Kamis, 12 Januari 2012

- ONLY LOVE -

By: L-echa Linda Mitarockerz  

"Eh curut, cepetan napa keburu ketauan noh sama yang punya,"teriak Ikmal.
"Ett dah,dasar kunyuk ! susah nih ambilnya,enak banget ya main suruh. Sini kalo berani loe panjat nih pohon,"protes Mita dari atas pohon mangga.
"Curutt...loe tau sendiri kan kalo gue phobia sama ketinggian !"protes Ikmal balik.
"Ah banyak bacot deh,tinggal makan doang. Nih tangkep !"Mita melempar mangga dari atas pohon.
"Eh,eh,....gue ga bisa turun nih,"Mita terlihat panik.
"Tau ah,gue ga mau tanggung pokoknya,"ucap Ikmal dengan cuek.
"Wah,wah....bagus banget ! Sekalian aja loe ngacir kabur sana !"sindir Mita.
"Hlah,emang gue mau kabur kok,"Ikmal pun lari meninggalkan Mita yang masih nangkring di atas pohon mangga.
"Dasar kunyuk kampret !! mangga gue dibawa kabur, Mama !!! Mita ga bisa turun,"rengek Mita dari atas pohon.

                *Itulah sepenggal kisah Mita dan Ikmal semasa kecil,tepatnya 10 tahun yang lalu*

Kita mulai ceitanya :)

                                         "Kenapa Mit?"tanya Ikmal emosi.
"Kenapa apanya? tanya tuh yang jelas,langsung to the point !"sembur Mita.
"Curut....! kenapa loe ga nolak waktu orang tua kita jodohin kita?"
"Eh,kunyuk seenaknya loe maen salahin gue ! sekarang gue tanya,kenapa loe juga nurut gitu aja?"Mita balik nanya.
"Ya.....gue cuma ga mau bikin orangtua gue kecewa,"elak Ikmal mencoba menutupi perasaannya terhadap Mita.
"Ya udah,gue juga ga mau bikin kecewa Mama. Loe tau sendiri kan dia ngebet banget nyuruh gue cepet-cepet nikah,"timpal Mita mencari alibi yang tepat.

                    "Eh kalian berdua ternyata disini,"sapa Mama Ikmal.
"Iya,ada apa Tan?"tanya Mita.
"Tante sama keluarga mau pamit dulu,ini kan sudah malam apalagi besok kami sudah harus mempersiapkan semuanya,lusa kan kalian akan menilkah,"jelas Mama Ikmal.
"Secepat itu Tan?"Mita mencoba protes.
"Iya sayang,Mama kamu juga sudah menyetujuinya. Kalian kan sudah sama-sama besar,jadi tunggu apalagi?''ucap Mama Ikmal dengan nada optimis.
"Tapi Ma...."timpal Ikmal.
"Kalian kan sudah di jodohkan sejak kecil,jadi kalian tidak bisa menolaknya. Ini semua demi kebahagiaan kalian berdua,"pungkas Mama Ikmal tersenyun pasti.

            Pagi harinya,
"Ayo bangun dong sayang,masa' calon pengantin perempuan bangun siang terus. Nanti kalau kamu udah menikah dengan Ikmal apa engga malu sama mertua?"bujuk Mama Emmy kepada putri semata wayangnya itu.
"Ngapain malu sih Ma,cuek bebek aja,"lantur Mita dibalik selimutnya.
"Aduh,kamu itu kalo dibilangin susah yah,"Mama Emmy hampir menyerah.
"Mama bawel deh,"protes Mita yang kini sudah bangun.
"Oh ya,rambut kamu jangan dipotong ya. Biar besok bisa di sanggul,"pesan Mama Emmy.
"Heuhhh...."keluh Mita menghela nafas panjang.

"Mit,hari ini gue temenin loe ke salon ya?"tawar Dara tiba-tiba masuk ke kamar Mita.
"Ke salon? ngapain? kaya orang ga ada kerjaan aja,"jawab Mita dengan cueknya.
"Ya ngapain gitu creambath atau facial,yang jelas benerin tuh penampilan loe,"ujar Dara merapikan poninya yang sebenarnya tidak berantakan.
"Males gue,udah sono loe pergi sendirian aja ! sekalian loe bersihin tuh kuku loe. Item-item gitu,persis Mak Lampir !"Mita menunjuk jari-jari tangan Dara.
"Ini tuh trend mode,gaul dikit dong Mit !"protes Dara memanyunkan bibirnya.
"Tetep aja norak !"sambar Mita.

    Hari-hari yang ditunggu pun tiba.

"Mit,buruan mandi. Kalo udah selesei rambut loe dikeringin dulu abis itu loe make-up ,selesei make-up loe pake kebayak yang udah gue siapin,"ucap Dara bertubi-tubi.
"Iya,emak !"dengan pasrah Mita menurutinya.

                  "Mbak,ga usah pake bulu mata ya. Mata saya udah bagus gini kok,"pinta Mita kepada penata riasnya.
"Tapi mbak,alangkah lebih bagusnya lagi kalau memakai bulu mata,"jelas penata rias itu.
"Mimit !! pilih bulu mata atau cacing?"ancam Dara.
"Heuhhh,dikit-dikit cacing apa-apa cacing mulu. Ga ada pilihan yang laen kek !"keluh Mita.
"Mau nurut apa engga!"perintah Dara.
"Tapi kan......"rengek Mita.
"HARUS !!"Dara melotot tajam kearah Mita.
"Iya deh iya,gue pilih pake bulu mata,"Mita merasa terpojokkan yang membuatnya terpaksa menurutinya.

"Dar,tabok pipi gue,"pinta Mita.
"Plaaakkk"
"Enak ga Mit?"tanya Dara tersenyum nakal.
"Enak? sakit iya ! maksud gue pelan aja eh langsung maen hajar aja,"protes Mita mengelus-elus pipinya.
"Tapi Dar,gue beneran lagi ga mimpi kan? tinggal beberapa jam lagi gue udah mau nikah,"lanjut Mita.
"Mau nih gue tabok lagi biar loe tambah yakin?"ledek Dara di sela-sela Mita yang sedang di make-up.
"Keenakan loe,pegang-pegang pipi gue. Tapi Dar......."
"Tapi apanya lagi?"sambar Dara.
"Sampai saat ini gue ga cinta sama Ikmal,"ucap Mita dengan hati-hati.
"Tenang Mit,cinta bisa tumbuh seiring berjalannya waktu kok,"Dara meyakinkan Mita.
"Iya,tapi gue deg-degan !"Mita meraih tangan Dara dan menaruh di dadanya.
"Loe ga usah grogi gini, apalagi loe cantik banget kayak gini,"Dara mencoba menenangkan Mita.
"Tapi Dar,gue engga yakin. Apa nantinya gue bisa hidup bahagia sama Ikmal?"Mita memasang wajah pesimisnya.
"Udah dong Mit,kenapa jadi rewel banget sih? dari tadi ngedumel mulu !"protes Dara hampir kehilangan kesabarannya.
"Tau gitu,tadi pagi-pagi gue kabur manjat jendela,"Mita sedikit kecewa dengan ucapan Dara barusan.
"Ga salah denger gue? boro-boro mau kabur pagi-pagi,bangun kalo engga dibangunin sampe kiamat juga engga bakal bangun,"balas Dara dengan nada sindiran.
"LOE !"Mita menunjuk Dara penuh emosi.
"Ih seyem,atuttt....ampun Nyonya Ikmal,"ledek Dara tertawa puas.

"Udah siap sayang?"tanya Mama Emmy mendekati Mita.
"Engga sangka,putri Mama yang dulunya ganteng sekarang jadi cantik kayak gini. Mama kaya mimpi Mit,"lanjut Mama Emmy.
"Mama engga lagi mimpi kok,kan udah dari oroknya Mita udah cantik Mah,"Mita membanggakan dirinya.
"Tapi cukup sekali Mita dandan kayak gini,lain kali engga lagi-lagi deh,"celetuk Mita.
"Apa Mit?"sahut Mama Emmy
"Eh engga kok Mah,"elak Mita.
"Ya sudah,behubung kamu udah siap. Ayo kita turun,Ikmal udah nunggu kamu tuh,"ajak Mama Emmy.
Mita pun berjalan menuruni tangga dengan didampingi Dara dan Mama Emmy. Mita terlihat anggun dengan kebayak yang dipadu padankan dengan payat yang terlihat sangat selaras.
Sedangkan Ikmal pun terpana melihat kecantikan Mita.
"Sumpah Mit,loe cantik banget. Berasa ada bidadari yang turun dari langit ke-10. Loe udah berhasil bikin gue klepek-klepek,"bisik Ikmal saat Mita duduk di sampingnya.

Mita hanya tersenyum dengan pipi merah merona. Baru kali ini Mita merasakan getaran cinta yang tiba-tiba yang belum pernah ia rasakan sebelumnya. Rasa cinta yang menggebu-gebu menyelimuti seluruh hatinya.Dan kini senyum bahagia itu merekah di bibir tipisnya saat Ikmal mengucap janji sehidup semati dengan Mita.

Alhamdulillah :)

                                                                      TAMAT

''ASBOYS''

By:  Ulfah MrznyChpramita Drr
"Pagi-pagi banget sih senamnya,padahal gue lagi males bangun pagi !!!",gerutu Mita. "Eh kamu,kan itu bisa buat badan kamu tambah sexy kaya aku..",sahut Dara hahaha :D.
Di gerbang sekolah .
"Pagi?",sapa Ikmal kepada Mita.
"Pagi juga",jawab Dara kegenitan.
"Eh,Mit ngapa sih dari tadi kamu cemberut mulu' ,tambah manyun tau' !!??",tanya Dara.
"Gua lagi nggak semangat nih !!",jawab Mita.
"Kenapa?ada masalah apa?.
"Gua lagi sebel banget sama Alexa !",jawab Mita.
"Kenapa mba' Mita yang imut",tanya Dara ngeledek.
"Gara-gara telepon salah sambung !!".
"Kok bisa?",tanya Dara.
''TEEET...teeet....teeeeettt'' (bel tanda senam akan dimulai)
Dihalaman sekolah..
"Udahlah Mit,nggak usah ngambek??manyunmu makin jadi kalo ngambek !",ucap Dara.
"Huft",gerutu Mita.
"Ya udahlah ,aku kesana dulu",sahut Dara menuju ke tempat Alexa.
"Lexa,ada masalah apa sih kamu sama Mimith?",tanya Dara.
"Oh,itu cuma gara-gara salah sambung aja",jawab Alexa.
"Kok bisa?",tanya Dara serius.
"Ah,nanti aja kalo senamnya udah selesai",jawab Lexa.
 
