Selasa, 29 November 2011

Jangan Bangunkan Kalau Ini Mimpi

By : Ivho MRz SedJathie
Numfang lwat lg y? :D

Namaku Mitha, Cameria Happy Pramita. Teman akrabku Dara, Dara Rizki Ruhiana, memang sangat cantik dan idola cowok-cowok. Karena itu aku diperalat mereka untuk jadi jembatan penghubunguntuk mendekati Dara. Hingga kini perlakuan para cowok itu kuterima dengan lapang dada, tap aku sungguh nggak rela bila Kak Ikmal, orang yang kusukai ikutan juga. Kumohon, biarkan cowok yang satu ini tidak jatuh hati pada Dara.
Dering telepon menggema di malam awal tahun baru. Aku duduk diam di ruang tamu menonton acara tahun baru di TV. Ibu segera mengangkat telepon dan tak lama terdengar suara, " tunggu sebentar, ya. " Lalu " Mitha, ini dari Dara " sambil menyodorkan cordless.
" dari Dara ? "
Jantungku berdegup kencang dan serta merta loncat berdiri .
" bawa ke kamar saja, " ujar Ibu setelah mengecek sejenak keadaan kerabat dan Ayah yang berpesta dibelakang. Biasanya aku dilarang bawa telepon masuk ke kamar, tapi hari ini Ibu sendiri yang menyuruhku . Mungkin karna tahun baru atau terlalu gemas melihat tingkahku.
" iya, " jawabku lalu pergi ke kamar. Hatiku berterima kasih atas kehadiran om dan tante di rumah ini sehingga bisa bawa telepon ke kamar . Dara pasti ingin laporan kejadian yang dialami hari ini. Tema pembicaraan sudah pasti "Kak Ikmal". Malas untuk menerima teleponnya, tapi.
" halo? "
" mimit? "
" ya. "
" maaf aku telepon di saat begini. Eh, selamat tahun baru. "
" selamat tahun baru..."
" hari ini aku dan Kak Ikmal pergi ke taman bermain dan ada yang ingin kuceritakan..."
" menyenangkan? " sudah kuduga pasti tentang perjalanan ke taman mereka. Cerita itu lebih baik disimpan sampai sekolah mulai. Hari ini aku malas berpikir apa-apa.
" iya, menyenangkan. Mimit sendiri bagaimana? "
" membosankan tidak kemana-mana. "
" kenapa suaranya garing begini, sih ? " karena hatiku sangat hampa dan terus berdo'a ingin jadi Dara dari tadi pagi sampai malam ini.
" terus cerita kamu gimana? "
" dor! ada berita besar! " suara Dara terdengar riang.
" berita apa? " paling hanya cerita telah ciuan. Berita seperti itu tidak mengejutkan dan bukan masalahku.
" tahu tidak apa yang pertama kali Kak Ikmal katakan saat melihat aku datang? "
" sudah pasti, Dara hari ini cantik kan? " seruku ketus karena mala mendengar cerita kencan mereka.
" Mimit, dia marah. "
" hah? "
" dia marah ke aku! "
" kalian berantem ya? "
" Mimit! " Dara mengeraskan suaranya.
" jangan mematahkan semangatku untuk crita, donk! Padahal beritanya benar-benar bagus. "
" berita bagus apa? "
" siapin kuping, ya. " Dara membingungkan tidak seperti biasa.
" Kak Ikmal mendadak berkata, 'Lho, Mimit belum datang?' Kak Ikmal kira Mimit juga ikut datang. "
" apa? "
" Mimit, seharusnya aku tidak datang karena itu sebagai balasan untuk rasa kesal itu aku ingin memanggang Mimit seperti kue kering. Tahu tidak aku hanya ingin membuat Mimit sebagai saingan..."
" apa? apa? " otakku tidak bisa mencerna makud ucapan Dara .
