga cuma ingin ngebantu loe." ujar Rio.

"engga apa-apa Yo, justru gue berterimakasih banget untuk semua ini" ucap Mita.

"kita kan sahabat" Rio tersenyum manis saat mengatakan itu.

"yakin loe hanya anggap gue sahabat." desak Mita.

Rio menarik nafas panjang "apa jawaban jujur gue bisa buat loe cinta sama gue" tatang Rio.

"mungkin" ujar Mita enteng.

Rio membulatkan mata nya berusaha mencerna ucapan Mita barusan.

"Mit, gue tau di hati loe cuma ada Wahyu, ga usah bohongi perasaan loe, buat gue, di bales atau ga perasaan gue ini, gue iklas, karena dari awal gue cinta sama loe, ga pernah terbesit di pikiran gue buat maksa loe nerima gue, gue tau mungkin kedengaran nya sangat naif, tapi gue iklas selama ini cuma jadi bayangan Wahyu dalam hidup loe,asal loe seneng gue juga seneng." cerocos Rio panjang lebar.

"entah perempuan seperti apa aku ini, sehingga bisa mendapat cinta yang begitu tulus dari loe." Mita berucap lembut.

"loe perempuan terhebat yang pernah gue kenal setelah nyokap gue" ujar Rio.

"gue musti bales pake apa Rio,atas semua ini." ujar Mita.

"dengan loe ngizinin gue tetep cinta sama loe, itu udah cukup buat gue, dengan senyum itu tetap ada di wajah loe, gue bahagia Mit, cinta gue ini cinta yang ga pernah minta balasan." ujar Rio.

Mita menghambur kepelukan Rio, " terimakasih Yo," Mita terharu.
Rio melepaskan pelukan Mita,lalu perlahan mengecup kening Mita dengan lembut.
Rio pun beranjak dari ruangan itu meninggal kan Mita.

Mita menatap lembut Rio dari belakang, hingga bayangan Rio menghilang di balik pembatas ruang makan dan ruang TV.

"loe bukan hanya sahabat buat gue, tapi loe sosok cinta sejati di hidup gue, malaikat cinta gue." gumam Mita lirih.

########################


Lima bulan kemudian, Mita dan Wahyu bertunangan.
Kini Mita di sibukan dengan pekerjaan nya, tapi Ia terkadang berkunjung ke rumah Vino, ya tentu saja untuk bertemu Dini.

Keluarga nya juga kini kembali normal. Dan Dara pun tetap tinggal di rumah atas permintaan Mita.

"Yu, kamu ga keberatan kan dengan ide aku?" tanya Mita.

"ya engga lah, apapun yang buat kamu senang,pasti aku setuju aja." jawab Wahyu.

"aaah, makasih ya sayang" Mita memanja pada Wahyu. Wahyu mengacak lembut rambut Mita.

***

"ka, ini serius" ucap Dara saat setelah membuka amplop pemberian Mita.

"serius lah, kan dari dulu cita-cita kamu pengen jadi perancang busana,dan juga si Ijal mau jadi pelukis" jawab Mita.

"tapi gimana dengan Kevin" ujar Ijal.

"tenang itu udah gue pikirin lah, Kevin bakal gue urus sampai kalian lulus sekolahnya. Ya itung-itung buat belajar cara mengurus anak." ujar Mita sangat yakin.

"terus apa mas Wahyu ga keberatan." ujar Dara cemas.

"urusan itu ga usah di pikir, aku udah ngomong ke Wahyu, dan dia setuju." ucap Mita.

"yang penting kalian di sana, sungguh-sungguh belajar nya, urusan Kevin ga usah khawatir, aku udah siapin semua nya di paris, jadi 2 hari lagi kalian berangkat, siap siap yah" cerocos Mita.

"Makasih ka" ujar Dara langsung memeluk Mita, Ijal pun juga memeluk Mita.

"udah ah, malah jadi cengeng gini, anggep aja ini hadiah atas kesabaran kalian, lagipula selama ini kalian ga menikmati bulan madu kan, anggep ini bulan madu dan nikmati lagi masa pacaran kalian dan tentu yang sudah halal." ujar Mita.

Dara tersenyum. Ternyata kaka nya sangat mengerti dia, ia sangat beruntung mendapat kaka seperti Mita.

Dara dan Ijal pun berlari kecil menuju ruang tengah untuk memberi kabar bahagia ini pada orangtuanya.

Mita sangat bahagia melihat itu, pengorbanan dan kesabaran nya di masa lalu kini membuahkan hasil, apa yang di impikan nya pun terwujud. Keluarga nya kembali ceria,akur dan bahagia.

"hay, ngelamun aja" tegur Wahyu yang baru datang.

"apa,siapa yang ngelamun" kilah Mita.

Wahyu tersenyum lalu memeluk Mita. " kita jalan-jalan yuk" ajak nya.

"boleh" Mita mengiyakan, saat Mita melepaskan pelukan nya dan akan melangkah. Tiba-tiba Wahyu menarik tangan nya, menghadap kan nya ke arah Wahyu, Wahyu menarik tubuh Mita mendekat ketubuh nya, perlahan Wahyu mendekat kan wajah nya, dan ia pun mencium lembut bibir Mita. Setelah beberapa saat Wahyu melepaskan ciuman nya.

"jalan sekarang yuh" ujar Wahyu.
Mita menurut saja.
Kini kebahagian nya lebih lengkap dengan ada nya Wahyu di sisi nya.

Mita benar benar beruntung, ia mendapat keluarga baru dari ayah nya, mempunyai kaka kaka yang menyayanginya, Vino dan Ikmal.
Ayah ibu yang sangat menyayanginya.
Adik yang sangat perhatian. Dara dan Ijal.
Keponakan yang lucu lucu. Dini dan Kevin.
Sahabat yang sangat sayang dan peduli, selalu ada untuk nya, Icez,Tata,Puri, dan Rio si malaikat pelindung nya.

Dan kini ia memiliki lelaki yang mencintai dan di cintai nya, Wahyu Sudiro. Pria yang mampu membuat Mita tersenyum, dan menangis pria yang mampu membuat nya bahagia.

#THE END#

Cinta itu sangat manis tapi juga pahit, cinta bisa manis bila kita ikhlas menjalani nya, tapi sangat pahit bila jatuh ke tempat yang salah, bukan cinta yang salah, tapi keadaan nya saja yang kurang tepat.
Cerita ini hanya fiktif belaka, maaf bila ada kesamaan tokoh tempat dll. Maaf bila ada kekurangan dalam cerita ini, atau dalam penulisan. (masih amatir) hehe
Terimakasih buat all artis yang nama nya kepake, buat Dini and miela,
Buat teman teman yang sudah mau membaca,like juga, terimakasih atas dukungan dan semangat nya.
Terima kasih banyak. Sampai jumpa di cerita selanjut nya.
^_^

Kamis, 18 Agustus 2011

Maaf Aku Mencintaimu Part 11

Ikmal menghampiri Mita yang sedang mondar-mandir di taman belakang itu.

"Mit, ada apa, keliatannya loe panik banget" tegur Ikmal.

Mita menghentikan langkah kaki nya dan menoleh ke belakang.

"Mas Ikmal." ucap Mita, lalu ia duduk di bangku taman itu, Ikmal pun duduk di sebelah Mita.

"ada masalah?" tanya Ikmal dengan nada sedemikian pelan.

Mita tampak berpikir, apa Ia akan menceritakan apa yang sebenar nya terjadi pada diri nya saat ini. Tapi Ia juga merasa bingung, karena kalau ia menceritakan ia juga harus menceritakan semua nya.
Lantas secercah cahaya seolah muncul dan membisikan sesuatu pada Mita. Menyuruh nya menceritakan semua nya, yah semua nya, lagipula bukan kah cepat atau lambat keluarga ini juga harus tau tentang siapa Mita sebenarnya.

"hey, malah ngelamun." tegur Ikmal sedikit gemas pada Mita.

"maaf" ucap Mita, >hmm memang seharus nya aku cerita, toh Ikmal juga sudah sedikit tau tentang kehidupan masa lalu ku< Mita membatin.

Mita menarik nafas dalam-dalam, mengeluarkan nya perlahan.
" apa aku bisa menceritakan semua ke kamu, Mas?" tanya Mita.

Ikmal membulat kan mata nya, memandang Mita dengan gemas " tentu saja, Mita, loe boleh cerita tentang masalah loe ke gue" jawab Ikmal.

Mita pun memulai cerita nya, dari awal datang nya masalah dalam keluarga nya, hingga dia harus berjuang untuk mendapat kan kepercayaan Ayah nya tanpa menyakiti hati adik nya, ibu nya. Dan bagaimana sakit nya ia saat orang yang menjadi tumpuan hidup nya,yang sangat ia cintai tiba-tiba menghilang dan akhir nya membuat diri nya berani mengambil keputusan keluar dari rumah orang tua nya itu. Menceritakan tentang asal-usul nya, kehidupan nya dulu.

Ikmal tertegun, ia tak sanggup berucap, ia terlalu terkejut untuk menerima pernyataan Mita tentang kehidupan gadis itu dulu.

"itu yang membuat loe gelisah?" tanya Ikmal.

"hmm, dan satu hal lagi, seperti nya ada yang harus aku tunjukan yang mungkin akan membingungkan, karena aku sendiri juga tidak yakin." ucapan Mita membuat Ikmal kebingungan.

"maksud loe apa?" Ikmal masih tampak heran.

"meminta pendapat dan saran dari mas Ikmal, karena jujur saja aku bingung, ini terlalu mengejutkan untuk ku." jelas Mita.

"apa?, mungkin gue bisa bantu" ujar Ikmal.

Mita pun masuk kedalam sebentar dan kembali lagi, kini  tangan nya menenteng sebuah album foto berwarna merah hitam.
Mita pun duduk di sebelah Ikmal. Kemudian menyerahkan album foto itu.

"ini album foto keluarga ku" ujar Mita saat menyerahkan album itu pada Ikmal.

Ikmal yang masih kebingungan pun perlahan membuka album itu, di lihat nya potret potret keluarga Mita satu per satu hingga pandangan nya tertuju pada sosok pria yang tidak lah asing untuk nya, sosok pria yang selama ini ia lihat di dalam bingkai foto di ruang kerja ayah nya. Ikmal pun menutup album itu dan menatap Mita.

"Tharas bistara, Ayah ku" ucap Mita.

Ikmal terkejut bukan main, ia tidak menyangka apa yang ia dengar barusan, Tharas adik kandung ayah nya, yang ia tau sudah meninggal dan kini ia ketahui masih hidup dan memiliki seorang putri yang akan di nikahi kaka nya dan gadis itu sekarang ada di hadapan nya.

"ini... Apa ini hanya lelucon konyol." ujar Ikmal.

"aku juga berharap ini lelucon, ini mimpi, tapi ini lah kenyataan nya." Mita tampak pilu saat mengucapkan nya.

"om Tharas sudah lama meninggal, ok itu lah yang gue tau dari cerita papah." ujar Ikmal.