_SELESAI SENAM_

Dara berlari mengejar Alexa.
"Lexa,soal tadi gimana?",tanya Dara.
"Kamu,ngapain tanya soal itu?",jawab Alexa.
"Soalnya,dari tadi pagi Mita mukanya cemberut mulu,nggak tau ada masalah apa,cuman katanya dia sebel sama kamu?",ucap Dara.
"Oh,jadi gini ceritanya,kemaren malem aku mau ngasih nomor hp kamu ke temenku yang namanya Ijal,tapi aku salah ngasih nomernya Mita",jawab Alexa sedih.
"Trus ??",tanya Dara.
"Ya,trus Ijal langsung menelfon nomer yang aku kasih ke dia",ucap Alexa.
"Trus gimana kejadiaannya Mita ngambek kayak gini??",ucap Dara ingin tau.
"Kemaren malam Mita kebetulan lagi PDKT sama Rio,trus waktu Ijal menelfon Mita,yang ngangkat Rio.
"Hallo?ini siapa?",sahut Rio (dalam hati Ijal berkata,kok suaranya bukan cewek tapi cowok).
"mm,anu..a...nu?",ucap Ijal.
Trus Rio bilang.
"Kamu nyariin Mita ya?"(tanpa sadar dan Ijal tau,dia langsung jawab iya).
Hati Rio serasa kesal,trus dia bilang.
"Mau apa lo?".
Ijal jawab "Mau kenalan !".
Trus telepon itu dimatikan Rio.
"Nggak tau kenapa,Ijal bingung.
Dia sms aku,
"kok yang jawab telp ku bukan cewe tapi cowo ?" (aku baru nyadar kalo itu pasti yang ngangkat Rio),jawab Alexa.
"Oh,jadi cuma gara-gara masalah itu?",tanya Dara.
"Iya",jawab Alexa merasa bersalah.
"Ya,udah aku cabut dulu ya,makasih neng?",sahut Dara.
"Ok,maafin aku ya ,bilangin sama Mita aku minta maaf",ujar Alexa.
 
Dara pergi berlari menuju kelas Mita.
"Hy Mit??,masih ngambek ya",tanya Dara sok perhatian.
"Hufft,ngapain lagi sih !!",jawab Mita.
"Hmmm,pasti kamu lagi marahan ya sama Rio?",tanya Dara.
"Kok kamu tau !!",tanya Mita serius.
"Mmm,DARA gitu ! ",ucap Dara.
"Udahlah Mit,nggak usah terlalu dipikirin,cuma gara-gara masalah sepele aja kok jadi berantem",ujar Dara.
"Maksud mu?",tanya Mita.
"Kamu sama Rio kan cuma sahabatan aja,sama juga halnya aku dan kamu",jelas Dara.
"Iya,tapi aku nggak tau kenapa Rio tiba-tiba pergi ninggalin aku tanpa sepatah kata",keluh Mita.
"Ok,udah nanti aku jelasin semuanya ke Rio,kalo itu semua cuma salah paham",ucap Dara.
"Tapi,semenjak dia ninggalin aku,dia nggak pernah sms aku",keluh Mita.
"Tenang,aku akan bantuin kamu nyelesain masalah kamu",jawab Dara.
"Tadi,aku tanya sama Alexa,kalo semalem yang nelfon kamu itu Ijal",jelas Dara.
"haaa...Ijal...??",tanya Mita.
"Iya",jawab Dara.
"Trus kenapa Rio bisa marah sama aku",keluh Mita lagi.
"Gini lo masalahnya,kemaren malam Ijal pengen kenalan sama aku,tapi Alexa salah ngasih nomer ke Ijal,dia malah ngasih nomer kamu",jelas Dara.
"Trus,gimana nih?aku pengen maafan sama Rio",ucap Mita.
"Tenanglah,nanti kita suruh Ikmal ngejelasin ke Rio",jawab Dara.
"OK...!!!",jawab Mita semangat.
 
Sepulang sekolah Dara bertemu Ikmal didepan gerbang.

"Ikmaaaaaalll...Tobbbiiiingg !!",teriak Dara.
"Gak usah lebay gitu!",ucap Ikmal sewot.
Dara tersenyum.
"Iya neng?",jawab Ikmal.
"Kamu mau ngga' bantuin aku?",tanya Dara.
"Bantuin apa?",tanya Ikmal.
"Masalahnya Mimit sama Rio,lo tau sendiri kan,hubungan mereka berdua itu nggak bisa dipisahkan,mereka saling mengerti",jelas Dara.
"Trus,apa yang bisa gue lakuin,masalahnya apa?",tanya Ikmal.
"Loe harus bisa buat Rio percaya kalo kejadian kemaren cuma salah sambung aja",jelas Dara.
"Salah sambung apanya?",tanya Ikmal.
"Salah sambung...mmm,kemaren malam ada cowo pengen kenalan sama gue,tapi lewat Alexa dan orangnya itu juga teman Alexa",jawab Dara.
"Trus?",tanya Ikmal.
"Alexa nggak ngasih nomerku,tapi ngasih nomernya Mimit,lalu Ijal menelfon Mitmit",jawab Dara.
"Lalu?",tanya Ikmal serius.
"Yang ngankat telfon itu Rio,kebetulan mereka berdua lagi ketemuan",jelas Dara.
"Perang Dunia dong !",tanya Ikmal.
"Iya,Rio nggak tau masalahnya,cuma dia langsung pergi aja ninggalin Mita",jawab Dara.
"Oh iya,tenang nanti aku bilangin ke Rio".
"Aku pulang dulu ya?",ucap Dara.
"Iya",jawab Ikmal.

Dijalan Ikmal mikirin masalah Mita tadi,kebetulan si Rio juga udah pulang.
"Rio...!!",ucap Ikmal.
"Apa..?",jawab Rio.
"Kamu lagi ada masalah ya sama Mimit?",tanya Ikmal.
"Ahh,masalah itu..itu lagi,bosen gue dengernya !!",sahut Rio kesal.
"Lagian gue udah dapet kenalan cewe,namanya Prinzes,orangnya cantik,putih,manis,nd kayaknya baik",ucap Rio.
"Huh,kamu ! Dasar !! Ngga' tau ada masalah,malah lari dari permasalahan,Mita tu ngambek cuma gara-gara loe diemin dengan masalah sepele seperti ini ! ",ujar Ikmal.
"Masa bodoh ! Gue nggak peduli !!",sahut Rio.
(sebenarnya Rio ingin mengatakan kalo dia itu cemburu ngeliat Mita mau digodain + diajak kenalan cowo lain).
Rio langsung meninggalkan Ikmal.
###
 
"Hy,Dar ?",tanya Ikmal.
"Iya,gimana respon Rio?",tanya Dara.
"Ih,dia ngga' bertanggung jawab banget,dia udah dapet kenalan cewe lain selain Mita,tapi ini jangan loe bilangin Mita ya,gue kasian",jelas Ikmal.

Saat itu Mita lagi mau pergi ke kelas Rio,tapi di jalan Mita denger pembicaraan Ikmal & Dara. Mita langsung pergi kembali ke kelas dengan hati yang sakit.

"Loh,itu kan Mita..",ucap Dara kaget.
"Iya,ayo kita kejar Mita",ucap Ikmal sambil berlari mengejar Mita.
''MIMIIIIITTT. . .?",teriak Dara dan Ikmal.
Mita pura-pura nggak tahu.
"Mit,maafin kita ya ?bukanya kita nggak mau bantuin loe,sebagai sahabat kita ngga' tega."jelas Dara.
Mita meneteskan air mata.
"Udahlah Mit,gue minta maaf,gue nggak tega kalo harus ngasih tau yang sebenarnya ke kamu",lanjut Dara.
"Iya Mit,gue juga paling gak suka liat cewe digituin",sahut Ikmal.
"Udahlah,kalian pergi aja,aku lagi pengen sendiri ,aku pengen mati aja !!",ucap Mita.
"Maafin kita Mit,Rio udah punya kenalan cewe baru,katanya orangnya baik,cantik",jelas Ikmal.
"Huuuuuuuuaaaaaa..",Mita berlari sambil menangis.
"Ih,Ikmal ngapain kamu kasih tau dia,Mita kan jadi tambah sakit.Kamu tahu kan,walaupun hubungan Mita sama Rio sahabat,tapi kalo aku pandang mereka itu udah kaya saudara ataupun dua sejoli",jelas Dara.
###
 
Mita nangis terus-terusan .Dan akhirnya Rio balik menemui Mita,setelah Ikmal membujuk Rio.
"Miit...?",panggil Rio.
"Ngapain loe balik lagi kesini !! Mau nyakitin gue lagi ! Hah !!",sahut Mita kesal.
"Maafin gue Mit,gue udah egois banget,gue nggak mikirin perasaan loe Mit ",jawab Rio.
"Gue sakit Yo,gue sakit hati,loe ninggalin gue kayak gini ",ujar Mita.

"Maafin aku ya,ternyata orang yang kenalan sama aku itu orangnya jahat banget",jelas Rio menyesal.
"Kamu mau kan kita maafan??",tanya Rio.
"Nggak,aku ngga' mau ....!!",jawab Mita dan Rio sedih.
"Aku nggak mau kita ngulangin kayak gini lagi,aku mau kita kayak dulu",pinta Mita dan Rio tersenyum.
"Kamu adalah cahaya dan warna di dalam hidupku Mita",ucap Rio.
Saat itu Ikmal dan Dara sedang memata-matai mereka berdua.
"Ternyata aku suka bersama orang yang aku suka,dan itu adalah Mita",lanjut Rio.
Mita tersenyum dan memeluk Rio. Mereka saling berpelukan . Kemudian Ikmal dan Dara bergabung.
Sejak saat itu Mita dan Rio semakin saling mengerti :)