" aku tidak berbuat yang tidak-tidak. Mengerti? "
" maksudnya ? "
" kau bohong kan waktu bilang tidak suka Kak Ikmal ? "
“ eh? “
“aku sudah tahu karena itu sengaja manasi. Selama 2 tahun berteman dengan kamu, tentu saja aku kenal Mimit dan tidak akan menyakiti Mimit. “
“ Dara...”
“ siapa suruh Mimit tidak jujur. Eh, mau tau tidak? Kak Ikmal...”
“ apa? “
“ ada yang mau dikatakan ke Mimit setelah yakin diterima di univeritas mana. “
“ oh. “
“ laporan selesai. Bagaimana? “
“ Dara? “
“ mulai hari ini persiapkan hati dengan baik! “ tidak mungkin. Dara pasti menggodaku, tapi tidak ada salahnya berbahagia.
“ sudah dulu, ya. Sampai di sekolah. “
“ eh, Dara...”
“ ya? “
“ terima kasih. “
“ sama-sama karena kita ini teman. “
“ tapi, bukannya Dara suka Kak Ikmal? “
“ sudah kukatakan kan? Selama ada Mimit, aku tidak butuh seorang pacar . Tapi aku bahagia kalau Mimit punya pacar. “
“ tapi, Dara...”
“ tenang saja. Aku biasa saja dengan Kak Ikmal. Aku berteman dengannya karena ingin memanggil kakak. Aku kan tidak ikut extra apapun dan jarang gaul jadi kesempatan untuk panggil kakak kelas dengan kakak tidak ada. “
“ tapi, Dara...”
“ kamu keras kepala, ya! Percaya dirimu harus ditingkatkan. “
“ aku tidak bia lama-lama telepon, nanti dimarahi. Kuputus, ya. Berita yang harus kulaporkan sudah tersampai. Salam untuk Ibu. “
“ iya. “ bip bip bipbip. Meski telepon sudah Dara putus, gagang telepon masih menempel di telinga. Aku membeku sesaat. Laporan macam apa ini? Ada yang Kak Ikmal katakan setelah masuk universitas mana?
Tiddak masuk akal. Ini pasti hanya mimpi. Tapi kenapa teleponnya bunyi bip bip bip? Tuts. Tombol off telepon kupencet dan bunyi bip bip bip itu pun hilang. Ini bukan mimpi. Tuhan apakah ini cobaan darimu lagi? Setelah dibuat senang pasti aku akan dibanting ke lantai, kan? Tidak bisa dipercaya.
“ Mimit! Selamat Tahun Baru dan Selamat untuk yang satu lagi. “
7 Januari. Begitu masuk ke kelas, mendadak Dara memelukku. Kejadian waktu itu bukan mimpi. Aku hanya bisa bengong.
“ pagi. Dara, Selamat Tahun Baru. “
“ hehehe...seandainya ujian masuk universitas Kak Ikmal cepat selesai, kau bia cepat tenang deh. ”
“ iya...” bagaimana ini aku telah cemburu dengan anak cantik ini.
“ tidak sabar menunggu sampai bulan Maret ya. “ itu masalahku bukan Dara, tapi dia terlihat sangat gembira.
“ Dara, maaf. “ rasanya biar minta maaf 100 kali pun tidak cukup. Aku rela dipukul olehnya.
“ Mimit minta maaf untuk apa? “
“ karenaku telah...”
“ kue kering sudah terpanggang kan ? sudah biarkan saja, aku yang sengaja cari gara-gara. Mimit lain kali kalau tidak jujur lagi, aku pasti akan marah besar. “
“ Dara..” benar-benar anak yang baik sedangkan aku anak yang buruk. Aku telah salah paham.
“ tidak usah khawatirkan aku. “
“ Eh..”