"tapi beliau masih hidup, itu kenyataan nya dan sekarang apa yang harus aku lakukan." ujar Mita.

Ikmal bangkit berdiri dan menarik tangan Mita " ikut gue!" ujar Ikmal.

Mita menurut saja, dan saat setelah sampai di ruang tengah tempat orangtua nya dan kaka nya sedang berkumpul.

"Batalin pernikahan ini!!" bentak Ikmal dan membanting album foto milik Mita, persis di depan ayah nya.

"Ikmal!! Tidak sopan kamu ini!!" bentak Andra dengan suara meninggi.

Plaaaak, tamparan keras mendarat di pipi Ikmal. " keterlaluan kamu yah!" Vino tampak emosi.

Mita tercekat ia kaget dengan apa yang barusan ia lihat, ia tidak menyangka akan reaksi Ikmal.

"sudah sudah!! Sebenarnya ada apa ini" ujar Bu Ina mencoba mendinginkan suasana.

" seharus nya Ikmal yang tanya seperti itu sama papah, apa selama ini papah bohong tentang kematian adik papah." Ikmal berteriak pada papa nya.

Pak Andra tampak pucat, tidak menyangka akan pertanyaan yang keluar dari anak bungsu nya itu, tapi apa hubungan nya semua ini dengan pembatalan pernikahan Vino dan Mita yang baru saja di ucapkan Ikmal.

"apa hubungan nya tentang kematian adik papah dengan rencana pernikahan kaka kamu, Ikmal?." tanya pak Andra, kini suara nya sudah sedikit rendah.

Ikmal menunjuk album foto yang tadi ia banting. " lihat saja itu, album itu." ucap nya.

Pak Andra pun melihat album itu, dan betapa terkejut nya ia melihat foto adik nya.
Pak Andra menatap Ikmal mencoba meminta penjelasan tentang apa yang baru saja ia lihat, seolah tau makna tatapan ayah nya Ikmal pun berkata " Tharas Bistara, Ayah kandung Mita." jelas Ikmal.

Pak Andra terperanjak kaget dan duduk bersujud di lantai, perasaan nya kini kacau balau, bu Ina menangis sejadi nya dan memeluk suami nya itu.

Tapi di ruangan itu ada yang jauh lebih terkejut, Vino, yah dia merasa tersambar petir yang maha dahsyat nya ia duduk lemas di kursi nya tak bergeming sedikit pun, berharap yang ia dengar hanya mimpi.

"apa yang sebenar nya papa sembunyikan, ceritakan pada kami." pinta Ikmal.

Setelah dirasa keadaan cukup tenang, pak Andra pun perlahan mulai berdiri dan duduk di kursi nya semula.
Bu Ina menuntun suami nya itu, membantu nya duduk.

Pak Andra pun mulai bercerita. " dulu saat Usia papah menginjak 23 tahun dan Tharas 21 tahun, orang tua kami meninggal, Tharas merasa tidak terima, dan dengan keegoisan nya, dan amarah nya, ia memilih pergi dari rumah entah kemana ia saat itu, bertahun-tahun papah mencari nya, hampir semua kantor polisi papah datangi untuk meminta bantuan mencari Tharas, tapi hasil nya nihil.dan sejak saat itu tepat nya 10 tahun yang lalu papah putus asa, hingga untuk menutupi kesedihan papah, papah mengarang cerita kematian itu." ujar Andra mengahiri cerita masa lalu nya.

Semua nya terdiam..

"Maaf, tapi papah aku masih hidup dan itu kenyataan nya, aku harus membatalkan pernikahan ini." ucap Mita dengan terbata.

"jadi benar kamu anak nya Tharas adik ku?" tanya pak Andra.

Mita mengangguk.

"apa yang terjadi, bagaimana dia sekarang, apa dia tinggal di jakarta juga.?" kini bu Ina angkat bicara.

"ceritakan Mita, dan aku harap ini mimpi." ujar Vino.

Mita terdiam, beberapa kali ia tampak menelan ludah nya seolah ingin menelan kepahitan nya, berharap semua nya berlalu. Ikmal yang melihat itu pun angkat bicara.

"ini nyata, walau pahit sekalipun tapi ini lah kenyataan nya" ujar Ikmal.

Ikmal pun menceritakan apa yang tadi ia dengar dari Mita, menjelaskan apa yang terjadi hingga membuat Mita harus menjadi seorang babysiter, itu semua karena ayah nya yang terlalu keras kepala. Karena kecerobohan adiknya yang sangat Mita sayangi.

Pak Andra menelungkupkan tangan di wajah nya, menyerap segala penjelasan yang dia terima.

"apa Tharas masih saja sama seperti dulu, bagamana mungkin masalah sebesar itu ia tanggung kan kepada putri nya, yang mungkin saat itu masih belum tau asam garam nya kehidupan, sungguh keterlaluan." gumam Pak Andra geram.

Bu Ina memeluk Mita yang mulai sesenggukan. " kamu pasti sangat menderita." kata nya lirih.

Ikmal terdiam, ia termenung membayangkan bila ia yang ada di posisi Mita, mungkin ia sekarang telah tiada, yah pikiran itu pun muncul bila ia yang ada di posisi Mita, tapi tidak untuk gadis itu, dia tampak tegar, dia tampak kuat, walau hati nya rapuh sekalipun, ia tetap semangat dan tidak mudah putus asa, benar kata Rio, Mita adalah gadis yang sangat kuat dan hebat, namun dia tetap lah seorang perempuan yang mudah rapuh. Dan menangis. _gumam Ikmal dalam hati.

Vino tak tahan lagi, dia benar-benar ingin menuntaskan masalah ini.

"di mana alamat rumah kamu, kita kesana sekarang" ucap nya penuh ketegasan.

Mita menatap Vino, lalu memberikan alamat rumah nya yang ia simpan di hp nya.

"baiklah, kita memang harus kesana, tapi Mita sebaik nya kamu istirahat saja, biar besok kamu sudah siap bertemu dengan keluarga mu." ujar pak Andra.

Mita pun menurut.
Dan pak Andra, Bu Ina, Ikmal dan Vino bergegas kerumah orangtua Mita.

========

Sesampai nya mereka di depan sebuah rumah mewah di kawasan elit itu, pak Andra tampak tertegun, ia tampak ragu untuk masuk ke dalam.

"ada yang bisa saya bantu?" tanya seorang satpam yang menjaga rumah itu.

"apa benar ini rumah bapak Tharas bistara?" Ikmal balik bertanya.

"Ya benar, mari silahkan masuk." ujar satpam itu dan menyuruh teman nya membuka gerbang rumah itu.

Ikmal mengangguk kan kepala nya tanda terimakasih. Lalu melajukan mobil nya memasuki halaman rumah itu yang cukup luas, hingga butuh waktu sepuluh menit untuk sampai persis di depan rumah itu.

"ayo turun" ajak Ikmal.
Kini mereka berempat tampak ragu untuk mengetuk pintu rumah itu.

Dan akhir nya Ikmal yang memberanikan diri mengetuk pintu rumah itu.

Pintu pun terbuka, seorang gadis yang sedikit mirip dengan Mita, berdiri di depan pintu.

"maaf, cari siapa yah?" tanya Dara dengan senyum ramah.

"kami mencari pak Tharas, apa beliau ada" ucap Ikmal.

"oh, silahkan masuk, papah ada di rumah." ujar Dara mempersilahkan keluarga Andra masuk.

"silahkan duduk dulu, sebentar saya panggil papah dulu, mau minum apa?" tawar Dara dengan ramah.

"terima kasih nak, ade ini anak nya pak Tharas?" tanya Bu Ina.

"iya, Dara nama saya. Saya anak bungsu nya" jawab Dara seraya memperkenal kan diri.

"senang berkenalan dengan kamu nak," ucap Pak Andra.

Dara masuk ke dalam untuk memanggil Ayah nya.

Vino merasa aneh dengan semua ini, seharus nya dia senang sekarang berada di rumah calon istri nya lebih tepat nya sekarang adalah mantan, keluh nya dalam hati, ia tidak menyangka akan semua ini, minggu depan ia akan melamar Mita kepada orang tua nya, tapi itu hanya lah sebuah rencana yang tidak akan terlaksana, kini ia memang berada di rumah keluarga Mita, tapi bukan untuk melamar nya, melainkan ia datang sebagai kaka sepupu Mita, sungguh aneh memang, tapi ia bersyukur setidak nya ia tidak terlalu terkejut, dia tidak bisa membayangkan bila dia mengetahui semua ini di hari ia akan melamar Mita, di depan orang tua nya, pasti lah akan sangat lebih menyedihkan, mengetahui calon istri nya adalah adik sepupu nya sendiri,pasti sangat menyakitkan dan sulit di lupakan, terlebih Mita adalah anak dari adik kandung ayah nya, dan juga adik ayahnya itu laki-laki, yang pasti nya Vino dan Ikmal bisa saja menjadi wali nikah untuk Mita. Sungguh ke ada'an yang sangat tidak mengenakan..

Vino buru-buru menghapus air mata nya yang hampir jatuh itu. Ia tidak boleh terus terusan berduka dia harus tetap semangat, ini lah takdir.


"pah, ada tamu." ujar Dara mengetuk pintu kamar orang tua nya, semenjak Mita pergi Dara memang tinggal di rumah itu lagi, untuk merawat Ibu nya yang sakit-sakitan, dan Ayah nya pun sedikit demi sedikit mulai menerima kehadiran nya,anak nya dan suami nya.
Mita pasti akan bahagia bila ia mengetahui nya, setidak nya, usaha dan pengorbanan nya membuahkan hasil.

"siapa tamu nya?" tanya Tharas.

"tidak tahu, tapi seperti nya mereka sangat mengenal papah." terang Dara.

Tharas pun mengangguk paham, dan turun kebawah untuk menemui tamu nya.

"Siapa neng Tamu nya?" tanya Dewi ibunda nya.

"engga tau mah, kita lihat saja" ajak Dara. Mereka pun turun untuk melihat. Di ikuti Ijal yang juga penasaran. Sembari menggendong Kevin.

####################

Tharas sangat terkejut melihat siapa yang berada di ruang tamu nya itu. "Mas Andra" pekik Tharas.

Andra yang melihat Tharas langsung mendekati adik nya itu dan meninju keras di bagian perut nya.

"Papah!!" bentak bu Ina.

"keterlaluan kamu, ini kamu sekarang, dasar tidak bertanggung jawab, mementingkan dirimu sendiri saja." bentak Andra.

Tharas diam tersungkur di lantai, Dewi yang melihat itu ingin melerai. Tapi Ijal dan Dara menahan nya, menyuruh nya tetap diam dan mendengarkan saja.

"pah, kita bisa menjelaskan baik-baik, jangan pakai emosi, ingat tujuan kita bukan hanya untuk kita." Ikmal mencoba mengingat kan tentang Mita pada ayah nya.

Pak Andra termenung mendengar ucapan Ikmal, ia lalu duduk kembali di kursi nya. Sementara Tharas masih duduk tersungkur di lantai, Ikmal yang melihat itu pun, membantu nya berdiri dan memapah nya untuk duduk di sofa.