                                                                        TAMAT

#maaf kalo ada yg nggak nyambung,dan nggak pas ceritanya

Arti Sebuah Kebersamaan

By:  Tiarra 'Yasmine'
Cerpen ^_^ ini Cuma iseng yah ..
*sekilas info :
~Taras Bistara (Putra pertama)
~Wahyu Sudiro (Putra kedua)
~Cameria Happy Pramitha (Putri pertama)
~Rajasa Ikmal Tobing (Putra ketiga / anak bungsu)
                                                                        ^^^
“Hari ini harus cuci mobil” gumam Taras
“upss.. obral di supermarket cuma sampai jam 2” gerutu Wahyu
“lho ?? susunya habis yaa ?” tanya Mita
“oke ! Mal tolong yaa ?” perintah ketiganya bersamaan, padahal Ikmal sedang mencuci piring (wkwk)
“hwaaa ?! kalian bertiga gak  ngeliat gue lagi apa ?! tangan gue cuma dua !!” protes Ikmal
“Lagian, susu kan bisa beli sendiri ?!” lanjut Ikmal
“Kan elo yang ngabisin” sambung Mita
“Sudah jangan banyak bacot !” celetuk Taras
            Yah.. beginilah keseharian mereka. Tiada hari tanpa bertengkar. Ikmal selalu disuruh apa pun, karena dia yang paling muda diantara yang lain. Prinsip keluarga ini adalah ‘Harus tunduk pada yang tertua’. Jadi, Ikmal yang paling tersiksa (kasian :p). Mama dan Papa mereka sudah tiada. “tok..tok..” terdengar suara ketokan pintu dari luar “biar gue buka, itu tamu gue” ucap Mita dan membukakan pintu. Ya, itu Dara sohibnya Mita. Dara tau permasalahan apa yang sedang mereka bicarakan “Biar gue yang ngepel lantai” Dara angkat bicara dan tersenyum, bukannya jadi tamu Dara malah ngepel lantai dan Mita asyik nonton tv (wkaka)
 “Coba ajah gue punya adik kayak Dara. Cantik,manis,suaranya bagus” gerutu Ikmal masih mencuci piring. “hah ? emangnya elo gak suka punya kakak kayak Mita ?” tanya Wahyu “hm.. bukannya gitu, gue kan cuma bicara soal perempuan ideal gue” jawab Ikmal “Jadi, gimana tipe cewek yang elo suka ?” timpal Taras “eh? Kok ? kenapa jadi ngomongin itu ?!” Ikmal jadi gelagapan.
Disisi lain, Dara lagi mengepel lantai. Tapi matanya tertuju pada sebuah foto ada didalam lemari. Dara pun mengambilnya, Taras duduk disamping Mita. “Eh, ini foto…?” tanya Dara. Taras mengambilnya “waah ?? exotic” ucapnya. Ikmal dan Wahyu menghampiri mereka, melihat sesuatu yang ada ditangan Taras. Ikmal langsung spontan kaget (gak dicicil :p). “Anjr!t !! balikin gak ?!” bentak Ikmal dan berusaha mengambil foto itu. “Upss” sahut Taras melemparnya ke Mita “Happ” ujar Mita mengambil foto itu. Ikmal sangat marah. Ia berusaha mengambil foto itu, Alhasil “sreett”. “Eh,sobek ? maaf Mal” ucap Mita “wahh, pas diwajahnya” sahut Taras. #itu adalah foto Ikmal dan pacarnya (mungkin)
“Akan gue perbai..” tak sempat Mita melanjutkan kata-katanya. Ikmal mengambil foto itu ditangan Mita dengan kasar. Saat ini wajah Ikmal sangat menyeramkan “Gue setiap hari disuruh-suruh ? itu sih gak apa-apa, gue kan adik. Tapi kalo ini !!” kata-kata Ikmal membuat semuanya terdiam. “Mal..” ucap Mita. “Stop bertingkah konyol ! elo cepat-cepat lulus aja ! GUE LEBIH SENANG KALO LO GAK ADA !” bentak Ikmal membuat Mita terkesiap. Ikmal pergi membawa motornya. “kalian sih ! terlalu menggodanya” keluh Wahyu “Biarin aja, kalo laper juga tuh anak balik” sahut Taras. “Maaf, ini gara-gara gue !”ucap Dara sujud-sujud. “iya, ini bukan salah Dara” sahut Wahyu.
*Gue lebih SENANG kalo lo GAK ADA !* kata-kata itu masih terngiang ditelinga Mita.
            Semuanya duduk dimuka tv. Tapi Mita masih mondar-mandir. “ceweknya tadi gimana ?” tanya Wahyu pada Dara. “Cantik ! kalo gak salah ada tulisan namanya Adisty” jawab Dara “benar ! cewek yang feminin” sahut Taras “kenapa benar ?” tanya Mita “tadi Ikmal bilang kalau tipe ceweknya kebalikan dari Mita” terang Wahyu. Mita tercengang “Gue juga gak mau disukai dia !! biarin aja dia gak pulang !!” tegas Mita. “padahal dia yang paling cemas” gumam Dara.
 “ini sudah jam 10 ? gak apa-apa ya ?” tanya Dara
 “tenang, dia kan cowok ! gak perlu cemas” sahut Wahyu.
Tiba-tiba saja ditv “berita tentang anak remaja laki-laki yang diculik lalu dimutilasi dan mayatnya dibuang ke tempat sampah ! jaga anak,kakak, atau adik anda baik-baik !!” ujar presenter berita itu. Sejenak hening.. Wahyu dan Taras bertatapan.
“Gue akan cari dia !!” ucap Taras berlari keluar rumah
“gue juga ! anak perempuan dirumah aja. Terutama Mita !” sambung Wahyu
Mita masih saja mondar-mandir dan terkadang duduk sambil melihat jam untuk menggulur waktu
“ah, biar saja dia diculik !!” gerutunya
Dara menatap Mita, lalu berkata “Mit, elo tau kan ? Ikmal gak serius dengan kata-katanya tadi. Gue juga bakalan marah kalau foto itu dirobek !”
“Gue tau ! gue juga akan lebih marah kalau foto itu dirobek dan dikerjai !” sahut Mita “Tapi.. cara bicaranya ngebuat gue naik darah !!” lanjutnya
 Dara masih menatap Mita dengan tajam “Ah, mana bisa menunggu aja ! ayo Dar, kita cari !!” ucap Mita akhirnya.
“Memang elo tau dimana mencarinya ?” selidik Dara
“Dimana lagi kalau bukan Game center !!”
Dara hanya tertawa kecil “udah, jangan ketawa !!” celetuk Mita
Mereka pun mencari-cari Ikmal, tepat didepan game center. Mita melihat motor Ikmal “ini motornya ? orangnya mana yah” gumam Mita. Mata Mita langsung tertuju pada empat orang yang sedang berkelahi “Ikmal !!” ucapnya panik, “hey Bodoh ! apa yang lo lakuin disini ?” tanya Mita “jangan ikut campur ! ini urusan gue !” sahut Ikmal
“3 lawan 1 mana bisa ?!!” timpal Mita lagi
Mereka berdebat. Tapi, sesuatu menghentikan perkataan Ikmal “BRAKKK !!” orang itu memukul Mita dari belakang. Mita terjatuh ke aspal punggungnya sangat sakit, Ikmal spontan terkejut (gak dikredit :p). “Elo !! APA YANG LO LAKUIN PADA KAKAK GUE !!” bentaknya sangat marah lalu langsung menghajar ketiga orang tadi sampai babak belur dan darah berlimpahan di aspal itu. Mita tercengang, “sekuat itu kah Ikmal ?!” batinnya. Sesudah itu, Ikmal langsung membantu Mita berdiri “ayo sini, gue bantu” ucap Ikmal.
Dara melihat mereka dengan kagum pada kakak adik itu“kalian berdua sudah baikan ?” tanya Dara. “Si..siapa bilang ?!” sahut Mita membelakangi Ikmal “Sama !!” sambung Ikmal juga membelakangi Mita. Dara tertawa kecil. “Hey, ada apa disitu ?!” dari jauh terdengar suara. “Gawat !! Polisi datang, lari Mal !!” ucap Mita panik “Motor gue ?!” tanya Ikmal “ambil aja besok !” jawab Mita
“kalau dicuri gimana ?”
 “Siapa yang mau mencuri barang rongsokan itu !”
“Apaaa ?!!”
            Mereka berdua lari terbirit-birit tapi masih berdebat. Dara hanya tersenyum melihatnya. Dara diantar pulang oleh Taras. Sampai dirumah… Wahyu masuk kedalam kamar Ikmal “hm.. gue akan terus tinggal dirumah ini. Tapi Taras dan Mita mungkin gak ada dirumah lagi 2-3 tahun kedepan. Taras mungkin akan bekerja diluar kota dan Mita akan menikah dengan Rio” ucapnya bersender didepan pintu.  Ikmal meneguk ludah, membayangkan rumah yang kosong. “Kita akan kehilangan sosok Ibu dirumah ini. Jadi, jangan lagi bilang LEBIH SENANG GAK ADA !” terang Wahyu “Ya, gue tau !” sahut Ikmal.
 “Mit ?!” ucap Ikmal mendatanginya dikamar, Mita lagi mengeringkan rambutnya dengan handuk.
“Mau apa el..?”
“Maaf soal tadi ! ucapan gue kelewatan ! MAAF”
“e..elo gak perlu minta maaf ! justru gue yang seharusnya minta maaf”
“sudahlah”
“tadi makasih udah nolong gue. Elo jadi kuat ya ?”
“Tapi, masih belum apa-apa dirumah ini” sahut Wahyu dan Taras bersamaan
“karena kalian kelewat kuat !!” timpal Ikmal yang kaget melihat kedua kakaknya ada didepan pintu menyaksikan. Semuanya tertawa bahagia.
 
                                                            ~THE END~
 
Pesan : Yah, itulah keluarga. Adik kakak itu memang dekat sekaligus jauh, mereka bisa dengan enteng mengatakan hal menyakitkan tanpa memikirkan perasaan yang lain. Dan karena tidak bisa mengetahui saat yang tepat meminta maaf, hukumannya lebih berat daripada bertengkar dengan orang lain. walau malu mengucapkannya, ikatan itu tetap ada.  *gaje lagi* haha.. jujur yah, nih terinspirasi dari kehidupan gue. Punya 1 kakak cowok yang super NYEBELIN ! dia sering banget nyuruh-nyuruh gue dan buat gue nangis. Tapi, dibalik itu semua dia sayang banget sama gue dan selalu ngejagain gue dari orang jahat (curhat colongan). Smile ^_^ TERIMAKASIH udah mau baca. Di tunggu KRITIK dan SARANnya.

                                                           

Dua Detik

By:  Siti Robi'ah
Mobil itu terus melaju, membelah jalanan kota Jakarta. Menerabas derasnya air hujan yang terus-menerus mengguyur bumi tanpa jeda. Bulir air hujan yang menetes pada kaca jendela mobil sama sekali tak membantu mendinginkan gejolak hati gadis−jika masih bisa disebut gadis dengan penampilannya yang menyerupai laki-laki−itu. Dia terus melipat tangan di depan dadanya. Sesekali melirik sinis seorang pemuda yang sebenarnya tampan−namun ia tak pernah menyadari−melalui ujung matanya lalu mendengus sebal. Berkali-kali. Terus-menerus. Gadis itu melakukannya berulang-ulang selama beberapa menit terakhir ini.

"Ya ampun Mit. Lo masih marah gara-gara tadi?" Akhirnya pemuda itu berujar, tak tahan dengan tatapan sinis seorang gadis yang duduk di sampingnya dan keheningan yang membelenggu setiap rongga udara di antara mereka.

Ia melambatkan laju mobil. Namun gadis itu tetap bungkam, tak bergeming sedikitpun.
 
Pemuda tersebut menghela nafas lelah. Memutar setir dan memarkirkannya di tepi jalan, di depan sebuah rumah bambu−semacam pos ronda−yang sepertinya sudah tak terpakai. Setelah mematikan mesin mobil, ia mengubah posisi duduknya mengahadap seorang gadis yang masih cemberut kesal.
 
"Mita." Ia memanggil lembut nama gadis di sampingnya. "Lo marah gara-gara tadi?"
 
Mita tetap tak bergeming. Kembali menciptakan hening yang menusuk. Hanya terdengar suara derum beberapa angkutan bermotor yang melewati jalanan tersebut dan suara tetesan hujan yang mengenai atap mobil. Terdengar bertalu-talu membentuk irama hujan.
 
"Mit. Ngomong dong?"
 
Mita mendengus kesal dan menatap sinis pemuda di sampingnya. Sebuah senyum sinis khasnya dengan menyunggingkan sebelah bibir kanan menghiasi wajahnya.
 
"Maksud lo apa ngomong kalo gue cewek lo di depan wartawan-wartawan itu tadi?" Mita menjawab santai namun dengan nada membentak. "Lo pikir gue seneng? Lo kira lo itu cowok keren? Cowok ganteng? Yang bebas bicara seenak jidat lo? Hah! Gila lo!"
 
Pemuda itu terdiam, membiarkan Mita mengeluarkan semua amarahnya. Beberapa detik setelah Mita menyelesaikan kalimatnya, ia langsung mendekap gadis di hadapannya yang masih bernafas terputus-putus.
 
Mita terdiam beberapa saat. Tersadar. Ia mendorong dada pemuda yang mendekapnya erat tersebut. "Ikmal!" Ia membentak pemuda tersebut. "Cari mati lo!" Mita memandang marah pemuda di depannya.
 
Ikmal, pemuda tersebut memegang tangan Mita. Menggenggamnya erat. Ia balas menatap tatapan marah Mita, memandangnya dengan sorot mata lembut.
 
