Senin, 31 Oktober 2011

Ratu di hatiku #5

Jam menunjukan pukul 6 pagi, mita pun perlahan membuka mata nya, saat melirik jam dan melihat masih sangat pagi mita pun berniat kembali tidur, namun di urungkan nya saat mendengar suara wahyu yang sedang menelfon.

Mita pun langsung bangun dan turun dari ranjang.

"sudah bangun, maaf ya aku berisik." ujar wahyu tampak dari raut muka nya sangat menyesal.

"eengga ko, harus nya aku yang minta maaf, kesiangan." tukas mita seraya menundukan kepala nya. Ia sangat malu di hari pertama nya ia menjadi istri seseorang malah menunjukan sisi buruk nya. Susah bangun.

"hahaha, masih jam 6, kalau masih ngantuk tidur aja." ujar wahyu.

"engga, aku mau mandi," ucap mita lalu bergegas menuju kamar mandi yang berada di dalam kamar nya.

****

Air mata ini tak tertahan lagi, namun aku berusaha sekuat mungkin untuk tetap tegar.
Ya, ini sarapan terahir Mita bersama keluarga nya, karena suatu alasan yang mendadak membuat Mita dan Wahyu harus cepat cepat pergi ke jogja. 

>***

Jogja.

Dalam perjalanan menuju Rumah kediaman keluarga Wahyu, di mobil, mita lebih banyak diam, pikiran nya sibuk membayangkan hari hari yang akan ia lalui di kota ini. Mungkin pengaruh duduk terlalu lama di dalam pesawat membuat mita merasakan pinggang nya sakit. 

"tenang saja, sebentar lagi sampai" ujar wahyu yang menangkap gelagat kurang nyaman di posisi duduk mita.

"bagus lah, pinggang ku serasa mau copot" keluh mita.

Wahyu tersenyum dan mengusap lembut kepala mita " sabar yah" ucap nya.

Mita mengangguk dan tersenyum terpaksa membuat wajah nya terlihat sangat aneh. Dan wahyu pun tertawa.
"kenapa? Ada yang aneh?" tanya mita kebingungan melihat suami nya tertawa sembari menatap diri nya. 

"engga, ga ada apa apa" kilah wahyu berusaha menguasai dirinya untuk menahan tawa.

Mita pun melengos tanda kurang puas dengan jawaban yang di berikan wahyu. Ia kemudian sibuk memandangi pemandangan yang terhampar di samping kiri jalan, "sungguh indah" gumam nya dalam hati.

***

Setelah sampai di rumah keluarga wahyu, mita pun di sambut oleh keluarga wahyu, tapi karena mita terlalu lelah, ia pun memutuskan untuk izin ber istirahat sejenak, lagipula nanti malam juga akan ada perjamuan makan malam di sini untuk memperkenal kan mita kepada keluarga besar wahyu.

Mita merebahkan tubuh nya di kasur, "terasa empuk, berbeda dengan kasur yang di jakarta, mungkin karena terbuat dari kapuk asli." gumam mita, harum aroma terapi yang berada di kamar itu membuat mita merasa tenang, apalagi wewangian dari bunga melati segar yang tersebar indah di seluruh ruangan. Mita pun terlelap dalam tidur sore nya.

Jam 7 malam mita pun telah bersiap siap untuk menghadiri jamuan makan malam yang di tunjukan untuk penyambutan diri nya

Mita mengenakan kebaya berwarna putih gading dan batik berwarna ke emasan, rambut nya di sanggul dengan tatanan yang lebih sederhana, bunga melati yang di rangkai indah membentuk bulatan bak bunga tristan pun tertempel indah di sisi kiri kepala nya, make up minimalis membuat ia sangat cantik dan anggun. Yang membuat mita kurang nyaman hanya sepatu ber hak tinggi yang ia gunakan, menggunakan hak setinggi 9cm dengan kain yang melilit kencang di bagian paha membuat mita harus hati hati. Salah salah, kain nya bisa saja robek atau dia terjatuh. Mita bergidik sendiri bila tragedi itu benar benar menimpanya, di hari yang sangat penting dalam sejarah pernikahan nya dengan wahyu. Oh tidak, malu seumur hidup pasti nya. 

"kenapa tidak pakai gaun saja, itu kan lebih simpel" keluh mita 

"sudahlah, toh nanti juga kamu bakal terbiasa." ujar wahyu.

"terbiasa? Oh tidak bisa, cukup sekali aku menyiksa diriku dengan pakaian ini." mita memprotes.

"suatu saat nanti kamu akan bangga dengan pakaian adat jogja ini." ujar wahyu lalu keluar kamar meninggal kan mita.

"tidak akan pernah." teriak mita, wahyu hanya melambaikan tangan nya tanpa menoleh tanda ia tak peduli dengan protesan mita.