"bagaimana Mas bisa menemukan saya." ucap Tharas terbata bata.

"sejak kepergian mu, Saya terus mencari mu, sampai 10thn yang lalu saya merasa putus asa." ucap Pak Andra.

"Maaf kan saya, tapi ini lah kehidupan saya sekarang jadi jangan pernah lagi menemui saya." ucap Tharas.


"kamu masih saja seperti dulu, egois. Terserah kamu mau mengakui kaka mu ini atau tidak, karena kedatangan saya kesini juga karena Mita. Anakmu." terang pak Andra.

Tharas memandang kaka nya dengan tatapan terkejut. Begitu juga Dewi,Dara dan Ijal yang berada di ruang sebelah.

"Bagaimana mas Andra bisa tau tentang anak ku Mita." Tharas masih tampak terkejut.

"dia sekarang ada di rumah ku." ucap pak Andra semakin membuat Tharas terkejut.

"bagaimana bisa__" ujar Tharas ternganga.

Dara, Ijal dan Ibunda nya pun mendekat.

"ada apa sebenarnya ini, di mana anak saya." ucap Dewi sesenggukan.

Pak Andra menghela nafas pelan.. Mencoba mengambil kata yang tepat.

"kamu mungkin tak pernah cerita tentang keluarga mu,pada istri dan anak-anak mu, tapi Tuhan punya cara lain untuk memberitau semua kebenaran ini, Mita bekerja di rumahku, sebagai babysiter" terang pak Andra.

"Tapi ka Mita tidak pernah bisa berhubungan dengan anak kecil." ujar Dara.

Pak Andra pun menjelaskan semua nya, menceritakan tentang kehidupan Mita setelah keluar dari rumah orang tua nya itu.
Pak Andra juga menceritakan tentang bagaimana Mita setelah kejadian 5 tahun lalu, yang telah merubah jalan hidup keluarga nya, bagaimana Mita berjuang untuk menormal kan keadaan bagaimana Mita merasa putus asa.. Pak Andra juga menceritakan bagaimana Mita mengetahui tentang masa lalu ayah nya, dan hampir saja membuat dia menikah dengan kaka sepupu nya.

Orangtua Mita, Dara dan Ijal, terperanjak kaget. Tak menyangka, Mita yang selama ini di mata mereka suka berontak pemarah dan keras kepala, berjuang seorang diri hanya ingin menyatukan mereka. Dan meraeka juga merasa sedih, bagaimana Mita bisa melawati semua ini, dan apalagi di tambah ia hampir menikah dengan kaka sepupu nya. Perasaan hati nya pasti hancur sekali.

"bagaimana mungkin, kamu tega melimpahkan masalah sebesar itu pada seorang anak, yang mungkin saat itu belum genap 20 tahun, kamu sangat egois Tharas, apa sekarang kamu akan tetap mempertahan kan sifat buruk mu itu, mengorbankan kebahagian anak mu sendiri." ujar pak Andra geram.

"Maaf" ucap Tharas lirih.

"jangan minta maaf padaku, melainkan kepada Mita, dia terlalu menderita karena amarah mu yang tak bisa di kontrol itu, dia lah korban dari masalah di rumah ini." ujar Pak Andra.

"aku ingin bertemu dengan nya di mana dia" Tharas memohon pada kaka nya.

"jangan sekarang, besok saja." saran pak Andra.

"tapi kami ingin bertemu Mita. Kami mohon" Dewi kini ikut memohon pada kaka ipar nya itu.

"Sebaik nya besok saja, Mita butuh waktu untuk bertemu kalian.,sabar lah" nasehat Bu Ina.

Keluarga Mita pun mengerti, pasti sulit bagi Mita untuk melalui semua ini.

Lama mereka berbinjang, ya memang Ikmal tau banyak tentang Mita dari cerita Mita dan buku harian Mita.
Ikmal pun menceritakan semua itu pada orang tua dan adik Mita itu, bagaimana Mita sangat menyayangi mereka. Bagaimana Mita memendam rasa rindu pada kehangatan keluarga nya dulu, sikap dingin berontak dan keras kepala yang selama ini ia tunjukan hanya lah semata mata untuk kebaikan mereka.

Dara sangat terharu, ternyata Kaka nya masih sama seperti dulu, selalu saja melindungi nya, menjaga nya. Dan bahkan rela mengorbankan diri nya, hanya untuk kebahagian adik nya. Dara merasa terenyuh mendengarkan nya.

Tharas benar-benar tak menyangka, bila keegoisan nya ternyata sangat melukai orang-orang yang mencintai nya,terutama Mita anak nya.

Setelah cukup lama berbinjang keluarga pak Andra pun pamit pulang.

#bersambung

Senin, 15 Agustus 2011

*Cuma Kamu* Part 2


"Ikmal, loe kenapa babak belur gitu,trus ko bisa sih loe sama Mita." cerocoz Rio keheranan.

"heh, loe gebukin sahabat gue yah." Ijal menuduh.

Mita tak memperdulikan nya. Ia turun dari sepeda dan menghampiri sahabat Ikmal itu.

"kalau gue yang ngebenjutin tuh muka nya Ikmal, berarti gue orang yang bernyali besar, mau nganter dia pulang." ujar Mita dengan santai nya.

"loe kenapa sih, ko bisa kaya gini." Tharas merasa cemas.

"gue di keroyok sama geng motor di gang belakang komplek, untung aja ada Mita, kalau ga, udah almarhum gue ini." jelas Ikmal.

"berapa orang yang loe lawan Mit.?" tanya Wahyu. Nada bicara nya menyiratkan ke khawatiran.

"5 aja kaya nya." jawab Mita enteng.

"makasih sob, loe emang hebat, ga kaya Ikmal mah cemen banget." ujar Rio pada Mita.

Mita tersenyum.

"eh gimana cerita nya loe di keroyok?" tanya Wahyu penasaran.

Ikmal pun menceritakan kejadian nya dari awal sampai akhir dan bagai mana Mita juga bisa membantu nya.

"wah, Mit, loe dalam bahaya. " ujar Ijal.

"maksud loe" Mita tampak bingung.

"ya preman itu pasti malu abis and ga bakal terima di kalahin ma cewe." Tharas menimpali.

"yah, gue paham." namun Mita tampak santai.

"gue anter loe pulang aja ya Mit, lagian tangan loe kaya nya luka." tawar Wahyu.

Sontak sahabat nya menatap Wahyu dengan pandangan aneh.

"ehm, ada yang khawatir nih." sindir Tharas.

Wahyu menyikut Tharas. Dan Mita pun pulang di antar Wahyu dengan mobil.

#####

"Mit, kita obatin tangan loe dulu yah." Wahyu mencoba membujuk Mita.

"Cuma luka kecil ini." tolak Mita, untuk kesekian kali.

Wahyu akhirnya menyerah.
Ia memegangi tangan Mita.

Setelah sampai di rumah Mita, Mita pun turun dari mobil Wahyu.

"makasih Yu." ucap Mita.

"ia sayang, apa sih yang engga buat kamu." ujar Wahyu genit sembari mencubit pipi Mita.

"ih, ganjen, puasa tau, udah ah. Pulang sono." usir Mita.

"iya deh, daaaaaaaaah sayang"pamit Wahyu dan pergi meninggalkan Mita.

Mita masuk rumah, betapa kaget nya Mita melihat semua sahabat nya ada rumah nya dan menatap nya curiga.


"dari mana aja loe, ko bisa di anter Wahyu." selidik Chua.

"tangan loe kenapa?" tanya Icez menunjuk jari tangan Mita yg luka.

"oh, ini tadi si Ikmal___" ucapan Mita terpotong.

"Ikmal? Oh jadi tuh cowo cecunguk yang buat loe luka gini, cemen berani nya main kroyok sama satu cewe pula" omel Keke.

"hah, tapi punya nyali juga si Wahyu berani nganter loe." ujar Icez.

"bertanggung jawab juga" puji Chua.

"heh, ngapain sih muji rival kita." protes Keke.

Mereka malah berdebat dan teriakan Mita membuat mereka berhenti dan menatap Mita.

"Stooooop!!" teriak Mita.
Mita pun menjelaskan semua yang terjadi. Mendengar Ikmal di keroyok Keke pun panik.

"trus Ikmal gimana sekarang?" tanya Keke cemas.

"ehm, kenapa Ke, khawatir." sindir Icez.

"enak aja siapa yang khawatir, cuma pengen tau siapa tau udah mati kan bagus." elak Keke.

Ke tiga sahabat nya pun cekikikan mendengar pengakuan Keke yang tidak sesuai dengan hati nya.


******

Kedua kubu itu kembali berperang petasan, kali ini Chua mengawasi Dara sehingga Ijal tak berhasil menarik Dara.

Sementara Wahyu dan Mita juga tidak bisa kabur karena Icez dan Tharas terus-terusan saling lempar petasan.

Tiba-tiba saja Beberapa geng motor menghapiri mereka, mereka pun membentuk formasi melingkar untuk saling melindungi dari kepungan geng motor.

"Mana yang nama nya Ikmal." teriak orang yang bertubuh kekar.

"bukan Ikmal yang punya masalah, tapi gue yang kemaren ngegebukin temen geng loe." bentak Mita tanpa basa-basi.

Wahyu menyikut Mita, tapi Mita diam saja.

"Mit, kan gue yang ada masalah." ujar Ikmal.

"gue yang nama nya Ikmal gue yang ada masalah sama kalian, gue yang kalian cari." teriak Ikmal.

"kalian berdua, kita tunggu nanti malam di gang belakang." tegas pria kekar itu lalu pergi di ikuti para geng itu.

****

Kini kedua kubu itu berkumpul di depan rumah Tharas.

"ini gara-gara Ikmal begooooooo"teriak Keke.

"iya gue emang bego, ga guna, bisa nya cuma nyusahin." Ikmal tampak frustasi.

Keke terkejut mendengar jawaban Ikmal yang tidak seperti biasa.

"Mal, loe kenapa ko lembek gitu biasa loe paling demen debat."ujar Icez.

"buat apa, emang kenyataan, bukti nya gue cuma buat masalah aja, Mita malah jadi kena masalah kan gara-gara gue."
Ikmal berteriak putus asa.

Hening semua nya terdiam.


"ok, kita ga usah saling menyalahkan, kita harus adepin ini sama-sama" ucap Mita,memecah keheningan.

"maksud loe, kita damai dulu sama cecunguk ini." ujar Keke seraya menunjuk Ikmal.

"sementara Keke sementara." tegas Icez.

"ok, gue setuju, ini memang harus di adepin bersama sama." timpal Tharas.

Semua mengangguk setuju, termasuk Ikmal, kecuali Keke.
Mita menatap Keke tajam.

"ikut gue.!" bentak Mita pada Keke lalu menarik nya menjauh dari teman-teman nya.

"apa'an sih,sakit tau." protes Keke, dan menampik tangan Mita.

"Ke, dengerin gue, kali ini aja, loe nurut ma gue, tepisin dulu ego loe, ini darurat." bujuk Mita.

