Kamis, 18 Agustus 2011

Maaf Aku Mencintaimu Part 11

Ikmal menghampiri Mita yang sedang mondar-mandir di taman belakang itu.

"Mit, ada apa, keliatannya loe panik banget" tegur Ikmal.

Mita menghentikan langkah kaki nya dan menoleh ke belakang.

"Mas Ikmal." ucap Mita, lalu ia duduk di bangku taman itu, Ikmal pun duduk di sebelah Mita.

"ada masalah?" tanya Ikmal dengan nada sedemikian pelan.

Mita tampak berpikir, apa Ia akan menceritakan apa yang sebenar nya terjadi pada diri nya saat ini. Tapi Ia juga merasa bingung, karena kalau ia menceritakan ia juga harus menceritakan semua nya.
Lantas secercah cahaya seolah muncul dan membisikan sesuatu pada Mita. Menyuruh nya menceritakan semua nya, yah semua nya, lagipula bukan kah cepat atau lambat keluarga ini juga harus tau tentang siapa Mita sebenarnya.

"hey, malah ngelamun." tegur Ikmal sedikit gemas pada Mita.

"maaf" ucap Mita, >hmm memang seharus nya aku cerita, toh Ikmal juga sudah sedikit tau tentang kehidupan masa lalu ku< Mita membatin.

Mita menarik nafas dalam-dalam, mengeluarkan nya perlahan.
" apa aku bisa menceritakan semua ke kamu, Mas?" tanya Mita.

Ikmal membulat kan mata nya, memandang Mita dengan gemas " tentu saja, Mita, loe boleh cerita tentang masalah loe ke gue" jawab Ikmal.

Mita pun memulai cerita nya, dari awal datang nya masalah dalam keluarga nya, hingga dia harus berjuang untuk mendapat kan kepercayaan Ayah nya tanpa menyakiti hati adik nya, ibu nya. Dan bagaimana sakit nya ia saat orang yang menjadi tumpuan hidup nya,yang sangat ia cintai tiba-tiba menghilang dan akhir nya membuat diri nya berani mengambil keputusan keluar dari rumah orang tua nya itu. Menceritakan tentang asal-usul nya, kehidupan nya dulu.

Ikmal tertegun, ia tak sanggup berucap, ia terlalu terkejut untuk menerima pernyataan Mita tentang kehidupan gadis itu dulu.

"itu yang membuat loe gelisah?" tanya Ikmal.

"hmm, dan satu hal lagi, seperti nya ada yang harus aku tunjukan yang mungkin akan membingungkan, karena aku sendiri juga tidak yakin." ucapan Mita membuat Ikmal kebingungan.

"maksud loe apa?" Ikmal masih tampak heran.

"meminta pendapat dan saran dari mas Ikmal, karena jujur saja aku bingung, ini terlalu mengejutkan untuk ku." jelas Mita.

"apa?, mungkin gue bisa bantu" ujar Ikmal.

Mita pun masuk kedalam sebentar dan kembali lagi, kini  tangan nya menenteng sebuah album foto berwarna merah hitam.
Mita pun duduk di sebelah Ikmal. Kemudian menyerahkan album foto itu.

"ini album foto keluarga ku" ujar Mita saat menyerahkan album itu pada Ikmal.

Ikmal yang masih kebingungan pun perlahan membuka album itu, di lihat nya potret potret keluarga Mita satu per satu hingga pandangan nya tertuju pada sosok pria yang tidak lah asing untuk nya, sosok pria yang selama ini ia lihat di dalam bingkai foto di ruang kerja ayah nya. Ikmal pun menutup album itu dan menatap Mita.

"Tharas bistara, Ayah ku" ucap Mita.

Ikmal terkejut bukan main, ia tidak menyangka apa yang ia dengar barusan, Tharas adik kandung ayah nya, yang ia tau sudah meninggal dan kini ia ketahui masih hidup dan memiliki seorang putri yang akan di nikahi kaka nya dan gadis itu sekarang ada di hadapan nya.

"ini... Apa ini hanya lelucon konyol." ujar Ikmal.