"Gue gak tau gue mau mati atau enggak. Tapi yang jelas, gue cinta sama lo. Gue ngaku-ngaku cowok lo karena gue gak mau kehilangan lo. Gue takut karena lo gak pernah nanggepin gue. Lo ngerti kan maksud gue?" Ikmal menatap lembut Mita.
 
"Hah." Mita berujar sinis. "Cinta? Lo bilang cinta? Pemaksaan lo bilang cinta? Bullshit! Tau apa lo tentang cinta?"
 
Mita memalingkan wajahnya. Memandang bulir-bulir air hujan yang mengalir turun melalui kaca depan mobil yang sepertinya lebih menyenangkan untuk dipandang. "Asal lo tau. Gue gak pernah punya rasa suka, cinta, sayang, apapun itu namanya sama lo. Gue gak mau lo terlalu berharap. Ngerti lo?" Ia berujar pelan, namun perkataannya menghasilkan hening yang lebih mencekam.
 
Ikmal terdiam beberapa saat. Mengangkat kedua tangannya. Memegang kedua pipi Mita, menelusuri tiap lekuk wajah Mita dengan jari-jari tangan yang selalu indah di matanya. Ia mengangkat pelan dagu Mita supaya menghadapnya. Lantas menatap dalam mata gadis itu. Entah apa yang ia pikirkan. Detik berikut ia mendekatkan wajahnya ke arah Mita, yang masih terdiam kaget dengan keadaan. Membuat kedua nafas yang terhembus saling beradu. Ikmal sedikit memiringkan kepalanya. Sepersekian detik berikut kedua insan itu menghapus jarak yang membentang. Menahan desah nafas yang memburu. Menghentikan waktu yang berdetak. Memacu detak jantung berpacu cepat.
 
Dua detik singkat yang terasa begitu lama. Ikmal tersadar, lantas menjauhkan kepalanya. Menatap lembut kedua mata indah di hadapannya. "Apapun yang terjadi. Gue tetap sayang sama lo."
 
Mita terdiam, mencerna yang baru saja terjadi. Perlahan ia mengangkat tangan kanannya, menyentuh bibirnya yang terasa kebas. "Lo. Apa yang lo..." Mita tak dapat menyelesaikan kalimatnya.
 
"Gue serius dengan apa yang gue ucapkan. Gue gak maksa lo. Tapi gue mohon. Lo jangan benci gue." Ikmal menghela nafas pelan. "Gue bakalan nunggu sampai lo mau. Gue akan selalu jagain lo."
 
Ikmal tersenyum kecil. Mengacak pelan puncak kepala Mita. Lantas menghidupkan mesin mobil. Kembali melaju membelah jalanan Jakarta, menerabas tetesan hujan yang beranjak reda. Membiarkan Mita yang masih terdiam. Memberinya rongga untuk bernafas dengan beberapa kata yang masih melayang dalam pikirannya.
 
***
 
Cinta. Begitu sederhana dengan makna yang selalu dipersulit. It's just simple. I love you.
 
***
 
Mita melangkah pelan memasuki pintu depan rumah. Pikirannya masih kacau. Berbagai pertanyaan terus berputar dalam otaknya, meminta penjelasan. Ia menggeleng pelan. Relung-relung kosong dalam otaknya seakan terisi dengan kilasan kejadian tadi. “Haaahh...” Ia menghela nafas, lelah dengan pikirannya yang mendadak gila. Apa kejadian dua detik itu begitu berpengaruh sampai ia tak bisa menyingkirkan bayangan pemuda−yang menurutnya−berengsek itu.
 
Mita menghentikan langkah ketika samar-samar telinganya mendengar suara tangisan. Ia mengernyit heran, lantas berjalan menuju sumber suara. Berdecak kesal ketika tahu siapa sumber tangisan itu. Seorang gadis sebayanya−dengan sifat berbanding terbalik dengan kepribadiannya yang terlalu macho untuk ukuran wanita−sedang duduk di atas kursi ruang tengah rumah Mita sambil mengangkat kedua kaki dan menelungkupkan wajah pada kedua lututnya. Sesekali punggungnya bergetar, seiring dengan suara isak tangis yang keluar.
 
“Heh! Ngapain lo di sini?” Mita berujar ketus. Tak peduli gadis tersebut sedang menangis sedih.
 
Gadis itu mengangkat kepala, menatap Mita−sahabatnya yang kadang kurang peka dengan situasi, lantas menangis lebih keras. “Lo satu-satunya wanita berdarah dingin yang pernah gue temuin. Gue lagi sedih malah dimarahin.” Gadis itu berujar, dengan air mata yang terus keluar. Membuat Mita berdecak kesal. Ia berjalan menghampiri gadis itu. Membanting tas selempang pada kursi, lalu duduk di samping sahabatnya tersebut.
 
“Kenapa?” Mita bertanya masih dengan suara ketus.
 
“Gue kan lagi sedih Mit. Malah dibentak.”
 
Mita memutar kedua bola matanya. Dengan senyum yang terlalu dipaksakan, Mita kembali berujar. “Kenapa nangis Neng Daraku ini?” Mita memanggil lembut−dengan nada terpaksa−nama gadis itu.
 
Dara, gadis tersebut mengubah posisi duduknya menghadap Mita. “Rio....” Dengan suara yang semakin bergetar Dara memulai sesi curhatnya. “Dia... dia... selingkuh....” Tangis derasnya kembali pecah.
 
“Lo sih. Dulu kan gue udah bilang. Jangan pacaran sama dia. Dia tuh playboy. Lo sih, gak mau dengerin gue. Ya salah lo sendiri kalo sekarang lo sedih.” Mita berujar santai namun kata-katanya bukan malah menenangkan tapi malah membuat tangisan Dara semakin keras.
 
“Lo gak pernah ngerasain... ngerasain ke-ke-hilangan ya? Sedih Mit rasanya. Sesek. Sampai lo susah bernafas.” Dara berujar terbata dengan air mata yang terus keluar. Mita mengernyit bingung. “Lo... lo... tuh ya. Gue lagi sedih bukannya hibur gue malah nyalahin gue.” Dara berujar kesal, karena Mita tak kunjung mengerti.
 
“Heh! Gue tuh nasihatin lo. Bukan nyalahin.” Mita membela diri.
 
“Itu bukan nasehatin. Tapi mojokin gue. Tega lo!”
 
Mita menghela nafas lelah. Membuka kedua tangannya, lantas membawa Dara kedalam pelukannya. Ia menepuk pelan punggung Dara, seolah ia mengerti perasaan Dara.
 
“Sakit Mit rasanya. Dia punya cewek lain. Tapi anehnya gue gak bisa lupain dia, gue masih sayang dia Mit. Gue selalu inget semua kebaikan yang dia lakuin buat gue.” Dara kembali berbicara dalam dekapan sahabatnya tersebut. Ia tak yakin Mita bisa merasakan kepedihan yang ia rasakan. Tapi ia tak peduli. Yang penting ia bisa mengeluarkan segala unek-unek hatinya. “Lo ngerti kan Mit. Gimana rasanya kehilangan?” Dara menatap sebentar mata Mita.
 
Mita mengangguk, tersenyum kecil mencoba menenangkan Dara. Berpura-pura mengerti−meskipun ia tak tahu bagaimana rasanya kehilangan. “Ia gue ngerti kok. Ntar gue samperin tuh Si Rio. Biar dia kapok.”
 
Dara mengangkat kepalanya. “Jangan!” Mita mengernyit heran. “Gue gak mau Rio kenapa-napa. Kan kasian.”
 
Mita menatap sahabatnya bingung. Dia kan baru saja nangis karena Rio, masih juga kasihan? Mita tak habis pikir apa sebenarnya isi kepala Dara. Kenapa ia begitu−menurutnya−bodoh.
 
“Iya. Paling juga patah tulang tuh anak.” Mita kembali berujar yang sukses membuat Dara melotot tajam.
 
***
 
Hal-hal baru dan segudang kegiatan kadang dapat melupakan sebagian memori yang sangat sulit dilupakan. Meskipun memori tersebut selalu menghantui pikiran setiap saat, tapi setidaknya adiktif memori itu tidak terlalu kuat.
 
Mita mencoba menjadi Mita yang biasanya. Meskipun perubahan-perubahan kecil sering terlihat. Ia mencoba untuk bersikap biasa pada pemuda itu, yang setiap hari selalu mencari perhatiannya. Mita mencoba untuk tetap tersenyum, meskipun rasanya sulit. Hanya saja ia tak mau menjawab beribu pertanyaan jika sikapnya mendadak berubah.
 
Suara gitar mengalun merdu pada beranda rumah bertingkat di salah satu perumahan di Jakarta. Dua sahabat yang sangat bertolak belakang sifat terlihat begitu kompak. Suara Dara mengalun lembut, dengan diiringi suara bass Mita sambil bermain gitar. Sebuah suara berat seorang pemuda menghentikan permainan mereka. Dara menatap senang pemuda tersebut, berbanding terbalik dengan Mita yang menatap jengah pemuda tersebut.
 
“Hai Mal! Ikut latihan yuk!” Dara berujar antusias. “Perasaan hampir tiap hari ya lo sekarang ke sini.”
 
Ikmal tersenyum manis, yang menurut Mita malah terlihat memuakkan.
 
“Ngapain lo ke sini?” Mita bertanya sinis. “Enek tau liat muka lo tiap hari.”
 
Dara menyikut pelan perut Mita. “Ih! Kok lo ngomongnya gitu sih.” Dara tersenyum sebentar pada Ikmal, merasa tak enak dengan kelakuan Mita. “Kalian kan biasanya kompak.”
 
“Itu dulu.” Mita berujar santai, dengan tangan yang terus memainkan asal gitar dalam pangkuannya.
 
Dara melotot kesal pada Mita. Ikmal yang memang mengerti apa yang Mita pikirkan mencoba tersenyum santai. “Udah. Gak apa-apa kali.”
 
“Sory ya Mal. Si Mita kayaknya lagi kesambet. Duduk Mal, atau mau di dalem?” Dara mempersilakan Ikmal bergabung dengan mereka.
 
Ikmal hendak duduk ketika suara Mita kembali terdengar. Membuatnya kembali berdiri.
 
“Hari ini gue lagi gak nerima tamu cowok. Jadi bilang aja ada perlu apa lo ke sini?” Mita berujar ketus.
 
Ikmal memandang Mita tajam. Tangannya mengepal. Nafasnya memburu cepat.
 
Mita membalas tatapan tajam pemuda tersebut. Tersenyum meremehkan. “Hei! Lo budek ya? Gue lagi gak nerima tamu cowok. Jadi lo ngomong aja. Ada perlu apa lo ke sini?” Mita kembali berujar, karena Ikmal tak kunjung buka suara.
 
Ikmal tersenyum sinis. Entah kenapa, sekarang ia seakan merasa lelah dengan kesabaran yang selama ini ia tunjukkan di hadapan Mita. “Hei!” Ikmal sedikit membentak. “Lo punya hati gak sih? Gue datang baik-baik ke sini. Asal lo tau. Selama ini gue berusaha sabar ngadepin sikap kasar lo. Lo tau kenapa? Karena gue sayang sama lo. Bisa gak sih lo hargain perasaan orang dikit aja.” Ikmal tersenyum sinis. Nada suaranya bergetar marah. “Ternyata selama ini gue bego. Udah jatuh cinta sama lo.”
 
Mita tertawa kecil. “Emang gue nyuruh lo suka sama gue? Bukannya lo sendiri yang bilang kalo lo cinta sama gue dan bakalan nunggu gue sampai gue mau? Terus ini yang lo bilang cinta? Gue udah bilang kan, gue gak percaya cinta lo.” Mita berusaha terlihat santai, meskipun pikirannya sedang kacau.
 