"tapiii__" ucapan Keke menggantung.

"ga ada tapi-tapi an, loe harus setuju suka atau ga suka." tegas Mita.

Keke pun mengangguk pasrah, jauh di lubuk hati nya ia merasa cemas pada Ikmal, tapi ego nya yang besar membuat perasaan itu terkubur dalam dalam.

Mita pun kembali bergabung dengan sahabat nya, mereka pun merencanakan semua hal, yang akan di lakukan untuk melawan geng motor itu.

#####

"kita buat petasan yang gede aja, semacam bom gitu" usul Rio sekena nya.

"wah, itu terlalu bahaya, lagian duit dari mana kita." ujar Chua.

Mereka pun asik berdebat, kini mereka menggunakan rumah Wahyu untuk berkumpul, kebetulan keluarga Wahyu semua nya sedang pergi.

"eh, bentar yah gue mau ke toilet." pamit Wahyu.

Selang beberapa Menit, Mita juga keluar dari kamar Wahyu untuk menemui Wahyu.

"Mit, sini." ujar Wahyu menarik tangan Mita,

"aduh, ko di sini sih." protes Mita, sekarang mereka ada di kamar setrika.

"yang penting aman, hehe." ujar Wahyu cengengesan.

"ada apa?" tanya Mita.

"gue cuma mau bilang, ntar loe jangan berantem yah, apapun yang terjadi loe harus tahan." ujar Wahyu.

"kenapa?" tanya Mita ia tampak bingung.

Belum sempat Wahyu menjawab. Tiba tiba.

"kalian berdua ngapain di sini?!" Ucap Icez membuat Wahyu dan Mita terkejut.

"Icez, seeejak kapan loe di situ.?" tanya Mita gugup.

Icez mendekati Mita " cukup lama untuk tau apa yang kalian bicarakan." jawab Icez enteng.

"Ini, mmmmm, gue mohon jangan kasih tau siapapun kalau gue sama Mita pacaran." ucap Wahyu sembari bersujud di hadapan Icez.

Mita yang geli melihat tingkah konyol Wahyu pun menarik tangan Wahyu dan membantu nya berdiri.

"apa'an sih loe, pake sujud sujud ke Icez." protes Mita.

Icez tertawa.. "hahaha, tenang rahasia kalian aman asal.__" kerlingan mata Icez menandakan dia ingin imbalan.

Mita mendengus kesal. " ok uang jajan kan!" bentak Mita sedikit sewot.

"Tepat" ujar Icez dengan muka kegirangan.

Maka perjanjian pun di lakukan, kini Wahyu dan Mita merasa aman, yah walau harus merelakan sebagian uang jajan nya.

#####

"Jangan pernah temuin itu geng motor!!" tegas Aang dari ambang pintu ruang depan rumah Wahyu.

Semua menoleh ke arah Aang,

"bang Aang, emang kenapa?" tanya Mita.

"bahaya Mita, kamu mungkin pinter beladiri, tapi apa kamu kebal sama senjata tajam senjata api, gitu," ujar Aang.

"tapi kan__" ucapan Chua terpotong.

"engga pake tapi-tapi an, kalian nekat, abang panggil polisi, biar kalian di penjara sekalian.! Mau!!" bentak Aang .

Semua nya terdiam, dan akhirnya mereka pun menurut pada Aang.

Aang pun pulang bersama Mita.

****

"Yu, gue kaya nya jatuh cinta deh sama Mita" curhat Ikmal pada Wahyu.

Kebetulan kini Ikmal sedang menginap di rumah Wahyu.

"hah! Apa? Ga salah denger?!" ujar Wahyu gugup.

"beneran, entah kenapa gue seneng aja kalau liat dia." Ikmal senyum senyum saat mengucapkan nya. Dari raut wajah nya memang seperti orang yang sedang kasmaraan.

Wahyu terdiam, ia tak percaya kalau sahabat nya jatuh cinta pada wanita yang kini menjadi kekasih hatinya.

"Yu, menurut loe kalau gue nembak Mita besok gimana yah?" tanya Ikmal.

"apa ga terlalu terburu-buru," ujar Wahyu.

"jaman sekarang kalau ga gerak cepat,yah ga dapet."ujar Ikmal.

"terserah,tapi menurut gue mending loe pdkt aja dulu,biar tau itu cinta apa bukan." saran Wahyu, ia tampak konyol saat mengucapkannya.

"loe kenapa Yu,, ko aneh gitu"ujar Ikmal.

"aneh apa biasa aja"kilah Wahyu , mencoba menutupi perasaan nya,

"ohh, tiduur aaaaaaaah, siapa tau mimpi in Mita hehe"ujar Imal cengengesan.

Wahyu tampak salah tingkah.
Hati nya terasa panas mendengar perkataan Ikmal.

"Mita, gue mau ngomong bentar." ajak Wahyu seraya menggandeng tangan Mita.

Setelah sampai di belakang sekolah.
"ada apa sih, serius banget tuh muka." ucap Mita meledek Wahyu.

"udahlah, bukan waktunya bercanda!!" bentak Wahyu.

"maaf." ujar Mita, ia menunduk Mita merasa kaget Wahyu membentak nya.

"eeeh, bukan itu, maksud gue itu jangan becanda dulu gitu" Wahyu tampak gelagapan melihat Mita tertunduk kaget.

Mita masih terdiam. Dan Wahyu tampak mencoba menyusun kata-kata.

"Ikmal suka sama loe." ucap Wahyu singkat.

Mita memandang Wahyu penuh dengan keheran'an.

"ga salah denger gue." ujar Mita.

"Ya engga, semalem Ikmal sendiri yang bilang ke gue, jadi gimana yah" ucap Wahyu panjang lebar.

"gimana apa nya?" tanya Mita.

"ya kamu, kalau di tembak sama Ikmal" jawab Wahyu.

"cuma gara-gara itu aja peke di pikir, loe kaya ga tau gue aja." Mita sedikit sewot.

"iya maaf, tapi kan__" ucapan Wahyu terpotong.

"tapi apa!! Loe engga percaya sama gue! Loe takut gue selingkuh? Iya!!" bentak Mita. Ia merasa kecewa dengan sikap Wahyu.

"udahlah! Gue mau ke kelas BT gue di sini." ujar Mita. Lalu pergi meninggalkan Wahyu. Ia tampak jengkel.

Wahyu terdiam. Ia kaget dengan reaksi Mita. Ia tidak menyangka akan menyinggung perasaan pacar nya itu.

###

"Mit, nanti pulang bareng gue yah" ajak Keke.

"boleh, emang ada apa? Tumben loe ngajak gue." ujar Mita.

"nanti mau mampir ke toko alat musik, mau beli stik drum" Keke menjelaskan.

"stik drum? Loe kan demen nya sama bass, ada apa yah?" selidik Mita.

"eh, anu itu lah mmmm, buat sepupu gue" ujar Keke gelagapan.

"kenapa gelagapan gitu" Mita tambah menggoda Keke.

"eh, siapa yah gelagapan." kilah Keke.

"iya deh." ujar Mita seraya menahan tawa melihat tingkah Keke.

Keke hanya cemberut dan pergi meninggkan Mita.

"eh, mau kemana" teriak Mita.

"toilet." ucap Keke dan melangkah pergi.

#bersambung

“ DISINI KAU BELAHAN JIWAKU” (part9)

Ditengah perjalanan Mita terpeleset dan jatuh di pelukan Ikmal , mereka bertatapan cukup lama sehingga ada getaran” lain yang muncul di hati & perasaan mereka .
“ opss , thanks yah udah nolongin gue” ucap Mita disertai senyum mauut nya
“ gpp kok Mit , udah kewajiban gue lagii . yuuk kita lari lagii .” jawab Ikmal dan terus berlari
“ hah kewajiban (?) ngaco lagi deh otaknya , pasti gara” rambut nya blm di jabrikin .. malle , tungguin gue dongg ..”
“haha , mimitt sayang kalah yaa ? ditunggu ya traktiran baksonya :p”
“ hah , huh , hah , huh . gile mal lo lari cepet banget siih ? gue cape ngejar nyah ..”
“ haha , yaudah kerumah lo yuuk . numpang minumm duluu .”
“ iyaa yuuk .. lah Rio . Neng ? udah jogging nya ?”
“ hah jogingg ? kita ga jogingg kok Mit ,” jawab Rio
“ malle , apa maksuud lo ?”
“ hehe , maap ya mimitt sayangg . gue Cuma pengen bduaan sama lo aja”
“ waah bang ! lo sekarang berani ngambil kesempatan yaa ? pake bawa” nama gue nd iyoo ..”
“ maaf yaa mitaa sayanggkuu :D”
          Deg .. Darah Mita seakan berhenti mengalir , jantung Mita seakan berhenti berdetak (lebay ckck)
“ duuh guys , gue pamit keatas dulu yaa ! tiba” gue pusingg bangeet”
“ Mit , lo kenapa ?”
“ Mita ga papa kok . itu Cuma perasaan cewe yang lagi bingung aja . Mita udah biasa begituu .”
“ waah yank , tauu bangeet yah kamu ? jadi cemburu nih ?”
“ duuh sayang , kamu gmana dah ? aku kan kenal sama Mita udah dari kecil 1 rumah lagii . jangan cemburu yaa sayangg ???”
“ hehe becanda kok sayangg , bang ! kan ka mita blm sarapan , mending lo bawain Roti isi sama susu coklat kesukaannya deh ..”
“ oke de , thanks yah kalian berdua udah peduli sama gue ama Mita !”
“ sama2 bro , kalian kan sama” suka jadi harus bersatu . iyaa gak yank ?”
Dara hanya tersenyum , Dia juga ingin mita menjadi kaka ipar nya kelak .
                                                ***
Ikmal pun naik ke kamar Mita , di lihat nya Mita sedang memainkan gitar nya , irama yang sangat merdu . di pandang nya wajah Mita sekilas . wajah cantik itu telah membuat Ikmal jatuh cinta kepadanya .
“ Mit , kok langsung ke kamar sih ? nih gue bawain sarapan buat lo . susu coklat nya masih angeet loh .”
“Ikmal ? kan gue udah bilang klo lo jangan pernah masuk ke kamar gue lagi”
“ gue Cuma khawatir mit sama lo , maaf klo gue udah terlalu lancang !!!”
‘ duh ni mulut ngomong kok ga direm siih ? klo dia marah gimana nih ?’batin Mita
“ yaudah gue turun , jangan lupa sarapannya di makan ya ;) trus istirahat , biar cepet sembuuh .”
“ maaf mal , tp lebih baik kita jaga jarak dulu deh ..”
“ baik , klo itu yang terbaik menurut lo” ucap Ikmal tersenyum pedih
          sekepergian Ikmal , Mita menangis sejadi”nya , Mita bimbang apakah dia harus jujur “ gue sayang lo mal , tapi gue gmau lo sama Adiez bubar karna gue !” ucap Mita pasrah , karena Ikmal dan Dara juga ga pernah cerita akan hal ini , tentang kandasnya hubungan Ikmal dan Adiesty ..
Hari berganti malam , tapi Mita tetap mengurung Dirinya di kamar . hanya menangis karna dia bingung apa yang harus ia lakukan selanjut nya ?
“ Mita sayang , makan yuuk !” panggil mama emmy , suara ituu , suara yang amat Mita rindukan , yang Mita butuhkan saat ini untuk menenangkan hati nya yang sedang berkecamuk hebat !
“ mamaaaah ??? ya ampuun mita kangeen ! kok kesini ga bilang” sih ma ?”
“ mamah mau bkin surprise , baru aja mamah sampe 1 kok kamu nangis sihh? Ada apa ?”
“ lagi patah hati maah .. haha :D” celetuk Rio yang tiba” muncul di depan pintu
“ iyoo apaan siih ? mah Mita kangen banget sama mamah ..”
“ Rio juga kangen deh , saat mamah bangunin kita , misahin kita pas berantem ! ternyata mandiri itu susah yaa”
“ udah ahh , jgn mengeluh . kan sekarang mamah disini ! yuk kita makan ..”
          di bawah tante puri sudah menyiapkan makan malam yang cukup lezaat , walaupun pada kenyataan nya Mita tak berselera makan .
sehabis makan , mama emmy pun tertidur bersama kedua anak kesayangannya ituu .