"aku juga berharap ini lelucon, ini mimpi, tapi ini lah kenyataan nya." Mita tampak pilu saat mengucapkan nya.

"om Tharas sudah lama meninggal, ok itu lah yang gue tau dari cerita papah." ujar Ikmal.

"tapi beliau masih hidup, itu kenyataan nya dan sekarang apa yang harus aku lakukan." ujar Mita.

Ikmal bangkit berdiri dan menarik tangan Mita " ikut gue!" ujar Ikmal.

Mita menurut saja, dan saat setelah sampai di ruang tengah tempat orangtua nya dan kaka nya sedang berkumpul.

"Batalin pernikahan ini!!" bentak Ikmal dan membanting album foto milik Mita, persis di depan ayah nya.

"Ikmal!! Tidak sopan kamu ini!!" bentak Andra dengan suara meninggi.

Plaaaak, tamparan keras mendarat di pipi Ikmal. " keterlaluan kamu yah!" Vino tampak emosi.

Mita tercekat ia kaget dengan apa yang barusan ia lihat, ia tidak menyangka akan reaksi Ikmal.

"sudah sudah!! Sebenarnya ada apa ini" ujar Bu Ina mencoba mendinginkan suasana.

" seharus nya Ikmal yang tanya seperti itu sama papah, apa selama ini papah bohong tentang kematian adik papah." Ikmal berteriak pada papa nya.

Pak Andra tampak pucat, tidak menyangka akan pertanyaan yang keluar dari anak bungsu nya itu, tapi apa hubungan nya semua ini dengan pembatalan pernikahan Vino dan Mita yang baru saja di ucapkan Ikmal.

"apa hubungan nya tentang kematian adik papah dengan rencana pernikahan kaka kamu, Ikmal?." tanya pak Andra, kini suara nya sudah sedikit rendah.

Ikmal menunjuk album foto yang tadi ia banting. " lihat saja itu, album itu." ucap nya.

Pak Andra pun melihat album itu, dan betapa terkejut nya ia melihat foto adik nya.
Pak Andra menatap Ikmal mencoba meminta penjelasan tentang apa yang baru saja ia lihat, seolah tau makna tatapan ayah nya Ikmal pun berkata " Tharas Bistara, Ayah kandung Mita." jelas Ikmal.

Pak Andra terperanjak kaget dan duduk bersujud di lantai, perasaan nya kini kacau balau, bu Ina menangis sejadi nya dan memeluk suami nya itu.

Tapi di ruangan itu ada yang jauh lebih terkejut, Vino, yah dia merasa tersambar petir yang maha dahsyat nya ia duduk lemas di kursi nya tak bergeming sedikit pun, berharap yang ia dengar hanya mimpi.

"apa yang sebenar nya papa sembunyikan, ceritakan pada kami." pinta Ikmal.

Setelah dirasa keadaan cukup tenang, pak Andra pun perlahan mulai berdiri dan duduk di kursi nya semula.
Bu Ina menuntun suami nya itu, membantu nya duduk.

Pak Andra pun mulai bercerita. " dulu saat Usia papah menginjak 23 tahun dan Tharas 21 tahun, orang tua kami meninggal, Tharas merasa tidak terima, dan dengan keegoisan nya, dan amarah nya, ia memilih pergi dari rumah entah kemana ia saat itu, bertahun-tahun papah mencari nya, hampir semua kantor polisi papah datangi untuk meminta bantuan mencari Tharas, tapi hasil nya nihil.dan sejak saat itu tepat nya 10 tahun yang lalu papah putus asa, hingga untuk menutupi kesedihan papah, papah mengarang cerita kematian itu." ujar Andra mengahiri cerita masa lalu nya.

Semua nya terdiam..

"Maaf, tapi papah aku masih hidup dan itu kenyataan nya, aku harus membatalkan pernikahan ini." ucap Mita dengan terbata.

"jadi benar kamu anak nya Tharas adik ku?" tanya pak Andra.

Mita mengangguk.

"apa yang terjadi, bagaimana dia sekarang, apa dia tinggal di jakarta juga.?" kini bu Ina angkat bicara.