Ikmal meninju kesal tiang rumah Mita. Ia membungkukan badannya. Mensejajarkan mulutnya dengan telinga Mita yang dalam posisi duduk. “Lo. Cewek berdarah dingin yang pernah gue temuin selama ini. Dan begonya, gue malah suka sama lo.” Ikmal berbisik pelan. Terdengar seperti desisan marah.
 
Ikmal tersenyum sinis. Lantas membalikkan badannya, meninggalkan kedua sahabat itu dalam keheningan yang terasa mencekam. Meninggalkan aroma kecanggungan pada setiap butir udara yang menguar. Dara terdiam dengan perasaan kecewanya pada Mita yang kali ini sikapnya terlalu kasar. Sementara Mita terdiam dengan pikirannya yang entah bagaimana. Ia sendiri bingung. Apakah ia menyesal atau puas dengan sikapnya tadi.
 
Ikmal melajukan mobil dengan kecepatan maksimal. Sebenarnya ia tak tega berbicara sekasar itu pada Mita, gadis yang sangat ia cintai. Entah setan apa yang merasuki pikirannya sampai ia bisa berbicara separti itu. “Argh!” Ikmal berteriak kesal pada dirinya sendiri, mengacak kasar rambut mohawknya.
 
Mobil itu terus melaju dengan kecepatan tinggi. Meliuk melintasi setiap kendaraan yang lewat. Ikmal menatap kosong ke depan. Pikirannya kacau. Ia memutar setir, berbalik arah. Kembali menuju kediaman Mita. Ia harus meminta maaf. Mobilnya kembali melaju cepat. Menerabas jalanan Jakarta.
 
Entah bagaimana kronologisnya. Kejadian itu berlangsung cepat. Separti kecepatan cahaya yang menembus kegelapan.
***
 
“Mit. Kali ini lo keterlaluan.” Dara berujar. Menggelengkan pelan kepalanya.
 
Mita tersenyum sarkatis. “Gue emang cewek berengsek.” Sepertinya ia tak mendengar perkataan Dara. Ia berdiri, melangkah pelan memasuki rumah. Tepat ketika sampai di ambang pintu masuk, kakinya mendadak lemas. Mita terjatuh, menimpa gitar yang ia pegang.
 
Dara tergopoh menghampiri Mita. “Lo gak apa-apa?” tanyanya khawatir.
 
“Gak apa-apa.” Mita berdiri perlahan. Mengangkat gitar yang patah tertimpa tubuhnya. Deg! Mita merasakan degup jantungnya berdetak cepat. Ia menatap gitar tersebut. Gitar itu pemberian Ikmal ketika ulang tahunnya yang ke delapan belas. Kilasan kenangan itu kembali berputar. Saat Ikmal dengan muka senang memberinya gitar tersebut. Saat Ikmal tertawa menggodanya. Saat Ikmal selalu membela dirinya dalam situasi apapun. Saat kejadian di dalam mobil itu. Dan semua kejadian yang ia lewati bersama Ikmal. Semuanya seolah terrefleksi dengan jelas.
 
“Ikmal.” Mita bergumam pelan.
 
Dara yang kebetulan ada di sampingnya menatap Mita tak mengerti. “Ikmal? Kenapa Ikmal?”
 
Belum sempat Mita menjawab, dering ponsel terdengar. Menjerit-jerit nyaring. Mita mengangkat ponselnya. “Halo,” katanya dengan suara yang sedikit bergetar.
 
“Apa anda temannya saudara Ikmal?” Terdengar suara dari seberang.
 
“Iya. Saya temannya.”
 
“Saya menemukan nama kontak anda pada panggilan terakhir korban.”
Deg! “Ko-kor-ban? Maksudnya?” Mita bertanya bingung. Perasaan tak enak menghampiri dirinya.
 
“Iya. Saudara Ikmal kecelakaan. Dia tabrakan dengan sebuah truk. Kami membawanya ke Rumah Sakit Mutiara Kasih...” Lama-lama suara orang di seberang telepon terdengar samar.
 
Mita merasakan tangannya melemah. Ponsel yang ia pegang terjatuh, membentur lantai, pecah. “Dia kecelakaan. Dan gue baru saja membentaknya.” Mita merasakan kedua pelupuk matanya menghangat. Cairan bening itu bergulir turun, membasahi pipinya. Itulah pertama kalinya ia merasakan ketakutan yang begitu besar. Ia takut Ikmal meninggalkannya.
 
Dara mendekap Mita yang kali ini terlihat begitu rapuh. “Ikmal kenapa Mit?” Dara bertanya lirih di sela isakan Mita yang terdengar.
 
***
 
Setiap pertemuan selalu berakhir dengan perpisahan. Dan hampir setiap perpisahan selalu berakhir dengan tangisan. Takdir memang tidak bisa dihindari. Bukan takdir jika sesuatu itu bisa berubah. Karena pada kenyataannya manusia selalu kalah dengan takdir.
 
Pusara itu sudah sepi. Hanya seorang gadis berambut pendek yang masih di sana. Terus-menerus mengeluarkan air mata semenjak dari rumah sakit kemarin. Sesal dan rasa kehilangan itu terus menggelayuti. Seperti besi yang ditumpuk pada dadanya. Sesak. Ternyata merasa kehilangan itu menyakitkan. Sekarang ia mengerti kenapa dulu Dara menangis seperti itu. Berkali-kali ia minta maaf pada Ikmal−yang tak lagi bisa mendengar perkataan maafnya−dan keluarganya, meskipun keluarganya sama sekali tidak menyalahkannya.
 
Mita terduduk lemah. Menatap nanar pusara seseorang yang baru ia sadari ternyata begitu berharga. Air mata penyesalan dan kehilangan kembali keluar. Menerabas pelupuk matanya, mengalir perlahan melalui pipi tirusnya.
 
“Maafin gue Mal. Gue udah bikin lo meninggal. Gue... gue... gak tau harus ngapain sekarang. Seandainya... seandainya gue sadar dari dulu... gue... gue cinta lo Mal.” Mita terisak pedih di sela perkatannya. “Maafin gue Mal... maafin gue. Gue nyesel... maafin gue.” Entah sudah berapa kata maaf yang telah keluar dari mulut gadis itu selama dua hari terakhir ini. “Apa yang harus gue lakuin... apa yang harus gue lakuin buat nebus kesalahan gue? Maafin gue Mal.” Mita terisak lebih keras. Ia menundukkan kepala, menyesali perkataannya dua hari lalu.
 
“Moving on Mit.” Tiba-tiba terdengar suara berat di belakangnya.
 
Mita refleks membalikkan badannya. Kosong. Tak ada siapapun. “Mal. Itu lo kan? Ikmal?!” Mita berteriak sedikit keras. “Ikmal.” Air mata itu keluar lebih banyak. Mita mencoba tersenyum. Dengan suara yang masih bergetar, ia berujar pelan. “Gue akan berusaha.” Kedua tangannya memegang liontin kalung berbentuk gitar, pemberian Ikmal satu tahun lalu.
 
***
 
Cinta itu indah jika bisa merasakannya. Cinta itu tetap indah meskipun tidak selalu berakhir indah. Cinta itu untuk semua.
 
***
 
                                                                               TAMAT

Pengorbanan Cinta

Terlanjur Cinta Yang Memilih

IJINKAN AKU MENCINTAIMU

Sahabat Selamanya

Ratu Di Hatiku #7

Detik detik pun berganti menjadi menit menuju ke jam, hari, minggu, dan bulan
Kini Sudah hampir dua minggu Mita tinggal di sleman jogjakarta,, hari demi hari mita lewati dengan aktifitas yang itu itu saja, menyiapkan segala hal yang di perlukan wahyu, menunggu wahyu pulang kerja dan membaca buku, itu lah rutinitas yang mita jalani sehari hari nya.

Cukup sempurna memang sebagai istri yang patuh dan tetap setia menunggu suami pulang.
Namun sampai saat ini, meski usia pernikahan mereka telah memasuki minggu ke dua, belum sekalipun mereka melakukan hubungan layaknya pasangan suami istri.
Jangan kan itu, cium bibir saja tidak bahkan mungkin pipi atau sekedar mengecup kening tanda kasih sayang.
Tapi jangan pikir hubungan mereka dingin. Justru mereka sangat aktif dalam hal komunikasi. Walau selalu mita yang memulai nya.

Kini jam menunjukan pukul 7 malam. Mita tengah menunggu Wahyu di ruang makan untuk makan malam.

Tak lama kemudian wahyu keluar dari kamar nya, dia baru saja selesai mandi.

"wah, masak empal balado rupanya, hmmm keliatan nya enak nih" seru Wahyu seraya duduk di samping Mita.

Mita pun langsung mengambil piring dan mengisi nya dengan nasi,lauk pauk dan sayur, untuk wahyu dan diri nya.

Setelah usai makan seperti biasa mita membereskan semua nya sendiri, karena pembantu nya hanya datang pagi hari hingga sore saja..

****

"mit, mungkin lusa aku akan ke jakarta, kau tidak apa-apa kan di sini sendiri" ucap wahyu saat mereka tengah bersantai di ruang tengah.

"mm, berapa hari di sana?" tanya mita sembari memutar posisi duduk nya menghadap wahyu.

"3 hari, tak masalahkan?" jawab ny seraya bertanya pada mita.

"ok, tak masalah, toh di sini kan juga ada yuan dan erly yang menemaniku" ujar mita tersenyum tipis.

Saat mereka tengah asik mengobrol tiba-tiba ada yang mengetuk pintu.

Mita bergegas menuju ruang tamu dan membuka pintu nya.
Ternyata yuan dan erly [adik perempuan yuan] yang datang.
"eh, Yuan, silahkan masuk" kata Mita mempersilahkan yuan dan erly masuk.

"Wahyu ada Mit?" tanya Yuan
"ada, sebentar yah aku panggilkan, silahkan duduk dulu" jawab Mita dan mempersilahkan yuan dan erly duduk.

Selang beberapa menit wahyu pun menemui yuan di ikuti mita yang membawa minuman untuk yuan dan erly.

"maaf lama, ada apa yuan, ada yang penting?"

"kita harus ke jakarta malam ini, ada masalah pengiriman barang yang harus segera di urus, bisa kan?" yuan menjelaskan maksud kedatangan nya.

Wahyu menatap Mita,tanda ia meminta pendapat pada istrinya itu.

"berangkat saja, ini kan sangat penting" Mita tampak paham maksud tatapan suami nya.

"apa kau tidak apa-apa sendirian di sini?" tanya wahyu tampak khawatir.

"tidak masalah, aku bisa jaga diri toh aku kan bukan anak kecil" ujar mita tersenyum untuk meyakinkan wahyu bahwa ia akan baik-baik saja.

"dan itu sebab nya aku membawa erly kesini, siapa tau mita butuh teman ngobrol"ujar Yuan menengahi pembijaraan wahyu dan mita.

Mita menggenggam tangan wahyu dan menatap nya lekat "Nah, sekarang kau tidak perlu khawatir, kan ada erly yang menemani aku,berangkat saja."

Wahyu pun akhirnya berangkat ke jakarta bersama yuan, sedangkat mita kini bersama erly adik yuan.

*****************


Keesokan paginya saat mita tengah asik membaca majalah. Erly mengajaknya pergi ke kebun untuk melihat panen mangga, dan mita pun menyetujuinya.