*** keesokan harinya ***
“neng , mau kemana ???? masih pagi juga !”
“ mau kerumah yayangg dongs ! knp ? mau ikuut ??”
“ engga ahh , lo aja sendiri . okaii , salam buat yang ada disana”
“ ada problem lagi kah sama ka mita ?”
“ iya , dia minta gue dan dia untuk jaga jarak .”
“ dia blm tau lo sama adies udah putus ???”
“ blm , abis dia udah minta jaga jarak duluan siih . udah gda gunanya lagi kali dar !”
“ haha , cemen lo ! baru digituiin :p yaudah gue kerumah rio dulu ahh ..”
***
“ assalamualaikumm .”
“ waalaikumsalam , eh Dara masuk sayangg !”
“ mah , kenalin ini pacar Rio ! nama nya Dara Rizki Ruhiana .”
“ duh cantiknya , kamu emang gapernah salah pilih dari dulu yo . itu yang buat mama bangga !”
“ makasih tante , oh iya Mita dimana yo ?”
“ mita dikamar , mau ketemu ! kita susul ajaa yuuk”
“ yuuk , tante aku duluan yyah”
“ iyaa , beruntung banget ya Mita dapet temen sebaik ituu !” ucap mama emmy lirih
“ Mit , lo knp jadi ngurung Diri ke gini siih ? ada apa ? share dong kita kan sahabat lo !”
“ iya dong mit , klo lo kea gini lo malah makin tertekan”
“Dar , yo , gue gmau klo hubungan Ikmal dan Adies rusak karna gue dan Adies makin benci sama gue !”
“ Mita sayang , mereka udah putus kok ! dan itu demi lo , krn cinta emang gabisa di paksa kann ???”
“ hah lo seriius Dar ?” Tanya Rio dengan wajah super konyol nya
“ gue ,, gue sayang Dar sama Ikmal !” ucap Mita polos , tersirat wajah penyesalan , air mata pun kembali berjatuhan dari matanya yang indah .
“ klo emang kamu sayang sama Ikmal , pertahanin lah . jangan mau kalah sama ego kita !”
“ thanks guys atas support nya slama ini , gue sayang sama kalian .” ucap nya tulus lalu mereka kembali berpelukan.

*bersambung

“ DISINI KAU BELAHAN JIWAKU” (part8)

  setelah telpon di matikan Ikmal segera mengeluarkan motornya yang berada di garasi , “ bang , mau kmana ?” Tanya Dara yg membuat Ikmal kaget .
“ mau mutusin adiezty Dar , knp ?”
“ gue ikuut yaa , untuk sekedar memastikan klo lo beneran putus sama adiezty ..”
“ okey , kali ini lo percaya gue yaa !”
          Dikamar nya Mita sedang merenung , dan memainkan lagu ciptaannya dengan gitar kesayangannya  ..
‘ Jika kau sayang aku , buktikanlah hatimuu ..
  agar aku tak ragu , jalani bersamamuu ..’
“ gue tau klo lo cinta sama gue , tapi gue pengen klo lo nge-buktiin cinta dan sayang lo ke gue . sejujurnya apa yang lo rasain itu juga ada di hati gue !”
          Setibanya di taman Dara & Ikmal segera menemui Adiezty yang sudah duduk di bangku taman .
“ heii beibbh , kok lama siih ?” Ucap Adiez yang ingin mencium pipi Ikmal
“ heh [!] jangan coba” lo cium abang gue .” bentak Dara membuat Adiesty terdiam dan tak melanjutkan kegiatannya ituu ,.
“ diez , gue mau ngomong penting sama lo . gue mau hubungan kita di akhirin aja yaa ! karna gue ngerasa udah gak cocok sama lo ,”
“ apa mall ? lo bercanda kan ? gue masih sayang nd cinta sama lo .”
“ heh adiezty sayang , denger baik” yaa ! abang gue udah ga cinta sama lo , so ? trima aja deh nasib lo ..! haha ..”
“ Diem lo Dar , anak kecil tau apa si lo ?” bentak Adiez yang membuat Dara menghentikan tawanya .
“cukup diez , makin hari lo tuh kea cewek bar-bar tau gak ! udah kea orang ga punya etika , yuk neng kita pulang !!”
“ tapii Ikmall , gue cinta eloo ..” Adiezty menangis sejadi”nya
=============o0o===========
“ Dar , lo gpp kan?”
“ gpp bang , Cuma kaget aja ! bagus deh lo udah mutusin cewe yang 1000% ga baik buatt lo ituu !”
“ hhahaiya Dar , tapii ??? gmn sama Mita ?”
“masalah Mita , kita fikirin besok aja ya bang . gue ngantuuk banget”
“ okeei my little sister ;)”
          Ikmal pun memain kan BB-nya dan berniat mengirim BBm ke Mita , siapa tau Mita blm tiduur .
|  hai cewe macho , gue minta maaf ya atas perbuatan gue tadi . gue gatau knp bisa ngelakuin ituu | Ikmal

tak lama Mita pun membalasnya
| iyaa mal , gpp kok ! udah kejadian juga , lupain aja yaa |

| okeii mit , lagi apa ? blm tidurr ?|

          percakapan via BBm pun terjadi , sampai kedua Mata Ikmal & Mita tertutup karna rasa kantuuk .
“ Mimiit , bangun yuuk ! udah pagi loh . Malu ama matahari dongg !”
“ aduuh iyoo , ada apa sih ? gue tuh masih ngantuuk !”
“ yee , ini Ikmal . bukan Rio ! bangun yuk , ada yang ngajak jogging tuuh”
“ hah ? Ikmaaaaal .. ngapain lo masuk kamar gue ? siapa yang ngizinin lo masuuk ?”
“ tante Puri yang ngasih ijin ke gue ! bangun , cuci muka nd gosok gigi yaa . gue tunggu di bawah !” ucap nya lalu ngeloyor pergi
“ iih tu anak ngapain coba , masuk kekamar gue ! makin ngaco aja deh kelakuannya . bisa mati berdiri ini mah gue!!!” setelah itu Mita turun dan menyapa tante purie di dapur .
“ tan , ko ngijinin Ikmal buat masuk ke kamar Mita sih ? klo dia ngapa-ngapain Mita gimana ? aku ini kan cewe tan ..” ucap Mita manja lalu memanyunkan bibirnya .
“maaf ya Mit , abis dari tadi Ikmal rewel banget minta izin buat bangunin kamu , yaudah tante ijinin . kamu ga di apa-apain kan ?”
“ untung aja ga di apa”in . yaudah lain kali jangan di kasih ijin ya tan ..”
“ iyaa saayangg !”
***
“ haii mall . maaf ya lama ! btw Rio nd Dara ga ikuut ???”
“ merekaa , ituu .. eeehh . merekaa ..” ucap Ikmal gugup
“ knpa mal ? kita ga berdua doang kan ? gue gamau berdua sama lo ..”
“ mereka udah duluan mit , nanti kita janjian disini lagii . mit , balap lari yuuk J” tantang Ikmal
“ lomba ? boleh ! yang kalah traktir bakso yah ..”
“ okee , siapa takkut :p”

#bersambung

“ DISINI KAU BELAHAN JIWAKU” (part7)

Dan akhirnya Mita menuruti kemauan 3sahabatnya , “ jujur , gue deg-degan banget ga biasanya Ikmal bersikap kea gitu ke gue !!!” batin Mita
“ ehh guyz , kan filmnya mulai jam ½ 4 sekarang baru jam 3.an nih ! kita main timezone dlu yaa ..”
“ boleeh tuh nengg , yuuk ahh !!!”

***
Dara dan Mita bermain basket , Rio dan Ikmal berusaha untuk mengambil boneka di mesin Boneka (gatau namanya haha) ..
“ yeeu -,- gue dapet bonekaa elmo duaa !!” ucap Rio
“ yaah , apaan gue gagal mulu niih sob !”
“ udaah , nih kasih ke mimitt 1 ..”
“ wuaah , thanks yaa sob ! kea nya gue udah mulai jatuh hati sama cewe tomboy ituu !”
“ klo emang lo cinta Mita , tinggalin Adiezty ! karna gue gasuka Lo khianatin dia !”
“ okee sob ,,”
“ dear , ini boneka untukk kamuu :*” ucap Rio seraya mencium mesra pipi Dara
“ waah boneka elmo , tapi aku kan sukanya kuningg ! tapi gpp deh , yg penting dari kamuu :*” Dara pun membalas mencium pipi Rio
“ wiiiw –‘ mesra amaatt ! iri dah guee , nih buatt lo miit "
“ buatt gue mal ? lo ga salah ngasih ?”
“ ya engga dong ! kan gue mau ngasih ini ke cewe cantik yang bernama ‘cameria happy pramita’ emang itu bukan elo ?”
“ heh , gue ini keren bukan cantiik ! btw , thanks bangett ya mal .”
“ eh udah jam ½ 4 niih . ayo ntar telat .” ucap Dara
          saat akhir menjelang film habis , Ikmal tiba2 saja mendekatkan wajahnya ke wajah Mita , Ikmal memegang dagu Mita lalu menciumnya penuh kelembutan . entah apa yang membuat Ikmal melakukan Hal ini terhadap Mita ..
*** heningg ***
“ mal , apa yang kita lakuin barusan ???” Tanya Mita
“ maafin gue Mitt , gue gtau knp hal tadi bisa terjadi ..”
“ lo ……” tanpa melanjutkan kata2nya Mita berlari keluar bioskop L
“ mal , knp Mita ???”
“ gue cium dia , tp dia juga bales ciuman gue . gtau knapa kita bisa ngelakuin hal itu ! keanya dia marah sama gue , klo tau gini gue ga akan nyium dia . gue nyesel !!!”
“ udah lah bro , ituu kan perintah hati siapa yang bisa nolak ? nanti gue coba kasih pengertian ke Mita .”
“ yaudah kita pulangg yuuk !”
“ thanks yaa yo , dar ..”