"ceritakan Mita, dan aku harap ini mimpi." ujar Vino.

Mita terdiam, beberapa kali ia tampak menelan ludah nya seolah ingin menelan kepahitan nya, berharap semua nya berlalu. Ikmal yang melihat itu pun angkat bicara.

"ini nyata, walau pahit sekalipun tapi ini lah kenyataan nya" ujar Ikmal.

Ikmal pun menceritakan apa yang tadi ia dengar dari Mita, menjelaskan apa yang terjadi hingga membuat Mita harus menjadi seorang babysiter, itu semua karena ayah nya yang terlalu keras kepala. Karena kecerobohan adiknya yang sangat Mita sayangi.

Pak Andra menelungkupkan tangan di wajah nya, menyerap segala penjelasan yang dia terima.

"apa Tharas masih saja sama seperti dulu, bagamana mungkin masalah sebesar itu ia tanggung kan kepada putri nya, yang mungkin saat itu masih belum tau asam garam nya kehidupan, sungguh keterlaluan." gumam Pak Andra geram.

Bu Ina memeluk Mita yang mulai sesenggukan. " kamu pasti sangat menderita." kata nya lirih.

Ikmal terdiam, ia termenung membayangkan bila ia yang ada di posisi Mita, mungkin ia sekarang telah tiada, yah pikiran itu pun muncul bila ia yang ada di posisi Mita, tapi tidak untuk gadis itu, dia tampak tegar, dia tampak kuat, walau hati nya rapuh sekalipun, ia tetap semangat dan tidak mudah putus asa, benar kata Rio, Mita adalah gadis yang sangat kuat dan hebat, namun dia tetap lah seorang perempuan yang mudah rapuh. Dan menangis. _gumam Ikmal dalam hati.

Vino tak tahan lagi, dia benar-benar ingin menuntaskan masalah ini.

"di mana alamat rumah kamu, kita kesana sekarang" ucap nya penuh ketegasan.

Mita menatap Vino, lalu memberikan alamat rumah nya yang ia simpan di hp nya.

"baiklah, kita memang harus kesana, tapi Mita sebaik nya kamu istirahat saja, biar besok kamu sudah siap bertemu dengan keluarga mu." ujar pak Andra.

Mita pun menurut.
Dan pak Andra, Bu Ina, Ikmal dan Vino bergegas kerumah orangtua Mita.

========

Sesampai nya mereka di depan sebuah rumah mewah di kawasan elit itu, pak Andra tampak tertegun, ia tampak ragu untuk masuk ke dalam.

"ada yang bisa saya bantu?" tanya seorang satpam yang menjaga rumah itu.

"apa benar ini rumah bapak Tharas bistara?" Ikmal balik bertanya.

"Ya benar, mari silahkan masuk." ujar satpam itu dan menyuruh teman nya membuka gerbang rumah itu.

Ikmal mengangguk kan kepala nya tanda terimakasih. Lalu melajukan mobil nya memasuki halaman rumah itu yang cukup luas, hingga butuh waktu sepuluh menit untuk sampai persis di depan rumah itu.

"ayo turun" ajak Ikmal.
Kini mereka berempat tampak ragu untuk mengetuk pintu rumah itu.

Dan akhir nya Ikmal yang memberanikan diri mengetuk pintu rumah itu.

Pintu pun terbuka, seorang gadis yang sedikit mirip dengan Mita, berdiri di depan pintu.

"maaf, cari siapa yah?" tanya Dara dengan senyum ramah.

"kami mencari pak Tharas, apa beliau ada" ucap Ikmal.

"oh, silahkan masuk, papah ada di rumah." ujar Dara mempersilahkan keluarga Andra masuk.

"silahkan duduk dulu, sebentar saya panggil papah dulu, mau minum apa?" tawar Dara dengan ramah.

"terima kasih nak, ade ini anak nya pak Tharas?" tanya Bu Ina.

"iya, Dara nama saya. Saya anak bungsu nya" jawab Dara seraya memperkenal kan diri.

"senang berkenalan dengan kamu nak," ucap Pak Andra.

