Selasa, 02 Agustus 2011

Maaf Aku Mencintaimu Part 9

"kenapa mereka setega itu." batin Mita.

Pikiran Mita entah melayang kemana, entah karena lelah atau terlalu banyak menangis. Mita pun tertidur.

****

"Gue harus menemui Mita, gue engga bisa lama-lama diem gini." ujar Rio kepada ke empat sahabat nya.

"gue juga ikut, gue ngerasa engga enak." sambung Icez.

"gue titip salam sama maaf aja, gue ada kuliah." tukas Puri.

"ini semua karena gue, jadi gue yang harus ngelurusin semua ini." ujar Tata penuh dengan keyakinan.

Rio menatap Wahyu yang sedari tadi terdiam tak satu kata pun terucap dari bibir nya.

"loe gimana Yu?" tanya Rio.

Wahyu tampak berpikir. "gue belum siap ketemu Mita lagi." ucap nya lalu pergi meninggal kan ruangan itu. Rio yang hendak mencela jawaban Wahyu hanya bisa menahan amarah nya.

####

"Mit, kamu udah bangun? Ada teman kamu mau ketemu." ujar Asih dari balik pintu kamar Mita.

"udah, suruh masuk aja." suara Mita tampak serak.

Rio,Icez dan Tata pun masuk ke kamar Mita.

Mereka hanya saling diam, entah apa yang membuat lidah mereka kelu, seakan sulit melontar kan kata-kata.

Mita menghela nafas, ia berfikir bila tak memulai dan tak meminta penjelasan. Ini hanya akan menjadi masalah yang berkepanjangan.

"Jadi, apa penjelasan kalian.?" tanya Mita akhir nya.

Tata mendekat. "ini hanya sebuah keadaan dan mungkin alasan aku kurang masuk di akal tapi ini lah yang sebenar nya." Tata mencoba mencari kata yang tepat.

"Mit, gue engga ada maksud buat nyembunyiin ini semua dari loe." Rio kini yang ankat bicara.

"kita tau, loe pasti kecewa sama gue, Puri, Wahyu, Tata dan juga Rio., tapi kita semua hanya ingin melìhat loe bisa berdiri di kaki loe sendiri bukan di kaki orang lain." ujar Icez membuat Mita terkejut.


"ini semua bukan salah mereka tapi salah gue, jadi gue mohon maafin mereka, gue yang salah, engga seharus nya gue egois." ucap Tata dengan berlinang air mata.

"Jelasin ke gue yang sejelas-jelas nya." desak Mita.

Tata mencoba menahan isak tangis nya.

"gue sama Wahyu emang sodara kembar, tapi sejak lahir gue di titipin ke tante gue, yang sekarang loe tau jadi nyokap gue, karena alasan yang gue sendiri juga kurang paham, sejak dulu gue sama Wahyu tau tentang itu,, ada hal yang membuat gue engga mau teman-teman gue tau hubungan gue sama Wahyu." terang Tata.

"kenapa?" tanya Mita berusaha menahan emosi nya.

"karena gue cape, dari dulu setiap gue punya teman mereka cuma memanfaat kan gue untuk bisa dekat dengan Wahyu, dan sejak saat itu gue berjanji kalau gue ga akan bilang tentang hubungan gue sama Wahyu, untuk mencari teman, gue lelah, gue pengen nemu teman yang bener-bener tulus sama gue bukan karena embel-embel gue sodara kembar nya Wahyu." Tata berucap sembari sesenggukan.

"tapi gue tulus sahabat sama loe, loe juga tau gue temenan sama Wahyu sebelum gue kenal loe. " Mita masih mendesak Tata.

"gue tau Mit, loe sahabat terbaik gue, loe, Icez, Puri., kalian temenan sama gue tulus." ujar Tata.

"tapi kenapa loe cuma cerita ke Icez dan Puri, ke gue engga." bentak Mita.

"gue juga pengen ngasih tau loe, sejak lama, tapi Wahyu ngelarang gue, dia engga mau loe ngerusak konsentrasinya, loe tau keadaan dia di sana, Wahyu engga mau buat loe makin tergantung sama dia. Wahyu cuma pengen loe bangkit." jelas Tata.