          sesampainya dirumah , Rio langsung menemui Mita dikamarnya
“ Mit , kok lo dluan siih ? ga pamit lagi kita panik tau gak !” bentak Rio , Mita tau klo Rio sangat menghawatirkannya
“ maaf yo , first kiss gue ilang ! tadi Ikmal nyium gue lama banget dan bodohnya gue pun ngebales . kita ga sadar yo !!”
“ kalian sadar kok , kalian itu emang saling mencintai kan? Jadi wajar aja saat Ikmal ngelakuin itu , lo Cuma bisa pasrah dan nurut !”
“ apa Ikmal bener” mencintai gue yoo ? gue takuut klo gue Cuma jadi pelampiasannya aja !”
“ nanti juga lo akan tau dengan sendirinya Mitt ..” ucap Rio lalu berlalu dari kamar Mita .
=============o0o===========
*** dikamar nya Ikmal terus”an mengingat kejadian di bioskop tadi “ Dasar bodoh ,  gue harus mutusin Adiezty sekarang jugaa !” batin Ikmal
Ikmal mengambil hp yang diletakkan di kasurnya..
* nomor yang anda tuju sedang sibuk , silakan mencoba beberapa saat lagi*
begituu pun seterusnyaa , sampai telpon yang ke-5 baru diangkat oleh sang pemilik telpon di seberang sana ,,
“ hallo diez , tlp.an ama siapa siih ??? sibuk teruus !”
“ duuh , maaf tadi lagi tlp.an sma temen ! knp bebh ? kangen yaa sama akuu ?”
“ apa kat lo aja dehh , oh iya gue mauu ketemu sama lo sekarang juga di taman belakang kampuss ..”
“okee bebh , daah muuah :*” tapi Ikmal tidak memperdulikannya

#Bersambung

Kamis, 11 Agustus 2011

Maaf Aku Mencintaimu Part 10

Mita menunggu Wahyu di cafe favorit mereka dulu. Mita tampak bahagia, setengah jam kemudian Wahyu datang.

"Maaf Mit, telat, biasa jakarta jam segini, macet." jelas Wahyu.

"Iya, engga apa-apa, aku juga baru dateng ko." dusta Mita, padahal ia sudah hampir 2 jam menunggu.

Wahyu tersenyum dan duduk di sebelah Mita.

"jadi, apa penjelasan kamu, dan kenapa kamu nyuruh Tata buat ngerahasiain semua ini." ucap Mita tanpa basa-basi.

Wahyu tersenyum lagi,lalu ia menghela nafas. " Kamu tidak pernah berubah yah." ucap Wahyu.

"hah? Apa nya? " tanya Mita kebingungan.
"tidak sabaran." jawab Wahyu.

Wahyu terdiam sesaat. " Gue ngelakuin ini semua ada alasan nya,dan tentang Tata, gue juga yang ngelarang dia kasih tau loe."

"tapi apa bener, selama ini loe ngawasin gue, lewat Rio dan Tata." ucap Mita, pandangan nya lurus ke depan ia tak berani menatap Wahyu.

"Rio?, Ok kalau Tata, ia gue selalu tanya tentang keadaan loe lewat dia, tapi Rio?" Wahyu nampak kebingungan.

"jadi Rio? Aah, jadi selama ini dia.__" Mita tak melanjut kan kata-kata nya, pikiran nya kini menerawang jauh. _Rio loe bukan aja sosok sahabat yang baik buat gue, tapi juga buat Wahyu_ Mita membatin.

"hey, ko bengong." kata Wahyu sembari mengguncang tubuh Mita.

"eh, maaf, sudah lah aku mengerti,toh semua nya sudah kadung terjadi." ujar Mita.

Wahyu tersenyum, "Mit, kamu yakin dengan keputusan itu.?" tanya Wahyu pelan.

"keputusan apa?" Mita bertanya balik.

"Menikah dengan Vino." Wahyu berucap dengan suara yg berat.

Mita terdiam, ia bingung, pertanyaan itu sungguh sangat sulit untuk nya.
Mita menghela nafas dalam-dalam..

"Ya, aku yakin ini yang terbaik." ucap Mita sangat pelan.

Kini Wahyu yang terdiam, mencoba mencerna ucapan Mita barusan 'terbaik' apa maksud nya, apa tidak ada pilihan untuk nya.. Pikiran itu mulai berkecamuk, Wahyu tampak gugup, ia tidak tau harus bagaimana, tapi apa dia akan menyerah. Tidak, Wahyu harus mengungkapkan apa yang ada di hati nya, harus!!!

"Mit, apa masih ada kesempatan untuk aku memiliki kamu?" tanya Wahyu, perlahan tangan nya menggenggam tangan Mita yang terasa dingin.

Mita tercekat, ia menelan ludah nya, mata nya tampak sayu, bulir bening terlihat di pelupuk mata nya, bersiap meluncur bebas di pipi nya yang putih mulus itu.
Bibir nya bergetar, seolah lidah nya kelu tak bisa berucap.

"Mit,Mita Mita, kamu kenapa Mit, ko diem." ujar Wahyu mengguncang pelan tubuh Mita. Dingin tubuh nya sangat dingin, tangan nya bergetar wajah nya pucat.

'kenapa ini, ada apa, kenapa jadi begini Ya Tuhan.' pekik Wahyu dalam hati.

"maaf" kata itu ya kata itu berhasil di ucap kan Mita, setelah hampir 30 menit duduk mematung. Kini ia tak bisa membendung air mata nya lagi, Mita benar-benar mengelami masa yang sulit, di mana ia harus memilih antara cinta dan janji yang ia ucapkan, ya cinta kepada Wahyu dan janji kepada Vino, janji tak akan meninggal kan nya.

"aku tau ini sulit, tapi semua nya sudah terlambat untuk kita, aku akan segera menikah, maaf kan aku." Ujar Mita dengan terbata,,

Wahyu diam tak bergeming, bingung apa yang harus di lakukan.

"apakah benar, sudah tak ada lagi ruang di hati kamu untuk aku?" tanya Wahyu.

"masih, dan selama nya kamu akan tetap ada di hati aku, kamu sahabat aku." jawab Mita, ia mencoba menahan tangis nya.

"lebih dari sekedar sahabat Mita, apa tidak bisa kah kamu mengerti perasaan aku." tukas Wahyu.

"lebih? Setelah semua ini terjadi, aku tidak mengerti dan memang tidak mau mengerti perasaan mu, aku lelah, apa pernah kamu berfikir tentang perasaan aku." Mita mulai sesenggukan.

"aku tau kamu cinta sama aku, tapi kenapa kamu tak mengakui nya." desak Wahyu.

"itu sudah tak penting lagi, bila kamu mengetahui nya, kenapa kamu tak bersama aku, kenapa kamu ninggalin aku, aku sakit rasa nya sakit di sini." Mita menunjuk dada nya seolah ingin menunjukan kepada Wahyu, betapa sakit nya ia saat di tinggal Wahyu.

Mita menatap tajam ke arah Wahyu. " aku mohon lupakan perasan cinta itu, selama nya kita hanya akan menjadi sahabat, cinta mungkin terlambat untuk bisa kita nikmati bersama." tegas Mita.

Sejurus kemudian Mita telah lenyap dari pandangan Wahyu, ia berlari meninggal kan Wahyu.

Sakit hati Wahyu melihat nya, Kini Wahyu masih terdiam menatap kepergian Mita, mencoba mencari bayangan nya. Nihil.

####

Di dalam mobil Wahyu termenung mencoba mencerna ucapan Mita, ia mencoba menerima keputusan nya.

Sayup sayup terdengar suara musik, seorang pengamen di perempatan jalan sedang bernyanyi. Wahyu tertegun. Ia mendengarkan nya.

***
Seandainya ku katakan yang sesungguhnya
Tentang perasaanku padamu selama ini
Seandainya ku bisa memutar kembali waktu
Yang telah pergi dariku
Saat kau ada di sini denganku
Sebenarnya hatiku selalu
Mencintaimu
Hanya saja ku tak pernah mengatakan kepada mu
Dalam nya cintaku menggenggam tulus hati mu
Namun kini kau katakan cinta sudah terlambat
Seharusnya ku tak biarkan kau menangis
Karena cinta dariku
Yang tersimpan terlalu lama
Dan seharus nya ku pahami isi hati mu
Yang tulus menyayangi diriku
Sebelum cerah menjadi hitam
Cinta sudah terlambat

Namun kini kau katakan cinta sudah terlambat.

***

Cinta sudah terlambat Dikta


Wahyu tersenyum kecut, yah memang semua nya sudah terlambat, Ia kemudian melajukan mobil nya menuju rumah Tata.
***

Sementara di rumah Rio.

Rio, Icez dan Puri sedang sibuk di depan laptop nya, mencoba mencari tau tentang keluarga pak Andra.

"Astaga." pekik Icez.

"kenapa Cez." ucap Rio dan Puri bersamaan.

"ini" Icez menunjuk laptop nya. Seperti nya Icez telah berhasil menemukan jawaban nya.

Rio dan Puri segera melihat nya dan betapa terkejut nya mereka melihat dan membaca artikel itu.

"Sekarang apa yang akan kita lakukan." Puri tampak kebingungan.

Rio terdiam, ia tak menyangka jawaban dari pertanyaan atas apa yang ia lihat di ruang kerja pak andra.

Foto itu ya foto itu yang membuat Rio penasaran dan kini Ia tertegun.

"kita tunggu besok, kita juga harus menguatkan bukti dari polisi setempat. Dan semua berkas nya kan." ujar Icez.

Puri mengangguk setuju.

"ok, sebaik nya kita istirahat, besok kita beri tau Wahyu dan Tata." saran Rio.

Puri dan Icez mengangguk setuju.

***
Tata tampak khawatir melihat Wahyu duduk termenung di teras rumah nya.

Dia juga tak menyangka semua ini, tapi ia mencoba mengerti tentang keputusan yang di ambil Mita.

"Yu, masuk udah malem." tegur Tata.

Wahyu tak bergeming sedikit pun. Mata nya menerawang jauh ke langit, langit yang cerah, sungguh bertolak belakang dengan suasana hati nya saat ini.

Tata menghela nafas, lalu pergi meninggal kan Wahyu, membiarkan Sodara kembar nya itu.termenung di tengah dingin nya malam.


###

Mita yang baru saja sampai di rumah tidak sengaja menabrak Ikmal yang sedang memanasi motor nya, seperti nya Ikmal akan pergi keluar. Maklum saja ini sabtu malam.

"aduh, maaf mas." ucap Mita sembari menunduk menyembunyikan mata nya yang sembab.

"Mita. Loe kenapa?" seperti nya Ikmal menyadari ke anehan pada Mita.
Ada yang tidak beres batin nya.

Ikmal lalu menarik tangan Mita, dan menaikan nya ke motor dan melaju kan motor nya dengan kecepatan maksimal.

Entah mengapa Mita menurut saja.

Setelah sampai di sebuah tempat karauke, Ikmal menarik Mita ke dalam.