Saat akan menuju ke perkebunan, mereka pun berpapasan dengan tania

Mita pun menyapa nya.

"hay,tania apa kabar" sapa mita dengan senyum ramah nya.

"baik saja, kalian mau kemana" tanya tanita.

"kami mau melihat panen mangga,apa kau mau ikut" tawar mita, dan tania meng iya kan ajakan mita, tapi erly tampak kesal dan kurang suka.

"erly, tumben kamu disini, apa tidak kuliah," tanya tania mencoba mencairkan suasana.

"aku sedang cuti,ka wahyu dan ka yuan menyuruhku menjaga ka mita, dari orang-orang yang jahat" ujar erly ketus, tatapan nya tajam ke arah tania.

Mita yang menyadari hawa permusuhan yang di tunjukan erly kepada tania pun merasa heran.

"memang nya, wahyu kemana mit?" tanya tania.

"dia ada urusan di jakarta" jawab mita.

"oh, kira-kira apa akan lama?" tanya tania lagi.

"bukan urusan mu" bentak erly, dan berjalan dengan cepat meninggal kan mita dan tania sendiri.

"tania, maaf ya, erly mungkin tidak sengaja tadi" ujar mita merasa tak enak hati.

"tidak masalah, sepertinya aku pulang saja, salam yah untuk erly" ujar tania dan pergi meninggal kan mita.


Mita pun berlari mengejar erly "Erly....." teriak Mita..

Erly menghentikan langkah nya lalu membalik badan untuk melihat mita "ada apa, mana perempuan penggoda itu" ujar nya sangat ketus.

"siapa, tania?" ujar mita ter'engah engah.. "huh jalan mu cepat juga" keluh mita..

"siapa lagi, ya jelas saja dia" ujar erly dengan sinis nya.

"hey, kau tak boleh begitu, tania kan sahabat kaka mu" timpal mita mengingatkan.

"kau tidak tau dia,mita, dia sangat licik, berhati-hati lah" erly mencoba memperingati mita.

"maksud mu apa?" tanya mita.

"sudahlah, nanti ku jelaskan dan ceritakan apapun mengenai dia, kau harus tau." ujar erly. Membuat mita semakin penasaran.

#####_____#####

Setelah selesai melihat panen mangga mita dan erly bersantai di padang rumput dekat peternakan.

"he, tadi katanya mau cerita tentang tania." ujar mita memulai percakapan

"hmmm" erly menarik nafas panjang,dan menghembuskan perlahan, raut muka nya seolah menandakan ia sedang mencari kata yang tepat untuk memulai cerita nya.

"dulu,sebenarnya mas wahyu dan tania itu adalah sepasang kekasih, bahkan mereka telah merencanakan pernikahan." ujar erly memulai cerita.

"lalu kenapa mereka berpisah" potong mita tak sabaran.

"dengarkan dulu aku cerita,jangan main potong saja" omel erly..

Mita pun diam dan menyimak cerita erly, terbesit rasa cemburu di hatinya saat mengetahui itu, namun mita mencoba kuat dan mendengarkan erly sampai ia selesai bercerita.

"Rumah itu, yang kalian tempati, dulu mas wahyu membuat nya untuk tania" ujar erly, pandangan nya lurus ke depan tak berani menatap mita.

"saat rencana pernikahan sudah di depan mata, tania membatalkan nya, dan memilih menikah dengan pria jakarta itu" erly menghentikan cerita nya saat melihat mita duduk sembari memeluk lututnya, erly tau, pasti mita sedih mendengar ini.

"sudahlah, aku tak mau melanjutkan lagi, takut kau tak kuat mendengarnya" ujar erly menyudahi cerita nya.

"tidak, aku sanggup mendengarnya, lanjutkan saja" ujar mita menutupi kesedihan nya.

"lalu kenapa kau menangis?" tanya erly seraya menghapus air mata mita.

"tidak, aku hanya bingung kenapa wahyu tak cerita ini padaku" ujar mita sembari menepis tangan erly.

"jangan harap, dan jangan sekali kali kau tanyakan ini pada mas wahyu,dia pasti akan marah" ujar erly memperingati mita.

Mita menunduk lesu "sebegitu cinta nya kah wahyu pada tania, sehingga menenutupi nya" ucap mita dalam hati.

"kenapa?" tanya erly yg bingung melihat mita melamun.

"tidak apa apa, ayo lanjutkan" ujar mita dan berusaha menahan air mata nya yang akan jatuh lagi.

Dan erly pun melanjutkan ceritanya.

Ternyata tania itu adalah mantan nya wahyu dan juga pernah berpacaran dengan yuan.
Tapi karena suatu hal membuat tania menikah dengan pria jakarta itu, ayah nya yg gemar judi menjadikan dia taruhan untuk bayar hutang, itu lah alasan nya, yang menurut erly itu hanya alasan nya saja,menerut erly tania itu matre,. toh wahyu pasti mau membayar hutang itu demi dia, tapi tania tak mau, dan memilih pria itu yang jauh lebih kaya dari wahyu, dulu juga saat bersama yuan, tania melirik wahyu dan meninggalkan yuan, dan sekarang setelah usaha suami nya anjlok dan wahyu sukses, dia kembali lagi dan meminta wahyu untuk menikahi nya, sontak saja wahyu menolak, dan memilih untuk cepat cepat menikah dengan wanita lain. Mita sempat berfikir kalau wahyu menikahi nya hanya untuk membalas sakit hatinya kepada tania, saat tania meninggalkan nya dan menikah dengan pria jakarta itu. Tapi mita memilih untuk berfikir positif.

***
> aku mungkin rela bila hanya mendapat setengah dari hati mu.
Tapi aku tak rela bila aku harus berbagi dengan nya
Dan selalu menjadi yang kedua

Mita menulis di buku harian nya, entahlah perasaan nya sungguh tak karuan setelah mendengar cerita dari erly.

Kini mita merasa gelisah, takut bila wahyu berpaling pada tania, mita sungguh tak rela, apalagi mita mendapat cerita tambahan dari pembantu nya, bahwa ternyata tania sering menemui wahyu di perkebunan.

===###===

Hari ini wahyu pulang dari jakarta, mita sangat ingin menanyakan tentang tania, namun niat nya itu di urungkan setelah ia ingat pesan arly untuk tak menanyakan nya pada wahyu.

#bersambung

Minggu, 08 Januari 2012

Dukung Mita Dara The Virgin

Dukung The Virgin @MitaEnglandMuse @Aradrizki  dengan ketik: DA D7 Kirim ke 6288 #DahsyatAwards2012  Ch Pramita Mita.


Dan besok The Virgin Ultah... Dukung The Virgin biar jadi TTI & TTWW #HBD3thTheVirgin

Rabu, 04 Januari 2012

Sahabat , bukan CINTA !

By:  Tiarra 'Yasmine'
Cerpen ini dimasukkin buat ikutan lomba, pengen banget menang ! ^.^” tapi kalo gak menang juga gak apa-apa sih (-,-“) yang penting udah bikin sendiri + USAHA. Ya kan ? ;). Mulai aja deh ini cerita !!
One… two… three… let’s GOO !!
~Cameria Happy Pramitha : Cewek tomboy yang sangat cuek, terkenal  disekolahnya. Hobbynya bermain gitar dan menyanyi, mulanya ia tidak pernah merasakan CINTA. Tapi Rio membuatnya merasakan itu. Mita adalah sahabat Ikmal.
~Rio Aries Kusnanto : Cowok cool, macho, dan keren adalah ketua basket tapi juga ikut klub drama. Rio memang sangat ganteng, banyak cewek yang mengejarnya. Tapi hatinya tertuju pada satu cewek, yaitu Mita. Mereka sama-sama mencintai dan sudah bertunangan. Tapi tidak banyak murid yang tau, hanya peserta di klub drama.
~Rajasa Ikmal Tobing : Cowok macho dan terkadang aneh, tapi gokiel.  Dia ketua di klub Drama. Sekilas terkesan selengekan tapi di saat yang penting, dia serius. Dan diam-diam ia menyukai Dara, penyanyi sekaligus model. Masalahnya adalah Ikmal sangat susah untuk ‘nembak’ Dara.
~Dara Rizki Ruhiana : Cewek feminim yang begitu cantik dan manis. Dia adalah model dan penyanyi solo disekolahnya. Dia juga terkenal, sebenarnya Dara juga menyukai Ikmal. Tapi ada sesuatu yang membuatnya sangat membenci Ikmal !
Cekidout !!
                                                                        ^^^
                Mita dan Ikmal sudah bersahabat sejak SMP, dan terus ke SMA. Mereka selalu berdua, tanpa pusing memikirkan jenis kelamin. Mereka main dan bersenang-senang bersama, diskusi, dan bertengkar bareng, sudah SMA pun tetap begitu. Tapi, sebuah gossip membuat keduanya spontan terkejut (gak dicicil ;p).
“APAAA ?!!!! GUE SAMA MALE PACARAN ??” pekik Mita
“akhir-akhir ini katanya ada gossip bahwa kalian berdua pacaran ??. Kami klub drama sih tau !, tapi anak lain melihatnya kalian berdua seperti pacaran. Karena cewek cowok bersahabat sedekat itu ?” papar Wahyu
“SAHABAT kan BUKAN berarti CINTA !! Kenapa tiba-tiba jadi  seperti itu ?! sama DIA ?! tidakkkkk !!” jerit Mita
“huh.. berisik ! Seharusnya gue yang nanya gituu ?!! gossipnya dapat darimana sih ???” celetuk Ikmal
“Mungkin ada kaitannya dengan naskah. Kakak dan Adik punya hubungan kasih sayang khusus” terang Rio.
“iya juga sih, tapi padahal itu kan Keluarga !” tukas Mita
                                                                                                ^^^
#Saat Mita dan Ikmal makan dikantin  berdua.
“Elo bilang suka sama Dara di depan anak-anak, tapi gak pernah bilang SUKA sama orangnya !!” ucap Mita masih terlihat jengkel dengan gossip murahan itu.
 “Gak ada jawaban sih dari Dara. Hubungan kami sekarang agak aneh” sahut Ikmal pasrah.
 “Itu karena elo gak tegas !!! tanya dia sana ?!!”
“Di Kantin kemaren udah semaksimal gue ?! gue gak tau mesti apa lagi ??”
                Dulu memang Ikmal pernah mengungkapkan perasaannya pada Dara. Dara jadi tersipu malu, sebelum menjawab pertanyaan Ikmal. Tapi Ikmal langsung lari karena malu dilihat orang-orang, Dara menjadi sangat jengkel dengan kelakuan Ikmal.
“ELO COWOK ! kalau lembek gitu, nanti Dara pikir pernyataan lo itu TERPAKSA !!” bentak Mita dengan keras
“bego ! jangan keras-keras. Nanti kedengeran !!”
“mereka mulai lagi” ujar anak-anak yang melihat
“sering bertengkar itu tanda akrab kan ?” sahut anak yang lain
Mita dan Ikmal menoleh, lalu sejenak bertatapan. Mita langsung membawa Ikmal lari terbirit-birit.
“tuh kan ?? pelarian cinta ??” sambung anak-anak tadi (wkakaakak)
#Mita membawa Ikmal ke UKS.
 “Akan gue usaha’in agar kalian bisa berduaan ! saat itu katakan AKU CINTA PADAMU padanya” ucap Mita menarik kerah baju Ikmal.
 “Mana bisa to the point gitu ??”
“Gampang banget !! JADILAH PACARKU !!” bentak Mita
“Masa tiba-tiba langsung nembak ??!”
“Elo niat gak sih ??!”
Tanpa disadari keduanya, ternyata orang-orang diluar mendengar ucapan mereka.
“Kita udah lama sahabatan, elo ngerti kan gue gak bisa lancar ngomongnya ?! gue gak mau terkesan gak tulus !” jelas Ikmal akhirnya
                Mita terdiam.. dan melepas tangannya dari kerah baju Ikmal. *inilah sisi baik Ikmal, tapi juga sisi buruknya* batin Mita.
“hmm.. sebagai cewek ! elo akan senang kalo dibilang apa sama cowok ??” tanya Ikmal tiba-tiba membuat Mita terhenti berpikir.
“Jangan tanyakan itu !” tukas Mita
“please Mit, cuma sama elo gue bisa nanya ini. Please !!” Ikmal memohon sambil sujud-sujud. Mita pun tersentuh hatinya, muncul sosok Rio di benaknya. *kata-kata yang bikin senang ya ?* batinnya dan mulai menulis dikertas.
 “ini gue lakuin cuma buat referensi” ucap Mita
 “oke oke” Ikmal manggut-manggut.
                                                                                                ^^^
                Saatnya tiba, Ikmal mencari-cari alasan agar bisa jalan sama Dara berdua. Akhirnya, tibalah waktunya saat Ikmal dan Dara jalan berdua ke toko buku untuk membeli buku yang di inginkan Dara, toko bukunya disebelah sekolah. Rio dan Mita mengikuti mereka dari belakang.
“hm.., Mimit kemaren ngomong apa aja sama Male di UKS?” selidik Rio
“eh ? gue Cuma ngeberi tips sama dia” sahut Mita menyerahkan kertas yang dituliskannya kemaren. Intip yuk kata-katanya ?!
~Aku  ingin kamu selalu ada disisiku
~Please, jangan tinggalin aku !
~Aku akan lakukan apa pun demi Cinta kita
 ~Aku akan menjagamu
 ~Kau Belahan Jiwaku
 ~Aku Mencintaimu, sungguh !
~Cinta kita berdua akan abadi
 ~Aku tak dapat hidup tanpa senyumanmu, de el el.
 