“ Kak Ikmal dari dulu hanya melirik Mimit. Tapi dia tidak puny kesempatan untuk ungkapkan isi hati sampai bertemu aku teman Mimit. Kak Ikmal memakai aku sebagai jembatan penghubung dengan Mimit . Dasar cowok, sama saja ya? “
“ masa..” Kak Ikmal melirik aku? Tidak kukira.
“ kalau tidak percaya, tanya langsung saja sendiri.”
“ ini sulit dipercaya. Kak Ikmal kenapa aku yang..”
“ kalau sudah masuk ke mata, yah terlihat terus. Mimit begitu cantik seperti model dan sangat baik hati. “ padahal selama ini aku menganggap diriku suram dan tidak baik hati. Dara tersenyum dengan ceria. Enuh percaya diri atas kata-kata yang dia lontarkan. Yang sebenarnya baik hati itu Dara, temanku yang paling berharga.
“ Dara..” maaf, maaf, maaf...dan terima kasih.
Tuhan terima kasih telah berikan teman akrab sebaik Dara. Aku meralat semua ucapanku waktu itu. Jangan masukkan aku ke neraka, ya. Aku tidak akan cemburu dan berpikiran buruk trhadap orang lain. Sebagai pengganti akan berjuang keras jadi anak yang baik. Jangan ambil Dara dan Kak Ikmal dariku, ya. Maafkan aku telah membuat kalian menderita. Kak Ikmal, Dara, dan semua! Di dunia banyak hal yang tidak dimengerti. Tapi karena tidak dimengerti itulah banyak hal untuk dipelajari dan membuat kita perlahan=lahan jadi dewasa. Aku harus intropeksi diri.
“ ada Mitha, tidak? “
Awal bulan Maret.  Kak Ikmal berdiri di depan pintu kelasku sambil menggenggam amplop tebal. Kebetulan jam pelajaran ketiga baru saja berakhir.
“ Mimit, akhirnya Kak Ikmal datang. “
“ Dara, bagaimana ini? “
“ cepat hampiri! “ Dara mendorong punggungku sampai keluar ke lorong. Hatiku berdebar kencang. Sungkan dan Malu juga berhadapan dengan Kak Ikmal. Semoga jantungku tidak apa-apa.
“ siang. “
“ sebentar saja tidak apa-apa kan? “
“ iya. “
Aku berjalan denga patuh mengikuti langkah Kak Ikmal dari belakang. Dalam hati terus menebak apa yang mau dibicarakannya. Kalu masalah extra aku pasti akan syok sampai pingsan karena diluar dugaan. Kak Ikmal menaiki tangga dan berhenti di ruang dansa yang ada diseberang atap sekolah. Sekarang sudah memasuki musim panas tapi masih saja dingin. Mungkin karena pengaruh detak jantung yang berlebihan.
“ lihat,” ujar Kak Ikmal sambil menyodorkan amplop tebal ke depan mukaku. Di amplop itu ada cap Universtas X.
“ kakak lulus, ya? Selamat. “ aku bingung harus bilang apa karena grogi.
“ iya, terima kasih. Sudah bisa lega sekarang. “
“ syukurlah.” aku ikut senang, tapi ini berarti hars sedih lagi karena dia mau lulus.
“aku belum beritahu ke guru dan orang tua. “
“ eh? “
“ tahu kenapa? “ Kak Ikmal menatap sebentar ke lantai lalu aku lagi sambil tersenyum. Detak jantungku makin cepat.
“ kenapa? “
“ karena aku mau beritahu kamu duluan. “
“ kakak..” seandainya detik ini waktu bisa dihentikan...Sungguh sulit dipercaya. Aku terus menatap Kak Ikmal tanpa kedip. Ini bukan mimpi, kalaupun mimpi jangan bangunkan aku.
“ aku akan lulus, tapi tidak mau pisah dengan Mimit. “
“ haa...” aku tidak sabaran menunggu kalimat selanjutnya. Hatiku sangat gembira. Apakah dalam mimpi, air mata bisa keluar?