"Sekarang cerita" ucap Ikmal setelah mereka sampai di ruangan karaoke yang Ikmal sewa.

Mita masih terdiam. Ia justru menangis. Ikmal yang bingung pun duduk di sebelah Mita, tangan nya meraih kepala Mita, dan di letakan di bahu nya.

"Maaf" ujarnya lirih.

Setelah 20 menit Mita menangis, Ia pun berhenti, ia mencoba mengatur nafasnya mencoba memulai pembicaraan.

"kenapa aku di bawa kesini." ujar Mita.

Ikmal melongo kebingungan. Ternyata Mita baru menyadari nya, parah, Ikmal membatin.

Ikmal pun teringat tentang Buku itu. Ia pun menanyakan nya, Mita sontak terkejut.

Tapi Mita berhasil menguasai diri nya. Ia pun menceritakan tentang Wahyu pada Ikmal, Mita nampak heran kenapa dia begitu percaya bercerita masalah ini pada Ikmal.

Ikmal mengangguk paham, walau hati nya terasa sakit.

"sekarang gue mau tanya ke loe, seandai nya, loe cinta ke mas Vino, tapi loe di suruh nikah sama gue. Apa loe tetep akan milih gue atau mengejar cinta loe." ujar Ikmal.

Mita mencoba mengerti apa yang di maksud Ikmal. "tapi masalahku tak se mudah itu" ujar Mita.

"gue tau, loe wanita hebat, gue yakin loe bisa mengambil keputusan yang terbaik buat hidup loe." Ikmal mengacak lembut rambut Mita.

"Kita pulang yah" Tanpa menunggu jawaban Mita, Ikmal menarik kembali tangan Mita dan membawa nya pulang.

Mita melingkarkan tangan nya di pinggang Ikmal, ia pun menyandarkan kepalanya di punggung Ikmal.
Ikmal tersenyum, sesekali Ikmal mengusap lembut jari Mita yang melingkar indah di perut nya. Ikmal menlajukan motor nya dengan kecepatan pelan, membiarkan angin malam menerpa tubuhnya. Seolah tak ingin mengakhiri malam indah ini.

****

Mita masuk terlebih dulu ke rumah, sedangkan Ikmal memasukan motor nya ke garasi, mungkin tak jadi pergi.

"Mita, udah pulang, sini duduk dulu." ajak Bu Ina.

Mita pun beranjak ke ruang keluarga,

"ada apa bu?" tanya Mita.

"sini deh, menurut kamu undangan nya bagusan mana" Bu Ina menyodorkan 4 lembar undangan pernikahan beda model.

Mita duduk di sebelah Vino, pandangan nya tertuju pada undangan Berwarna merah hitam berbentuk gulungan khas surat-surat raja jaman dulu.

"Yang ini bagus, unik." ucap Mita dan juga Ikmal yang baru saja muncul.

"bisa kompak yah kalian." sindir Vino.

Ikmal tersenyum salah tinggah, lalu berpamitan ke kamar.

Mita melihat sebuah album foto yang tertumpuk di bagian atas lemari ruangan itu.

"itu, album foto masa di taro di situ, bahaya kalau goyang lemari nya bisa jatuh loh." ujar Mita.

"bener juga" kata Vino lalu beranjak mengambil album itu.

"Wah, foto papah waktu kecil yah." ujar Wahyu semangat.

Bu Ina pun juga semangat, pak Andra tersenyum malu-malu, saat Anak dan Istri nya mulai membuka album itu, Mita pun penasaran. Ia juga ikut melihat.

Sampai di sebuah foto saat pak Andra masih remaja, Mita pun terbelalak melihat siapa orang yang berada di samping pak Andra.

Mita menurun kan Dini, yang tadi di gendong nya, menyerahkan nya pada Vino.

Di ambil nya album itu, dan di lihat nya dalam dalam orang yang ada di foto itu.

"Ini foto siapa?" tanya Mita.

Pak Andra menoleh dan melihat siapa yang di tunjuk oleh Mita.

"oh, itu adik saya, sudah lama meninggal." ujar Pak Andra kaku.

Muka Mita tampak pucat, adi? Sudah meninggal? Tidak mungkin! Tuhan salah apa hamba mu ini kenapa nasib buruk selalu mengikuti aku, pertanda apalagi ini,, jerit batin Mita.

"Mit, kamu kenapa? Ko pucet" tanya Vino tampak khawatir. Ia membelai lembut pipi Mita.

"Maaf" ujar Mita lirih.

"tak apa, itu sudah lama berlalu" ujar pak Andra.

Mita berpamitan ke kamar, perasaan nya benar-benar kacau, setelah menidurkan Dini, Mita pun keluar kamar.

Ikmal melihat Mita dari kejauhan. Nampak Mita sangat kebingungan di taman belakang seperti ada yang di pikirkan nya.

#bersambung

Jumat, 05 Agustus 2011

*Cuma Kamu* Part 1

"Cez,gimana udah dapet lum petasan nya?" tanya Keke pada Icez.

"belom Ke, ini baru mau beli" jawab Icez sembari memperlihat kan setumpukan uang 1000 an.

"Nah, Cez, ngamen di mana loe." ujar Mita menahan tawa melihat Icez membawa setumpukan uang receh.

"Enak aja ngamen, dapet dari Chua nih." ujar Icez.

"berisik, ini duit gue boleh malak ade gue nih." tukas Chua.

"Hah!! Loe malak Dara?" tanya Keke terkejut.

"Siapa lagi, dia kan celengan nya banyak..hehe" ucap Chua cengengesan.

"udah ah, buru beli petasan nya, entar keburu tutup tuh warung nya." sela Mita.

Icez pun beranjak untuk membeli petasan.

****

"ka Chua, di panggil Mama." teriak Dara dari ambang pintu.

"Iya, bentaran Neng" balas Chua.

"eh udahan yah, pokok nya besok abis subuh kita ngumpul di tempat biasa yah." ucap Chua seraya berlari masuk ke dalam rumah.

Mita dan Keke pun pergi dari halaman rumah Chua dan menyusul Icez.

"diskusi apa sih? Serius banget." tanya Dara penasaran.

"anak kecil mau tau aja" jawab Chua sedikit menggoda adik nya.

"ka, besok aku ikut kaka yah, mau main petasan kan." pinta Dara.

"ah, ga boleh. Bahaya tau." tolak Chua.

"kalau bahaya kenapa kaka suka mainan petasan, aku ikut yah, ya ya ya." rengek Dara memegangi tangan Chua.

Chua menepiskan pegangan tangan Dara. " engga boleh. Titik.!" tegas Chua.

"pokok nya ikut, kalau engga aku aduin ke Mama, kalau kaka malak uang aku.. Mamaaa." ancam Dara seranya berteriak memanggil mama nya.

Chua pun panik dan menutup mulut Dara dengan tangan nya. " berisik, iya deh boleh ikut." Chua pun akhir nya memboleh kan Adik nya ikut.

"nah gitu dong" ucap Dara tersenyum penuh kemenangan.

Chua melengos dan masuk ke kamar mama nya.

Setelah selesai saur. Chua pun menuju masjid untuk sholat subuh. Dan setelah selesai sholat. Chua dan Dara pergi ke perempatan komplek perumahan nya Mita.

"eh, Chu, ngapain bawa Dara." protes Keke pada Chua.

"dia minta ikut. Bahaya kalau ga di ajak bisa di sate gue sama mama." cerocos Chua.

"hadeh, bisa repot kita kalau dia kenapa-napa." ujar Icez menunjuk-nunjuk muka Dara.

Dara menampik tangan Icez. "aku bisa jaga diri tau." Dara mendengus kesal.

"maaf, gue telat, tadi abis dengerin ustad Dhani ceramah.." ujar Mita yang baru dateng.

"dengerin ceramah apa liatin orang nya." ledek Keke.

"hehe, tau aja loe." ujar Mita cengengesan dan menoel hidung Keke.

"tuh ustad kan udah punya bini." Icez pun menyaut.

"halah, udah ah, berangkat yuh." ajak Chua melerai sahabat nya itu.

Mereka pun pergi ke sebuah jembatan pembatas komplek rumah Mita dengan komplek rumah Wahyu musuh bebuyutan 4 sekawan itu.

Di tempat itu Wahyu sudah menunggu kedatangan Rival nya, Wahyu tidak sendiri Ia bersama 4 sahabat nya.
Rio,Tharas,Ikmal dan Ijal.

"kemana sih tuh Rival kita, ko engga nongol-nongol." keluh Ijal.

"engga berani kali, haha." Rio menyaut.

"palingan lagi pada ngumpet di ketek emak mereka." ejek Tharas.

"hahaha, dasar pada kaya chiken." sambung Ikmal.

"sabar lah, walau mereka cewe tapi mereka cukup punya nyali loh." ujar Wahyu yang membuat sahabat nya menatap curiga ke arah nya.

"apa liat-liat" protes Wahyu.

"tumben loe muji mereka.. Ada angin apa." selidik Ikmal.

"apa'an si, gue kan cuma ngingetin kalian jangan terlalu ngeremehin lawan sekalipun lawan kita itu cewe." Wahyu membela diri.

Teman-teman nya hanya mendengus kesal. Seolah tak puas dengan alasan Wahyu.

*****

Mita cs pun sampai ke tempat tujuan.

"gue pikir pada ga dateng, masih punya nyali juga." cemooh Ikmal.

"kita bukan pengecut tau!" bentak Keke.

"udah ga usah banyak bacot, mulai aja." tukas Mita.

Mereka pun mulai saling menyerang. Bunyi petasan juga nyaring terdengar di sela dengan teriakan dan kata-kata saling menjatuh kan dari kedua kubu itu.

Tapi ada yang kurang. Ternyata Dara dan Ijal tak ada.

Dan ternyata mereka bersembunyi di bawah jembatan. Sebenar nya Ijal yang menarik Dara ke sana.

Chua pun celingukan mencari adik nya. Sementara Rio juga bingung mencari Ijal.
"Stoooop!!" teriak Chua dan Rio bersamaan.

Mereka serempak berhenti dan memandang ke arah Chua dan Rio.

"adik gue mana?" tanya Chua kebingungan.

"Ijal juga engga ada, kemana tuh anak.!" Rio juga nampak bingung.

"heh!! Loe culik Dara kan!!" tuduh Keke. Tangan nya mengacung ke arah Ikmal.

"asal nuduh aja, temen loe kali yang nyulik Ijal.." Ikmal balik menuduh.

"udah, daripada ribut mending kita cari aja." Icez menengahi.

"yups, kali ini gue setuju." Tharas menyaut.

Saat mereka hendak mulai mencari, Ijal dan Dara keluar dari bawah jembatan.

"eh, itu mereka" teriak Icez.

Mereka pun berlari ke arah Ijal dan Dara.

"eh, kampret loe nyulik ade gue kan!!" bentak Chua.

Ijal gelagapan.

"wah, parah loe sob, kita lagi tempur abis-abisan loe malah enak-enakan nyulik cewe." Rio merasa kesal.

Ijal hanya nyengir.