“hwah ? gue pernah ngomong gini yah ?” gumam Rio malu-malu
“biasanya cewek seneng kan dibilang seperti itu, hihi” sahut Mita nyengir
“tapi kalau Ikmal yang bilang ? mungkin bisa di anggap lelucon ??”
“Astaga ?!! semua itu gak kepikir oleh gue !”
                                                                                                ^^^
“Yuhhu, akhirnyah dapet juga novel yang gue cari-cari selama ini” Dara tersenyum sumringah
“Eh neng” panggil Ikmal
“hmm ??” responnya
“Aku.. kamu di..sisiku..” Ikmal terbata-bata karena gugup
Dara terdiam dan tak bisa berkata apa-apa. Tapi raut wajahnya menampakkan tanda kebingungan.
“ini benar-benar lelucon” bisik Mita yang tak sanggup melihat tingkah Ikmal
“A..aku hidup, senyumanmu..”
“Elo ngomong apaan sih daritadi ?!” protes Dara
Ijal dan Beby datang menghampiri keduanya “eh Male, elo pacaran kan sama Mimit ?” celetuk Ijal dengan santai
“iya, katanya ada murid-murid yang mendengar kalian bilang kata-kata mesra saat di UKS” tutur Beby
                Rio dan Mita yang sedang mengintip ikut panik. Rio melirik Mita
“eh, sumpah gak ada ! bukaaaan !” tegas Mita. Rio hanya ngangguk, tanda ia percaya.
“hah ?? itu semua BO…” tak sempat Ikmal meneruskan ucapannya. Dilihatnya Dara menatapnya dengan tajam, seperti harimau yang ingin memakan mangsanya.
“Eh, mereka ngarang cerita semaunya neng ! jadi tambah SALAH PAHAM” jelas Ikmal. Tapi Dara masih dengan tatapan sinis.
“Kalau merasa RISIH kenapa gak meluruskannya ??”
*PLAKKK. Dara menampar pipi Ikmal
“Elo boleh terus dipermainkan sekeliling lo seperti itu ! tapi gue, paling BENCI cowok yang nggak tegas !! Male sungguh memalukan !!” bentak Dara begitu marah dan mendorong Ikmal hingga terjatuh lalu berlari meninggalkan Ikmal. Ikmal terkesiap.
Rio dan Mita pun langsung menghampiri Ikmal yang terdiam mematung. Mita langsung menampar pipi Ikmal keduanya beberapa kali
“Bangun bego !! ini bukan waktunya jadi lemah !!!” bentak Mita
“Sakiitt !!!” rintih Ikmal
“Ini bukan waktunya DOWN ! Dara udah ngomong kek gitu. Elo harus bersikap TEGAS !!”
“Bodoh ! tanpa diberitahu pun gue tau ! kalau mundur sekarang, bukan COWOK  namanya !” Ikmal bangkit dengan wajah yang serius
“Cepat kejar dia !!” perintah Mita. Ikmal langsung berlari secepat kilat mendatangi Dara.
“Kenapa ngikutin gue ?!” protes Dara
“Gue mau bicara !”
“Gue gak mau !!” tukas Dara dan masuk ke toilet cewek
“Curang ! kabur ketempat seperti ini”
“Biarin ! jangan ganggu gue !”
                Ikmal terdiam sendiri didepan WC. Tertunduk sebentar, hatinya mulai rapuh perlahan. Itu memang sifat buruknya yang sangat dibencinya.
“Baiklah neng, kalau itu mau lo ! JANGAN MENYESAL” ucapnya dan mulai berjalan perlahan.
Air mata mulai membasahi pipinya yang putih dan lembut itu, Alexa yang juga ada dikamar mandi itu jadi bingung melihatnya
“Dar, Ikmalnya beneran pergi lho ??” sahutnya.
“Hiks..” hanya suara itu yang terdengar. Perasaan Dara saat ini sangat kacau.
                Disisi lain, Mita dan Rio hanya duduk menunggu kepastian Ikmal berhasil atau tidak.
“Kira-kira Male berhasil gak yah ?” duga Rio
 “Walaupun Dara kelihatannya lembut, ternyata dia keras kepala juga yah ??” sahut Mita. Sebuah suara menghentikan pembicaraan mereka berdua.
“WOY SEMUA !! BUKA TELINGA KALIAN LEBAR-LEBAR DAN DENGAR BAIK-BAIK ! TERUTAMA DARA RIZKY RUHIANA !”
Semua murid langsung terkaget-kaget dengan ucapan Ikmal dan perhatian semuanya tertuju pada Ikmal “Hah ?? Male ??!!” pekik Dara spontan terkejut dan berlari ke luar toilet. Mita dan Rio pun terperanjat dari duduknya dan langsung menghampiri Ikmal yang ada di pengawas memegang micropon.
“YANG BENAR-BENAR GUE CINTAI ADALAH.. DARA !!! DARA elo denger ? nanti gue akan mengatakannya didepan elo ! gue kesini agar semua orang tau !” jelas Ikmal
“Eh, lo lagi apa ?” tanya Mita
“Kenapa gue harus jadian sama Mimit ?! menyebalkan ! dia Cuma gue anggap cowok !”
“Justru gue yang terganggu dengan gossip itu ! SIAL !” Mita mendorong kepala Ikmal
                Dara berlari menghampiri mereka dengan ngos-ngosan
“Huhh..  GUE DATENG ! SEPERTI PERMINTAAN ELO. Elo emang bodoh banget ! ngelakuin hal seperti ini” ucapnya sedikit memprotes
“Elo sih gak mau denger gue ? jadi kayak gini deh ? sudah gue bilang kan ? JANGAN MENYESAL” sahut Ikmal tersenyum renyah.
Dara terduduk dan tertunduk, bagaimana tidak ? semua orang sedang menggerumbunginya dan Ikmal.
 “Maaf ya, kayaknya kita jadi tontonan,hehe” Ikmal nyengir. Mita dan Rio mengusir anak-anak supaya tidak menonton Ikmal dan Dara.
“Elo mau ngomong berduaan kan ?” ucap Mita dan Rio bersamaan sembari mengedipkan sebelah mata lalu meninggalkan mereka berdua yang tengah terduduk dilantai.
“Kali ini, tatap mata gue ? dan biar Cuma gue yang mendengarnya !” ucap Dara serius
“Dara Rizky Ruhiana, Gue Rajasa Ikmal Tobing ! CINTA sama lo ! Elo mau gak jadi pacar gue ??” tanya Ikmal antusias
Dara langsung memeluk Ikmal dengan erat dan tersenyum senang… “Gue, gue, gue MAU!!” kata-kata itu keluar dari bibir manisnya. Ikmal membalas pelukan Dara.
                Dan semenjak itulah mereka berdua pacaran. Tidak ada lagi gossip yang mengatakan Ikmal dan Mita pacaran (?). Hanya ada Dara dan Ikmal, dan rahasia Mita dan Rio terbongkar karena Ikmal yang keceplosan berbicara. Tapi, ya sudahlah Mita dan Rio memakluminya. Toh mereka juga tidak mungkin lagi menyembunyikan bahwa mereka sudah bertunangan. Setiap Ikmal dan Dara kepergok berduaan, murid-murid pasti menggoda mereka.
                                                                                ^THE END^
MAAF kalo jelek,aneh,gak jelas, gak nyambung, dan lain-lain. MAKASIH udah mau baca, dan jangan lupa LIKEnya (^_^”). Ini hanya FIKTIF/Karangan belaka, maaf jika ada kesamaan tokoh? Cerita? Ide? Atau yang lain. Mungkin hanya kebetulan :P. Ya udah deh, ditunggu Kritik dan Sarannya. Dilarang repluoad ulang/copy paste.
By : Tiara Nooryasmin

Cerpen , 'Cinta Puding Nangka (?)'