"dan, itu juga yang membuat kami juga merahasiakan ini dari loe." timpal Icez.

"loe Rio, loe juga tau kan tentang Wahyu, apa selama ini loe..." ucapan Mita terpotong karena Rio memotong.

"Wahyu juga ngelarang gue, tapi dia selalu mantau loe lewat gue juga Tata, dan dia juga minta gue jaga loe." ujar Rio sedikit berdusta.

"sebenar nya, Wahyu ngapain ke Amerika." tanya Mita.

Tata,Icez,Rio tampak gelagapan.

"dia cuma nerusin kuliah, engga lebih." dusta Tata.

Mita percaya. "ok gue maaf'in kalian, tapi kenapa Wahyu ga ikut kesini?" ujar Mita tulus seraya bertanya.

"Wahyu belum siap ketemu loe." jelas Rio.

Tata,Icez dan Rio pun memeluk Mita. "makasih udah maaf'in kita."

####

Rio nampak bingung di lorong rumah Ikmal yang memang cukup besar.
Dia tadi izin pinjam toilet tapi malah nyasar.

Tiba-tiba pandangan nya terhenti saat melihat sesuatu di salah satu ruangan di rumah itu,  bahkan Mita saja yang bekerja di situ belum sekali pun melihat ruangan itu yang ternyata ruang kerja pak Andra.

"astaga, ini gue lagi engga mimpi kan," gumam Rio. Ia tak memalingkan pandangan nya dari sebuah foto yang ada di ruangan itu Rio tampak tak percaya.

"ini, engga bener, tapi apa hubungan nya, Mita harus tau, oh tuhan apa lagi ini." Rio mengguman dalam hati.

Ikmal datang dari arah pintu dan mengagetkan Rio.

"Rio, ngapain loe di sini." seru Ikmal.

Rio melonjak kaget. " Ya Allah, Ikmal loe ngagetin gue aja.," Rio mengusap dada nya. " kebetulan loe di sini, gue kesasar." jelas Rio.

Ikmal tertawa. " di rumah aja bisa nyasar."

"ya bisa lah, rumah nya aja segede istana," ujar Rio dengan tampak blo'on.

"hahaha, bisa aja loe." Ikmal tampak geli mendengar ucapan Rio.

"eh, kalau boleh tau ini siapa yah." tanya Rio seraya menunjuk foto yang berada di ruangan itu.

"oh, itu adik bokap gue, kenapa?" Ujar Ikmal dan bertanya keheranan.

"oh, engga apa-apa cuma nanya." Rio nampak gugup.

_apa salah Mita ya Tuhan, harus selalu mengalami ini, kuat kan hati nya_ batin Rio miris.

"wow, ko bengong, gue mau cerita sama loe bisa?" ujar Ikmal.

"eh, iya maaf, mau cerita apa." Rio gelagapan.

Mereka pun pergi ke taman belakang, tanpa mereka sadari Mita mengikuti nya. Karena sejak tadi Mita mencari Rio yang lama tak kunjung muncul. Sedangkan Tata dan Icez sudah berpamitan pulang.

Mita yang mengikuti mereka sambil menggendong Dini pun berniat menguping.

"Gue ingin tau menurut loe apa salah seseorang yang ingin mempertahan kan Cinta nya." ucap Ikmal.

"ini tentang Mita, iya kan?" ujar Rio memastikan.

Ikmal mengangguk.
Rio menarik nafas dalam-dalam dan mengeluarkan nya perlahan.

"gue juga cinta sama Mita.. Tapi gue engga pernah maksa Mita buat cinta sama gue." ucap Rio membuat Ikmal terkejut.

"kenapa?" tanya Ikmal.

"karena di hati nya telah terukir satu nama yang akan abadi menghiasi hati nya, dan gue engga berniat menghapus ukiran itu." terang Rio.

"selama ini, yang gue ingin tetap menjaga hati nya, tetap melindungi nya, sebagai seorang sahabat, karena hanya dengan itu gue bisa merasakan kebahagian nya." Rio nampak menerawang jauh.