>*

Setelah acara sungkeman dan salaman ke semua tamu, mita pun pergi ke pojok ruangan untuk meluruskan kaki nya yang terasa kram dan ia merasa rahang nya mengeras akibat tersenyum terus sepanjang acara. 

"membosankan yah acaranya?" tanya seseorang dari arah belakang.

Mita menengok mencari sumber suara dan melihat siapa yang barusan menyapanya.

"Ikmal.? Oh tidak juga, hanya sedikit lelah saja" ujar mita.

"tapi loe keliatan ga nyaman" ujar mita.

"loe?"batin mita.

"hei, ko bengong" tegur ikmal.

"eh iya, hanya kurang nyaman dengan kebaya ini aja." ujar mita.

"di liat dari penampilan, dan gaya bicara, seperti nya kurang meyakinkan kalau loe adik nya wahyu." ujar mita merasa heran kepada adik ipar nya itu.

"hahaha, ga mirip yah, gue emang ga terlalu suka dengan suasana kaku seperti ini." ujar ikmal 

"maksud nya?" tanya mita kurang paham.

"gue adik kandung nya mas wahyu, beneran. Cuma gue emang ga tinggal di sini tapi di jakarta''terang ikmal.

"ooh,, pantesan loe aneh gitu yah." komentar mita yang memang sudah merasa aneh dengan penampilan ikmal yang nyentrik dan jauh dari kesan tradisional.

"yee, aneh aneh gini, banyak loh cewe yang ngantri sama gue." ujar ikmal membanggakan diri nya sendiri.

"ngantri mau ngegampar muka loe maksudnya.haha" cibir mita seraya tertawa.

"sialan loe" ujar ikmal meninju pelan lengan mita.

"eit, gini gini, gue kaka ipar loe yah." ujar mita,lalu menangkap tangan ikmal dan menepis nya.

"mas wahyu itu walau terlihat dingin dan kaku, tapi dia sangat perhatian dan setia.jadi jangan pernah salah paham dengan sifat diam nya dia yah." ujar ikmal.

Mita terdiam, ia terkejut mengapa ikmal memberitahu nya tentang hal itu, padahal mita tak menyinggung nya.

"dan tentang semua yang di katakan mas wahyu tadi, tidak usah di masukan ke hati, dia hanya bercanda dan mengoda loe aja" lanjut ikmal.

"maksudnya apa?" tanya mita 

"yang tentang loe harus pake kebaya setiap hari, itu cuma lelucon, toh kalian berdua tidak akan tinggal bersama ibu di sini." jawab ikmal.

"jadi?" mita benar benar bingung.

"haha, loe tuh lemot banget yah, maksud nya loe sama mas wahyu ga akan tinggal di sini, jadi loe bebas mengenakan baju sesuka hati loe, kecuali kalau ada ibu berkunjung atau sebalik nya." ikmal menjelaskan nya dengan gemas.

"wahyu ko ga bilang yah" ujar mita.

"kan gue udah bilang, mas wahyu itu kalau ga di tanya dia pasti diam, jarang dia bisa terbuka sama orang lain." ujar ikmal mulai gemas dengan kaka ipar nya itu.

"termasuk sama istrinya"

"ya, termasuk sama istri nya yang baru di kenal nya" ujar ikmal menambahkan.

"tapi loe tenang aja, cepat atau lambat kalian juga akan terbiasa dan lebih terbuka, asal ada kemauan aja, terutama loe." ucapan ikmal membuat mita tersentak kaget.

"kenapa mesti gue?"

"karena mas wahyu bukan tipe orang yang begitu saja bicara kalau tidak ada topik atau yang memulai" jelas ikmal.

"dan gue termasuk orang yang punya rasa ingin tau yang besar dan cerewet, itu maksud loe" omel mita, ikmal pun tertawa.

"itu loe nyadar." ujar ikmal.

Mita tersenyum kecut. Tapi dalam hati nya ia merasa bersalah pada ikmal, pertemuan pertama nya dengan ikmal, dia merasa ikmal sangat aneh dan berburuk sangka pada nya, tapi anggapan nya ternyata salah, ikmal orang yang mudah bergaul dan jujur saja sangat bijaksana, tapi tetap saja masih ada sisi kurang ajar nya. Dengan kaka ipar mamakai bahasa loe gue, dan tidak menyebut "kaka" kepada mita. Tapi justru membuat mita merasa senang dan mudah akrab. 

"makasih yah, saran dan nasehat nya" ujar mita tulus dari lubuk hati.

"ok, ini juga buat kebaikan kaka gue, tapi lain kali loe harus bayar kalau minta nasehat ke gue" canda nya.

"mata duitan" ledek mita.

Mereka pun tertawa.

"sekarang gue paham, kenapa ikmal dulu memperhatikan gue sebegitu teliti, selayak nya orang yang hendak membeli barang, itu semua demi kaka nya, sungguh adik yang sangat berbakti," gumam mita dalam hati.


#bersambung

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

coment-coment Vty, Mrz, Dlz