“ apakah kita bisa bertemu lagi? “
“ Kak...” air mata mengalir deras di pipi. Suara Kak Ikmal yang lembut dan hangat menyebabkan aku menangis. Hatiku sangat hangat sampai meluap-luap.
“ eh, jangan nangis dong. Aku salah bicara? “
“ masa orang seperti aku..seperti aku...” bisa membuat Kak Ikmal jatuh hati? Sulit dipercaya. Kalau dia suka Dara sudah wajar karna kalau aku jadi cowok pasti juga pilih Dara. Kak Ikmal terlalu sayang kalau jadi milikku.
“ Mimit, tidak baik berkata masakah orang seperti aku. “
“ tapi...” air mata makin menderas, padahal aku tidak mau terlihat wajah cengeng seperti ini.
“ aku tidak ingin mendengar cewek yang kucintai berkata masa orang seperti aku...Sangat tidak percaya diri. “
“ Kak, orang seperti aku...”
“ lihat, sudah hentikan. Tenang saja. Kau adalah kau jadi jangan bandingkan diri seniri dengan orang lain, “ seru Kak Ikmal lalu mendekat dan menghapus air mata di pipiku dengan punggung lengannya.
                Kalau ini mimpi, jangan bangunkan aku. Aku begini saja sudah puas. Apakah Kak Ikmal serius mau denganku? Sepertinya ada yang aneh. Ini sungguhan bukan mimpi karena pipiku menempel di dada Kak Ikmal. Dada yang bidang dan hangat terasa sampai ke rusuk. Kak Ikmal terus memelukku sampai bel berbunyi.
“ ah, bel...” ujarku pelan untuk mencek lagi ini bukan mimpi. Suaraku terdengar nyaring hingga ke telinga. Kalau mimpi pasti tidak terdengar senyaring ini.
“ Mimit, bolehkah aku menganggap air mata itu sebagai jawabanmu? “ Kak Ikmal mendekapku erat dan menatap lurus mataku. Dengan sekuat tenaga aku menggangguk dan bingung harus menjawab apa. Akhirnya tidak ada sepatah katapun yang keluar.
“ terima kasih. “
“ iya. “ suaraku terdengar sangat serak. Banyak hal yang ingin kukatakan tapi tidak terlontar. Aku juga sangat suka dia.
“ ini perayaan kelulusan yang terindah. “
“ Kak..”
“ sana cepat balik ke kelas. Nanti ketinggalan pelajaran. “
“ iya.”
“ nanti ketemu lagi, ya. Aku sampai jam pulang ada di perpustakaan.”
Siapa yang mengira akan berakhir gembira begini? Aku yang pesimis dan selalu pesimis...Ups, kalau terus bilang pesimis pasti akan dibenci Kak Ikmal. Perlahan aku menarik nafas. Diri ini harus diubah.
“ iya! “ jawabku lantang sampai membuat diri sendiri terkaget-kaget.
“asyik. Sampai nanti,” serunya sambil melambaikan amplop kelulusan dengan senyum lebar.
Kak, selamat telah lulus dan setelah jadi anak kuliahan pun terus melirikku dengan tatapan suka begini, ya. Aku berkali-kali menoleh ke belakang sambil maju menuju ke kelas. Rasanya seperti mimpi. Kakiku seperti melayang di udara. Sebelumnya aku merasa sangat bosan dan menderita. Ya Allah, mulai sekarang aku tidak akan mengatai Kau tidak adil lagi. Aku akan introspeksi diri sebelum mengatai orang lain. Sekarang yang ingin kulalukan adalah membagikan perasaan suka cita ini ke yang lain.
Hehehe..., di kelas ada Dara yang menunggu dengan tersenyum manis dan di perputakaan ada Kak Ikmal. Sekarang mungkin aku adalah orang yang paling bahagia di dunia.

Tamat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

coment-coment Vty, Mrz, Dlz