"Mita, menurut gue di cewe luar biasa, dia selalu bisa tersenyum di atas lukanya, untuk menyenangkan hati sahabat nya, yang gue ingin cuma senyum nya, canda nya dan selalu menjaga nya, karena jujur aja, Mita itu suka kacau dalam memilih cowo. Haha." Rio tampak tersenyum.

Ikmal kagum terhadap Rio,
"makasih Yo, gue jadi sadar kelakuan gue ke Mita udah sangat egois, gue akan coba bisa seperti loe." ujar Ikmal.

Rio tersenyum.

Mita terharu, bukan nya tidak tau, tapi Mita hanya pura-pura tak menyadari nya tentang perasaan Rio, bagi Mita, Rio adalah malaikat pelindung nya, setelah Wahyu pergi Rio selalu menjaga nya layak nya seorang ayah yang menjaga anak nya.

"makasih Rio, terima kasih malaikat ganteng ku." gumam Mita.

####

_Gue harus cepet-cepet nemuin Icez sama Puri, gue harus nyelidikin ini, sebelum semua nya terlambat, dan Tata sama Wahyu engga boleh tau sebelum semua nya jelas_ ujar Rio dalam Hati dan meninggalkan rumah Ikmal.

***

[Mita, aku cuma mau kamu berdiri di kaki mu sendiri, dan menggunakan sahabat mu menjadi tumpuan kamu untuk membantu berdiri, karena aku yakin, kalau aku ada di sini kamu akan tetap menjadi Mita yang lemah, yang selalu bergantung pada orang lain, maaf ya sayang, aku selama 3 tahun ini tak memberi kabar pada mu, salam sayang  dari sahabat mu Wahyu.]

Itu lah isi email yang di kirim Wahyu ke Mita.

Mita tersenyum lalu berpikir sejenak dan mengerti.

[ok, aku paham, tapi masih aneh, seperti nya masih ada yang kamu sembunyikan, mau cerita? Aku mohon, kita sahabat kan] balas Mita.

[mm, iya sahabat. Boleh, besok bisa ketemu, tapi kalau Vino ngizinin loh, aku engga mau di bilang nyulik istri orang loh, haha] balas Wahyu.

[ih apa'an sih, ok deh besok ketemu yah.] balas Mita.

[ok, ] balas Wahyu.

Mita tersenyum gembira, entah lah rasa itu muncul lagi, dan sejenak Mita melupakan tentang Vino.

Mita dan Wahyu pun tertidur pulas di tempat nya masing-masing. Dan terbuai dengan mimpi indah nya.

*****

"Mit, mau kemana?" tanya Ikmal.

"eh, mas Ikmal, aku mau ketemu teman." jawab Mita.

"Mit, maaf'in gue yah, selama ini gue udah egois banget." Ikmal tampak menyesal.

"iya mas, aku udah maaf'in kamu sebelum kamu minta maaf." ucap Mita tulus.

"haha, makasih yah, tapi jangan manggil aku mas lagi, loe kan bakal jadi kaka ipar gue" ujar Ikmal menggoda Mita.

Mita tersenyum, _Rio, loe bener-bener sahabat gue._ batin Mita.

"ngelamun" tegur Ikmal.

"eh, maaf, liat mas Vino ga?" tanya Mita.

"ada di kamar Dini." jawab Ikmal.

Mita pun pergi menemui Vino, dan meminta izin. Tentu saja tidak bilang akan menemu Wahyu.

Sementara Ikmal yang tidak sengaja meminta masuk ke kamar Mita, tak tahan untuk membaca buku harian Mita yang tergeletak di meja.


Ikmal terkejut, _ jadi ini maksud Rio, ternyata Mita mencintai cowo lain, jauh sebelum bekerja di rumah ini,apa Mita cuma menganggap Vino sebagai pelarian semata._ batin Ikmal.

Ikmal pun menutup buku itu dan meletakan nya kembali ke tempat nya lalu keluar dari kamar Mita.

Vino benar-benar tak menyadari apa yang akan terjadi nanti, Ia tampak gembira dan semangat mempersiapkan pernikahan nya.


#bersambung.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

coment-coment Vty, Mrz, Dlz