Senin, 31 Oktober 2011

Ratu di hatiku #4

Hari pernikahan Mita dan Wahyu pun tiba., terbesit di benak Mita untuk kabur saja, tapi ia tak mau membuat keluarga nya malu.

Walau ia telah sedikit mengenal Wahyu, tapi masih terasa aneh buat nya kalau harus menikah secepat itu, terkesan sangat buru-buru.
Apalagi buat Mita, gadis yang sangat hati-hati dan tertutup akan masalah cinta.

"sayang, apa sudah siap kamu nak?" tanya mama Mita dari balik pintu kamar anak sulung nya itu.

"sebentar lagi mah," jawab Mita, tak bergeming dari tempat nya.

Tak ada jawaban lagi dari luar, mama Mita seperti nya sudah pasrah, untuk ke sekian kali ia memanggil putri nya itu, tapi jawaban nya tetap sama, belum siap. Dara dan papah nya pun juga sangat panik karena sudah lewat satu jam dari waktu yang sudah di tentukan.
Wahyu dan keluarga nya juga cukup cemas.

Sementara Mita masih ngengunci diri di dalam kamar, ia duduk termenung di depan cermin. Memandang pantulan diri nya, tampak cantik dan anggun dalam balutan busana pengantin adat jawa tengah itu. Mita tampak seperti putri keraton. Namun sayang wajah murung nya membuat ia tampak lesu.

"seharus nya aku bahagia di hari ini, ini adalah hari paling penting dalam proses kehidupan ku ini, ayalah Mita semangat." gumam Mita menyemangati diri nya sendiri.

Akhir nya Mita pun keluar dari kamar nya dan berjalan menuju ruang tengah untuk melaksanakan akad nikah.

Semua mata menatap kagum ke arah Mita, tampak kelegaan di wajah keluarga kedua belah pihak menyaksikan Mita.


Pernikahan memang di gelar di kediaman keluarga Mita.
Segenap rangkaian acara pernikahan pun berjalan cukup lancar, dan setelah acara selesai, keluarga Wahyu pun pamit untuk pulang, karena harus mempersiapkan resepsi pernikahan Wahyu dan Mita yang akan di gelar di jogja.

###

Di dalam kamar Mita duduk termenung, menatap ke sekeliling kamar nya yang penuh dengan nuansa pengatin baru. Mita memutar badan nya menghadap cermin dan menghapus sisa make up yang menempel di wajah nya, leher nya terasa sangat sakit, mungkin di akibatkan sanggul dan ornamen pengantin yang terpasang di kepalanya, kepala nya juga sangat pusing, segala kesakitan yang ia terima hari ini. Di tambah gaun pengantin yang sangat merepot kan membuat Mita ingin langsung membenamkan kepala nya di bawah bantal.

"belum tidur,," tegur Wahyu.

"sebentar lagi, kamu sudah mandi?" ujar Mita seraya bertanya.

"aku tidak terbiasa mandi selarut ini," jawab Wahyu, ia tersenyum manis ke arah Mita.

"oh iya, ada yang ingin aku bicarakan kepada mu, belum mengantuk kan?" tanya Mita.

"belum, mau bicarakan apa" jawab Wahyu.

Mita terdiam sesaat, ia tampak mengumpulkan segenap perhatian nya dan mulai merangkai kata yang tepat di otak nya.


"aku harap kamu tidak salah paham, tapi ini hanya satu permintaan dari ku" ujar Mita memulai pembicaraan.

"maksud kamu?" Wahyu tampak bingung dengan ucapan istri nya itu.

"aku tau, aku ini istri kamu. Sudah sewajar nya dan kewajiban ku melayani kamu lahir dan batin, tapi aku perlu waktu, bisa kah kamu mengerti." ujar Mita sembari menunduk kan kepalanya.

Wahyu tersenyum mendengar ucapan Mita. " aku mengerti, tidak mudah untuk kamu, menyerahkan seluruh hidup kamu untuk orang yang baru kamu kenal, aku juga begitu" ucap Wahyu.

"bukan, bukan itu maksudku tapi mmm___" ucapan Mita di potong oleh Wahyu.

"sssttt, aku tau dan paham,kamu tak perlu merasa bersalah" ujar Wahyu,,

"kita mulai dari awal, dan mungkin dengan persahabatan, tidak ada salah nya kan bersahabat dengan suami kamu." ujar Wahyu.

"terima kasih yah, sahabatku." ucap Mita tersenyum manis.

"ok,sekarang kita tidur yah, seperti nya kamu sangat lelah," usul Wahyu.

Mita pun mengangguk dan bangkit berdiri menuju tempat tidur di ikuti Wahyu.

#bersambung

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

coment-coment Vty, Mrz, Dlz