Dara masuk ke dalam untuk memanggil Ayah nya.

Vino merasa aneh dengan semua ini, seharus nya dia senang sekarang berada di rumah calon istri nya lebih tepat nya sekarang adalah mantan, keluh nya dalam hati, ia tidak menyangka akan semua ini, minggu depan ia akan melamar Mita kepada orang tua nya, tapi itu hanya lah sebuah rencana yang tidak akan terlaksana, kini ia memang berada di rumah keluarga Mita, tapi bukan untuk melamar nya, melainkan ia datang sebagai kaka sepupu Mita, sungguh aneh memang, tapi ia bersyukur setidak nya ia tidak terlalu terkejut, dia tidak bisa membayangkan bila dia mengetahui semua ini di hari ia akan melamar Mita, di depan orang tua nya, pasti lah akan sangat lebih menyedihkan, mengetahui calon istri nya adalah adik sepupu nya sendiri,pasti sangat menyakitkan dan sulit di lupakan, terlebih Mita adalah anak dari adik kandung ayah nya, dan juga adik ayahnya itu laki-laki, yang pasti nya Vino dan Ikmal bisa saja menjadi wali nikah untuk Mita. Sungguh ke ada'an yang sangat tidak mengenakan..

Vino buru-buru menghapus air mata nya yang hampir jatuh itu. Ia tidak boleh terus terusan berduka dia harus tetap semangat, ini lah takdir.


"pah, ada tamu." ujar Dara mengetuk pintu kamar orang tua nya, semenjak Mita pergi Dara memang tinggal di rumah itu lagi, untuk merawat Ibu nya yang sakit-sakitan, dan Ayah nya pun sedikit demi sedikit mulai menerima kehadiran nya,anak nya dan suami nya.
Mita pasti akan bahagia bila ia mengetahui nya, setidak nya, usaha dan pengorbanan nya membuahkan hasil.

"siapa tamu nya?" tanya Tharas.

"tidak tahu, tapi seperti nya mereka sangat mengenal papah." terang Dara.

Tharas pun mengangguk paham, dan turun kebawah untuk menemui tamu nya.

"Siapa neng Tamu nya?" tanya Dewi ibunda nya.

"engga tau mah, kita lihat saja" ajak Dara. Mereka pun turun untuk melihat. Di ikuti Ijal yang juga penasaran. Sembari menggendong Kevin.

####################

Tharas sangat terkejut melihat siapa yang berada di ruang tamu nya itu. "Mas Andra" pekik Tharas.

Andra yang melihat Tharas langsung mendekati adik nya itu dan meninju keras di bagian perut nya.

"Papah!!" bentak bu Ina.

"keterlaluan kamu, ini kamu sekarang, dasar tidak bertanggung jawab, mementingkan dirimu sendiri saja." bentak Andra.

Tharas diam tersungkur di lantai, Dewi yang melihat itu ingin melerai. Tapi Ijal dan Dara menahan nya, menyuruh nya tetap diam dan mendengarkan saja.

"pah, kita bisa menjelaskan baik-baik, jangan pakai emosi, ingat tujuan kita bukan hanya untuk kita." Ikmal mencoba mengingat kan tentang Mita pada ayah nya.

Pak Andra termenung mendengar ucapan Ikmal, ia lalu duduk kembali di kursi nya. Sementara Tharas masih duduk tersungkur di lantai, Ikmal yang melihat itu pun, membantu nya berdiri dan memapah nya untuk duduk di sofa.

"bagaimana Mas bisa menemukan saya." ucap Tharas terbata bata.

"sejak kepergian mu, Saya terus mencari mu, sampai 10thn yang lalu saya merasa putus asa." ucap Pak Andra.

"Maaf kan saya, tapi ini lah kehidupan saya sekarang jadi jangan pernah lagi menemui saya." ucap Tharas.


"kamu masih saja seperti dulu, egois. Terserah kamu mau mengakui kaka mu ini atau tidak, karena kedatangan saya kesini juga karena Mita. Anakmu." terang pak Andra.

Tharas memandang kaka nya dengan tatapan terkejut. Begitu juga Dewi,Dara dan Ijal yang berada di ruang sebelah.