"udah ah, aku tadi tuh takut tau, maka nya ikut ka Ijal ke bawah situ." Dara memberi alasan.

Ijal yang menangkap unsur pembelaan diri dari ucapan Dara, pun tersenyum senang.

"eh, Wahyu sama Mita kemana nih." ucapan Ijal membuat mereka tersadar bahwa dari tadi Wahyu dan Mita juga menghilang.

"wah, tuh dua anak kemana lagi sih." Ikmal berkomentar.

"kita cari aja yuk." ajak Keke.

Lama mereka mencari tapi tak kunjung ketemu, karena lelah dan hari sudah mulai siang mereka pun memutuskan untuk pulang.

*****

"Yu, mereka nyari'in kita ga yah." tanya Mita. Yg kini berada di rumah Wahyu.

"mungkin nyari mungkin juga engga." jawab Wahyu enteng.

"eh, loe puasa ga?" tanya Wahyu.

"puasa, kenapa?" jawab Mita dan bertanya balik.

"kalau ga,gue mau tawarin minum.hehe" ucap Wahyu cengengesan.

"huh, dasar kamu yah" Mita mendengus kesal.

"gue,pinjem kamar loe yah, ngantuk nih. Tar kalau kaka gue dateng loe bangunin gue yah." pinta Mita.

"ok deh, tapi mas Aank kesini jam berapa?" Wahyu mengiyakan seraya bertanya.

"yang jelas tar siang setelah kuliah." Ucapt Mita.

"ya udah sono gih tidur, gue juga mau ke supermarket dulu, di suruh mama beli telor sama tepung." ujar Wahyu.

Mita pun pergi tidur ke kamar nya Wahyu.

Sementara Wahyu pergi ke supermarket.

Saat hendak menuju ke supermarket, Wahyu berpapasan dengan Ikmal.

"Yu, tadi loe kemana main ngilang aja, kita-kita nyari'in loe tau." ucap Ikmal sedikit kesal.

"hehe, sorry bro, tadi gue di sms Mama, suruh bantu-bantu di rumah, kan mau ada acara." Wahyu berdusta.

"acara apa?" Ikmal tampak penasaran.

"acara buat kue, nih gue mau beli tepung ma telor." ujar Wahyu.

"oh,hehehe.. Rajin juga yah, eh gue numpang ngebo di rumah loe yah." pinta Ikmal.

"eh,oh.anu itu apa yah, lagi ada tamu di rumah gue. Jadi jangan yah." ucap Wahyu gelagapan.

"kan di kamar loe, jadi ga bakal ganggu tuh tamu." Ikmal tak menyerah.

"oh iya yah, eeeeh jangan deng, kamar gue lagi di cat ulang." dusta Wahyu lagi.

"ah, ya deh, gue ke rumah Ijal aja, eh loe tau ga tadi Mita juga ilang loh." ucap Ikmal.

"hah! Masa sih." kata Wahyu gelagapan.

"Yu, loe kenapa sih, aneh banget deh." Ikmal curiga.

"engga ada apa-apa ko," elak Wahyu.

"eh, udah yah gue mau beli telor dulu.. Daaah." ujar Wahyu dan berlalu dari hadapan Ikmal.

****

"Ke, gimana di rumah nya Mita ada ga?" Icez bertanya untuk yang ke sekian kali.

"belom pulang kata nyokap nya." jawab Keke.

"kemana sih tuh anak." Chua tampak khawatir.

"jangan-jangan dia di culik,trus di perkosa, abis itu di mutilasi trus potongan tubuh nya di sebar ke penjuru jakarta." Icez merancau dan berucap sekenanya.

Plaaaak bunyi kepala Icez yang di pukul majalah oleh Keke.

"kebanyakan nonton berita kriminal gini nih, ngaco aja loe yah." omel Keke.

"sakit tau, masìh bagus berita kriminal, dari pada loe acara gosip, kaya emak emak aja." protes Icez seraya mengejek Keke.

"udah ah, malah berantem, gue khawatir nih." Chua terlihat sangat cemas.

Mereka pun terdiam nampak seperti orang yang sedang berfikir serius.

***

"Mit, bangun kaka loe udah dateng tuh." ujar Wahyu membangun kan Mita.

"hah, udah dateng yah." ucap Mita dengan suara yang kurang jelas.

"udah tuh, lagi ngobrol sama mama aku." jawab Wahyu.

"jam berapa sekarang." ucap Mita masìh menggeliat di ranjang.

"jam 3 sore." jawab Wahyu.

Sontak Mita langsumg melonjak kaget dan turun dari ranjang.

"gilaaaaaaaaaaa gue kan ada les jam 4 sore ini" teriak Mita.

Mita pun turun menemui aank, setelah berpamitan Mita dan Aank pun pulang.

Mita sedang berkunjung ke rumah Icez, kebetulan Keke dan Chua ada di situ juga.

"Mit, kemaren loe kemana sih ko bisa ngilang gitu." Chua nampak penesaran dengan itu.

"gue kemaren ketemu bang Aank, loe semua tau sendiri kan, gimana abang gue kalau gue lagi main serangan gitu." Dusta Mita.

"tapi kenapa bisa samaan yah ilang nya sama Wahyu." ujar Icez.

"hah, masa sih." ucap Mita pura-pura terkejut.

"hmmm, akhir nya kita damai dulu deh sama musuh bebuyutan kita, buat nyari loe ma Wahyu." cerocoz Keke.

"iya, mana si Dara juga malah mojok ma Ijal pula." ucap Chua.

"hah, Ijal sama Dara pacaran?" kali ini Mita benar-benar terkejut.

"ga tau juga gue, mau gue selidikin. Ga terima gue.masa iya adek gue pacaran ma rival abadi kita." ucap Chua berapi-api.

"halah, bilang aja loe ga terima di langkahin adek loe, hahaha" ejek Icez.
Dan di sambut tawa Keke dan Mita.
Chua hanya cemberut.

#####

Mita sebenarnya tidak pernah ada masalah dengan Wahyu cs. Tapi Keke lah yang punya masalah dengan Ikmal.
Yang sebenernya menurut Mita mereka itu cuma cari perhatian saja.

Sejak SD mereka selalu bertengkar tapi aneh nya mereka bisa kompak bila ada yang menyakiti salah satu dari mereka.

Wahyu, Ijal, Tharas,Rio,Icez,Chua, dan Mita. Hanya ikut-ikutan saja, karena menurut mereka seru bila hidup ada tantangan. Dan menurut Dara dua kubu ini bisa di bilang sahabat cuma cara menunjukan persahabatan nya yang sangat unik.

Walau pun mereka bermusuhan setiap lebaran mereka saling maaf-maaf an, ya tapi setelah itu berantem lagi. Bisa di bilang Tom and Jary versi rame-rame.

Sedangkan Wahyu dan Mita itu diam-diam pacaran. Sama seperti Dara dan Ijal.

****

Mita sedang berjalan menuju jalan utama, dia baru saja mengikuti ceramah ustad Dhani. Yg terletak di belakang komplek nya.

Pandangan Mita tertuju pada segerombolan orang yang sedang mengkeroyok seseorang.

Mita sangat terkejut saat melihat siapa orang yg sedang di keroyok itu.

"Ya Allah, Ikmaaaaaaaaaal." pekik Mita.

Mita pun mendekat ke tempat perkelahian itu.

"woooow cemeeen loe semua berani nya main kroyok sama anak SMA pula." teriak Mita.

Para geng motor yg sedang menggebugi Ikmal pun berhenti dan menatap ke arah Mita dengan tatapan tajam.

Mita pun membalas mempelototi mereka satu-satu, ada 5 orang kebetulan.

"kalau berani lawan gue!!" bentak Mita.

Memang kalau urusan beladiri Mita jago nya.
Ikmal mah bukan tandingan nya. Walau Ikmal cowo tapi dia lebih jago berdebat.
Maka dari itu Ikmal diam saja dan percaya pada Mita.

"aje gile nih cewe, mau mati loe." ejek salah satu dari mereka.

Mereka pun maju satu-satu melawan Mita. Tapi di karena kan Mita yang sangat jago bela diri. Dan sering menjuari pertandingan karate, tinju, dan banyak olahraga beladiri yg tidak lazim untuk di ikuti seorang cewe,se jabodetabek, bahkan pernah sampai ke jepang. Mita pun dengan mudah melumpuhkan mereka. Ikmal yang memang sudah tau prestasi Mita itu malah asik menonton.

"awas loe, gue aduin ke ketua kita, mampus loe." teriak cowo yg muka nya bonyok gara-gara tinjuan Mita. Geng motor itu pun pergi.

"Mal, loe ga apa-apa?" tanya Mita seraya membantu Ikmal berdiri.

"yah, benjol pegel semua badan gue, jadi kenapa-napa deh." jawab Ikmal agak kacau sembari menahan sakit.

"loe juga sih, ko bisa berurusan sama preman gitu." omel Mita.

"gue juga ga mau kali, mereka aja yang tiba-tiba ngeroyokin gue." elak Ikmal.

"halah, gue tau loe, pasti deh loe dulu yang cari masalah." Mita masih kurang percaya.

"iya deh iya, tadi gue ga sengaja nambak motor mereka pake sepeda gue, gue udah minta maaf eh malah gue di gebukin." terang Ikmal.

"bener?" Mita memastikan.

"liat aja sepeda gue, ya beneran lah." ucap Ikmal sewot.

"iya deh percaya" ujar Mita.

"makasih yah udah nolongin, ga tau gue kalau ga ada loe, jadi dodol kaya nya di ulek-ulek gitu.hi." Ikmal be'kidik.

"hahaha, kalau loe kenapa-napa, tar ga ada yang usilin gue ma temen-temen pake petasan." ujar Mita tertawa.

"pulang yuk." ajak Mita.

"eh tapi loe dari mana Mit, ko bisa ada di sini." tanya Ikmal.

"abis ngaji di belakang, kebetulan ustad Dani yang ceramah. Hehe." Jawab Mita cengengesan.

"ganjen." ledek Ikmal.

"wajar dong, eh gue yang bawa sepeda nya aja, loe ngebonceng." tawar Mita.

Ikmal pun mengiyakan dan mereka pun pulang.

####

"eh Yu, ko bisa yah loe ngilang nya barengan ma Mita." ujar Tharas.

"iya,bukan yg pertama kali loh, udah sering malah"timpal Rio.

"mm, loe ada apa sama Mita?"tanya Ijal.

"aduh, apaan si kalian gue tuh kemaren di suruh nyokap."kilah Wahyu.

Sebelum sahabatnya menyaut lagi Wahyu berkata.

"eh si Ikmal mana? Ga keliatan si" ujar Wahyu mengalihkan pembicaraan.

Mereka pun kebingungan memang tumben sekali Ikmal tidak muncul.

Kebetulan mereka berada di halaman rumah Rio, yang juga dekat dengan rumah Ikmal.

"iya juga yah, kemana sih tuh kunyuk atu." ujar Tharas.

Tiba-tiba saja Mita dan Ikmal muncul di hadapan mereka.

#Bersambung

coment-coment Vty, Mrz, Dlz