By:  Tiarra 'Yasmine'
            Sebelumnya TERIMAKASIH udah mau baca cerita saya ini. Maaf kalo jelek,aneh,gaje,gak nyambung,bikin bosan,gak sesuai dengan kenyataan, atau apa. Maklum, ini hanya FIKTIF belaka dan NGARANG. Jujur saya bingung mau ngasih judul apa ? makanya judulnya aneh gitu. Baca aja deh !
 Author : Adik kesayangannya Mita / Tiara Nooryasmin (saya) #dilarang protes dan tetaplah tersenyum ! ^_^
Tokoh Utama :
~Cameria Happy Pramitha (Mita)
~Rajasa Ikmal Tobing (Ikmal)
                                                                        ~*~
Jangan bermalas-malasan terus !
 Jangan memikirkan tentang Band-mu atau masalah perempuan !
Mau jadi apa kau nanti !
Kau adalah penerus keluarga ini !
Orang itu membentak Ikmal dengan keras.
            Ikmal terbangun dari tidurnya “hah ? mimpi buruk !. syukurlah hanya mimpi” ucap Ikmal. Mukanya menjadi berkeringat dan dadanya berdegup kencang. “huh.. dulu diceramahi tiap hari” gumamnya. Ikmal melirik sebuah kalender mini disampingnya lalu mengambilnya “ternyata ini bulan maret yah ? bentar lagi april” ucapnya.
                                                                        ~*~
            “Gawat ! gimana nih ? belum siapin kado ! ini tanggal 27. Tinggal 4hari lagi” gumam Mita yang melihat undangan dari Puri yang terletak diatas mejanya bertuliskan ‘To : Mita’. #Puri adalah kakak Ikmal. “Malu kan kalau tanya ^mau kado apa ?^ kalau dia minta sesuatu yang mustahil gue beri gimana ?” pikir Mita dalam hati sambil mondar-mandir. “hmm.. buku apa sih nih ?” tanya Dara pada Alexa “coba liat deh” jawab Alexa. Sebuah majalah yang sedang dibuka Dara dan Alexa itu berjudul *Ramalan Puding Bulan Maret*. Mita yang melihat mereka berdua jadi bingung dan menanyakannya
“Majalah apa itu ?”
“Kalau Mimit Puding nangka” cerocos Dara
“Capricorn ya ? ah pas banget !” sambung Alexa
“Puding Nangka ?” tanya Mita
“Kalau Dara bikin puding coklat saja buat Aruna” sahut Alexa
“Ah, kalian jangan TERPENGARUH dengan ramalan itu” celetuk Mita
“Eh, Ramalan Cinta elo bulan ini baik. Apalagi sama cowok Aries puding nangka, pas banget tuh !” timpal Alexa sambil melihat-lihat majalah itu.
*Cowok Aries ?* wajah Ikmal terlintas di benak Mita “okeh ! bikin puding nangka saja !” batin Mita. (Kak Mimit jadi TERPENGARUH . hihihi)
“Gue gak tau pasti cara bikinnya. Tapi, gue akan berusaha ! 4hari latihan. Akan gue buat puding nangka special buat elo Mal” batin Mita. Sebelumnya tunggu !! waktu dihentikan. Semua menjadi patung, kecuali saya dan anda yang membaca. Saya cuma mau nanya, emang ada yah PUDING NANGKA (?). hahaha.. maklum, ini hanya fiktif belaka dan karena authornya yang OON !! (wkaka)
_Di dapur….. #JRENGGG !!
“e..lo... ?” tanya Wahyu
“Jangan komentar !”timpal Mita
“waa ?? kenapa dapur ini ?!” pekik Taras
“Gue latihan bikin puding nangka, telurnya meledak ! fuh” jawab Mita
“kok bisa ?!” sahut Wahyu
"woy ! ini sih buang-buang waktu dan bahan saja! Minta tolong Beby saja sana” komentar Taras #Taras dan Wahyu adalah kakak Mita
“Nggak bisa ! kalau nggak gue buat sendiri ! gak ada artinya. Akan gue buat sendiri dari awal sampai akhir ! jangan ikut campur !” bentak Mita. “kasih saran sih boleh” lanjutnya.
“Kami mengerti semangat lo. Tapi untuk siapa pudingnya ?” tanya Taras
“Jangan bikin lelucon yang tak lucu kalau ini buat Ikmal !” celetuk Wahyu
*Lelucon yang tak lucu (?)* (huahaha)
“Yah, saat ini kami gak akan mendesak lo”  ucap Taras
“Susah payah membuat sesuatu itu bagus” sahut Wahyu menepuk kepala Mita
“kami gak marah ko ! BERUSAHALAH” sambung Taras mendukung
“YEAH ! AKAN GUE COBA LAGI” ucap Mita dengan bersemangat. Terciptalah lagu ‘DEMI NAMA CINTA’ yang saya tau, kalian pasti sudah tau lagunya seperti apa,hehe.
3hari kemudian..
“wah ? akhirnya berhasil” ucap Taras tersenyum
“hehe” Mita nyengir
“Ikmal nanti terkejut nggak yaa ?” batin Mita. Tangannya terluka (jadi korban) karena luka bakar.
                                                                        ~*~
31 Maret….
            “wah ? wes ? wos ? wis ? model yah ? hah mungkin ? iyah yah ?” itulah bisik-bisik orang yang terdengar ditelinga Mita daritadi. Bagaimana tidak (?). Saat ini Mita sedang memakai SERAGAM SAILOR dan memakai WIG COKLAT yang tergerai cukup panjang (bayangin aja sendiri ya :p.xixixiixi). “kenapa mesti pakai seragam ini ?!” tanya Mita pada Puri. “Ikmal kan ulang tahun ? jadi harus dilayani dengan istimewa” jawab Puri tersenyum. Padahal Mita tadi ingin memakai seragam cowok.
Sampai dirumah..
“Me..rekaa ?” tanya Mita tersentak
Dilihatnya dua orang cewek sedang asyik duduk disana. “Mit ? gue juga kaget ada dia disini ?” ucap cewek itu yang bernama Puput. Ada Adisty disana memakai seragam suster dan Puput memakai seragam pramugari. “o iya,kalian tidak tau satu sama lain diundang ya ?” tanya Puri. “kak Puri, bukannya pesta ini hanya untuk kerabat ? kenapa Mita juga ada ?” Adisty balik nanya. “Kerabat berarti yang tau sosok asli Ikmal. Makin ramai kan makin seru !” jawab Puri tersenyum “Ada ADISTY ?! ukhh” batin Mita kesal “kakak gak ganti baju ?” tanya Puput pada Puri “Aku jadi guru” jawab Puri
“oh,tetap ya ?”
“iya,hehe”
Mereka pun duduk di meja makan.
“gue bikin nasi goreng special ala Adisty !” ucap Adisty memperlihatkan bikinannya pada Puri
“GUE GAK MAU KALAH !” batin Mita
“Gue juga bikin puding” sahut Mita tersenyum
“wahh ?? puding apa ?” tanya Puri
“Nangka !!” jawab Mita mantap
“…” semuanya terdiam
“Mit, anak itu.. phobia Nangka !” kata Puput
Mita tersentak, matanya membulat “bercanda kan ?” tanyanya sedikit ragu
“dia tidak suka apapun yang berhubungan dengan nangka ! dulu dia bilang, melihatnya saja tidak mau !” sambung Puput
Adisty tertawa kecil.
            Crekk.. Ikmal membuka pintu kamarya. “Puput ? Adisty ? MITA ?!” ucapnya kaget sontak. “kok ??  kalian pesta kostum ya ?” lanjut Ikmal. “kami mau membuat Ikmal terpesona” sahut Adisty senyum (sok) manis. “Nah,tokoh utamanya sudah datang. Kita mulai saja” ucap Puri. Ikmal duduk disebelah Mita “hmm.. Dedemiit ?? pakai seragam sailor ya ? berharga nih ! LANGKA BANGET ! biasanyakan elo gak pakai ini” sapa Ikmal tersenyum nakal. “Lihat apa Bodoh ?!” bentak Mita menutupi bagian pahanya. “Eh ? dibelakang elo apa Mit ?” tanya Ikmal. Mita jadi panik dan gelagapan. “Mita bikinin elo Puding NANGKA special” cerocos Adisty dengan senyum liciknya. “maaf Maling, gue gak tau elo gak suka ini !” kata Mita akhirnya. (sedikit info : Mita=Dedemit dan Ikmal=Maling. Maaf kalo aneh ? Authornya STRESS,hahaha). “Niat Dedemit aja udah cukup” sahut Ikmal tersenyum. “eh Mal, gue bikin nasi goreng paling lezat nih” ucap Adisty dan menatap Mita dengan senyuman seolah-olah tidak terjadi apa-apa. Mita menatapnya tajam “Mata itu lagi ?! masih tidak tau apa-apa ya?” batin Mita kesal.
            Mita langsung berdiri “Gue masih ada urusan ! gue permisi !” ucap Mita sambil membawa pudingnya itu “Gue gak sudi ngeliat Ikmal memakan makanan bikinan Adisty !” batin Mita. Tanpa disadarinya, puding itu hampir terjatuh. Ikmal langsung menangkapnya dan melahapnya. “Hah ?!” semua mata membulat dan semua mulut ternganga (haha). Ikmal terdiam.. hening selama beberapa detik. “enak kok” ucapnya akhirnya. “Bukankah elo sangat membencinya sampai-sampai bisa pingsan ?!” pekik Puput tak percaya. “Kalau buatan Mita, kayaknya gak apa-apa” sahut Ikmal santai. “Mustahil ! Ikmal lebih memilih puding nangka bikinan Mita daripada nasi goreng gue ?!” Adisty menjerit  lalu pingsan. “sepertinya dia shock ?! harus dibawa kerumah sakit” ucap Puput. “Ini biar gue yang urus, lebih baik kalian bersenang-senang lah di tempat favorit kalian dekat danau” kata Puri tersenyum sembari mengedipkan mata.
                                                                        ~*~
            Ikmal dan Mita paham maksudnya dan duduk didanau itu berdua. “hwaahh.. tadi seharusnya gue ganti baju ajah” ucap Mita melepas wignya. “biarin aja ! elo manis kayak gitu” sahut Ikmal sambil melahap pudingnya. “hah ? jangan makan sebanyak itu ?! nanti lo sakit perut !” komentar Mita. “Sebenarnya gue belum pernah makan ini” ucapnya.
“eh ?”
“tiap hari gue mencium baunya. Mama suka banget bikin apapun dari nangka, termasuk puding”
“karena itu lo gak suka ?”
“gue bukannya gak suka. Hanya saja, nangka membuat gue ingat RUMAH”
“tepatnya kenapa elo benci Nangka ?!”
“sebenarnya sederhana, karena ORANG ITU tiap hari selalu makan nangka apapun bentuknya. Gue selalu diceramahi, sedangkan dia asyik memakan itu ! gue disuruh ngelanjutin pekerjaanya dikantor. Tapi gue lebih memilih nge-band dan maen drum” jelas Ikmal
“jadi karena bokapnya ?!” batin Mita
Ikmal masih melahap puding itu dengan santai..
“Gak usah dipaksain makan itu !”
“gak apa-apa, akan gue abisin”
“Bohong !! sudah hentikan !!” bentak Mita mengambil puding itu dari Ikmal, “beneran !” sahut Ikmal yang mempertahankan puding itu. Alhasil “Brukkk”. Mita terjatuh ketubuh Ikmal, tapi Ikmal masih memegang puding itu ditangan kanannya. (ngerti kan ?). “ah, jatuh deh” gumam Mita. Dag,dig,dug.. “Demi gue atau bukan ? tak masalah. Gue akan makan apapun buatan elo Mit” ucap Ikmal masih dengan posisi terbaring.
            Lalu Ikmal bangkit dan berada tepat didepan Mita, wajahnya mendekat.. “ma..” ucap Mita cukup panik tapi perkataannya terhenti karena wajah Ikmal yang sekarang sangat dekat dengan wajahnya. Jadilah.. Ikmal mencium Mita dengan lembut dan hangat. *TERASA SEPERTI PUDING NANGKA*
 
                                                            ~THE END~
Maaf nih gak dijelasin gimana mereka kenal, kan cerpen ! :p nanti kepanjangan.
Pesan : Terserah kalian mau percaya ramalan atau tidak (?) mungkin terkadang ramalan memang benar. Dan Teruslah berusaha kalau kita memang sangat ingin melakukannya dan jangan pernah menyerah, lakukan apa saja DEMI apapun yang menurutmu berharga *gaje deh*. (contoh saya ingin dapat  hadiahnya jadi bikin cerpen ini,haha).  TERIMAKASIH sudah mau baca ^_^ boleh menambahkan Kritik dan Sarannya. Kalo suka mah di LIKE yaa ^o^

coment-coment Vty, Mrz, Dlz