"Bagaimana mas Andra bisa tau tentang anak ku Mita." Tharas masih tampak terkejut.

"dia sekarang ada di rumah ku." ucap pak Andra semakin membuat Tharas terkejut.

"bagaimana bisa__" ujar Tharas ternganga.

Dara, Ijal dan Ibunda nya pun mendekat.

"ada apa sebenarnya ini, di mana anak saya." ucap Dewi sesenggukan.

Pak Andra menghela nafas pelan.. Mencoba mengambil kata yang tepat.

"kamu mungkin tak pernah cerita tentang keluarga mu,pada istri dan anak-anak mu, tapi Tuhan punya cara lain untuk memberitau semua kebenaran ini, Mita bekerja di rumahku, sebagai babysiter" terang pak Andra.

"Tapi ka Mita tidak pernah bisa berhubungan dengan anak kecil." ujar Dara.

Pak Andra pun menjelaskan semua nya, menceritakan tentang kehidupan Mita setelah keluar dari rumah orang tua nya itu.
Pak Andra juga menceritakan tentang bagaimana Mita setelah kejadian 5 tahun lalu, yang telah merubah jalan hidup keluarga nya, bagaimana Mita berjuang untuk menormal kan keadaan bagaimana Mita merasa putus asa.. Pak Andra juga menceritakan bagaimana Mita mengetahui tentang masa lalu ayah nya, dan hampir saja membuat dia menikah dengan kaka sepupu nya.

Orangtua Mita, Dara dan Ijal, terperanjak kaget. Tak menyangka, Mita yang selama ini di mata mereka suka berontak pemarah dan keras kepala, berjuang seorang diri hanya ingin menyatukan mereka. Dan meraeka juga merasa sedih, bagaimana Mita bisa melawati semua ini, dan apalagi di tambah ia hampir menikah dengan kaka sepupu nya. Perasaan hati nya pasti hancur sekali.

"bagaimana mungkin, kamu tega melimpahkan masalah sebesar itu pada seorang anak, yang mungkin saat itu belum genap 20 tahun, kamu sangat egois Tharas, apa sekarang kamu akan tetap mempertahan kan sifat buruk mu itu, mengorbankan kebahagian anak mu sendiri." ujar pak Andra geram.

"Maaf" ucap Tharas lirih.

"jangan minta maaf padaku, melainkan kepada Mita, dia terlalu menderita karena amarah mu yang tak bisa di kontrol itu, dia lah korban dari masalah di rumah ini." ujar Pak Andra.

"aku ingin bertemu dengan nya di mana dia" Tharas memohon pada kaka nya.

"jangan sekarang, besok saja." saran pak Andra.

"tapi kami ingin bertemu Mita. Kami mohon" Dewi kini ikut memohon pada kaka ipar nya itu.

"Sebaik nya besok saja, Mita butuh waktu untuk bertemu kalian.,sabar lah" nasehat Bu Ina.

Keluarga Mita pun mengerti, pasti sulit bagi Mita untuk melalui semua ini.

Lama mereka berbinjang, ya memang Ikmal tau banyak tentang Mita dari cerita Mita dan buku harian Mita.
Ikmal pun menceritakan semua itu pada orang tua dan adik Mita itu, bagaimana Mita sangat menyayangi mereka. Bagaimana Mita memendam rasa rindu pada kehangatan keluarga nya dulu, sikap dingin berontak dan keras kepala yang selama ini ia tunjukan hanya lah semata mata untuk kebaikan mereka.

Dara sangat terharu, ternyata Kaka nya masih sama seperti dulu, selalu saja melindungi nya, menjaga nya. Dan bahkan rela mengorbankan diri nya, hanya untuk kebahagian adik nya. Dara merasa terenyuh mendengarkan nya.

Tharas benar-benar tak menyangka, bila keegoisan nya ternyata sangat melukai orang-orang yang mencintai nya,terutama Mita anak nya.

Setelah cukup lama berbinjang keluarga pak Andra pun pamit pulang.

#bersambung

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

coment-coment Vty, Mrz, Dlz