Selasa, 13 September 2011

"Ratu di Hatiku" #3

Setelah menunggu kurang lebih 2 jam, tamu yang di tunggu pun datang, Keluarga Mita pun menyambut nya.

Betapa terkejut nya Mita saat melihat seorang yang berada di belakang wanita paruh baya itu. Seorang Pria, Mita pun melirik Dara di lihat nya adiknya sedang terkekeh menahan tawa . " sial kena lagi, gue" gerutu Mita dalam hati.

"Bu sepuh, silahkan masuk" ujar Papa kepada tamu nya itu.

Wanita itu tersenyum dan menjabat tangan Mama, mama kemudian mempersilahkan Tamu ny untuk duduk, sebelum menikmati hidangan makan malam.

"ini anak-anak kamu, Prabu?" tanya Bu sepuh,

"iya, Ini yang pertama Mita, itu yang kedua Dara." papa memperkenal kan anak-anak nya.

"Shinta, kamu masih kelihatan muda saja yah." puji bu sepuh pada mama.

Mama hanya tersenyum, Mita dan Dara pun menjabat tangan ibu sebuh dan anak laki-laki nya.

"oh iya, Ini anak Ibu, Ikmal nama nya." bu sepuh memperkenalkan anak nya, yang kalau di lihat mungkin 3 tahun di bawah Mita umur nya.

Setelah acara perkenalan itu, Mereka pun melanjutkan ke makan malam, dan setelah usai makan malam, setelah sebelum nya mengobrol sebentar, dan karena hari sudah malam, mereka pun pamit pulang.

***

"Mit, bagaimana? Ibu sepuh baik kan?" tanya papa.

"iya, baik, kenapa emang? " jawab Mita seraya bertanya.

"ibu sepuh sedang mencari menantu, dan kebetulan kan papa itu kenal dengan mendiang suami nya ibu sepuh." ucap Papa sedikit ragu.

Kini Mita paham arah pembicaraan ayah nya.

"maksud papa, papa mau menjodohkan Mita, gitu,?" tanya Mita, aga sinis.

"Yah, papa kan tadi pagi sudah membahas ini dengan Dara, dan kata Dara kamu pasti mau." jelas ayah nya.

Seketika Mita melotot ke arah Dara, "jadi, kamu sudah tau Ra? Dasar curang. Kamu menjebak aku . Hah!" bentak Mita.

"eh, jangan marah lah, aku kan cuma ngebantu kamu, kamu kan masih sendiri, emang kamu mau ngarepin Haikal sampai kapan!" Dara balas membentak Mita.

"cukup!!" bentak Mita.

"toh, kan di mana-mana kaka dulu yang nikah, lagipula aku tidak sanggup membayar pelangkah kalau aku nikah dulu." ujar Dara.

"sudah-sudah, kenapa kalian berantem, lagipula Dara kan sudah punya Rafe." bela Mama

Dara pun pergi keluar, karena ada Rafe di depan rumah.

"meraka suka sama kamu Mit, dan ibu sepuh ingin kamu jadi menantu nya." ucap ayah nya

"tapi, masa aku di suruh nikah sama anak kecil." protes Mita.

"anak kecil? Maksud kamu apa?" papa Mita tampak bingung.

"itu si Ikmal, kaya nya umur nya jauh lebih muda dari aku." terang Mita.

Papa dan mama pun tersenyum menahan tawa.

"Mita Mita, siapa yang bilang kamu mau di jodohin sama si Ikmal." ucap Mama.

"maksud mama?" tanya Mita menatap Mama nya tanda ia kebingungan.

"Ikmal itu adik nya, kebetulan kaka nya itu sibuk sekali, jadi Ikmal yang menemani ibu sepuh kesini, untuk melihat calon istri kaka nya." jelas papa nya.

Mita hanya melongo, " untuk melihat? Ber arti mereka sudah lama merencanakan ini." batin Mita.

" nanti 2 minggu lagi, calon kamu bakal dateng ke sini," ujar Mama.

"sebenar nya, Dia itu ikut ke jakarta, tapi tadi siang sudah kembali ke jogja karena ada urusan, tapi papa sudah ketemu, orang nya keliatan baik" ujar papa.

Mita hanya mengangguk pasrah, mungkin memang ini yang terbaik, di coba saja dulu, toh ia juga sedang jomblo. Pikirnya.

Mita pun pamit untuk tidur karena sudah sangat lelah.

***

Di dalam kamar, Mita tampak gelisah, ia tidak bisa tidur, ia terus membayangkan seperti apa wajah calon suami nya itu.
Kalau di lihat dari adik nya, mungkin lumayan, asal jangan sama persis dengan adik nya itu, muka nya aneh cara menatap nya juga kaya orang ngajak ribut. Mita tersenyum memikirkan bila saja orang yang akan di jodohkan dengan nya, sangat mirip gitaris muse, mettbelamy. Hehe.. Karena asik melamun, Mita pun akhir nya tertidur.

***

Dara jalan meng endap-endap, memasuki kamar Mita, ia takut Mita terbangun.

Saat ia melangkah mendekati tempat tidur, tiba-tiba saja kaki nya tersandung sepatu hak milik Mita yang tergeletak tepat di samping ranjang.

"awww" teriak Mita yang terkejut karena kejatuhan tubuh Dara.

"ah, sial, ganggu orang saja." gerutu Mita.

"eh, hehe maaf," ujar Dara cengengesan.

Mita melotot ke arah Dara, " heh!! Kamu curang lagi, awas kamu yah." ujar Mita, seraya menjambak rambut panjang Dara.

"aw, sakit, Mit, aku minta maaf" rengeng Dara.

"maaf, sekarang sudah seperti ini, masih bilang maaf." ucap Mita gemas, ia memperkuat jambakan nya.

Dara pun mengigit lengan Mita.

"aw, sial." desis Mita, ia lalu melepaskan jambakan nya dan memegangi lengan nya yang di gigit Dara.

"dengar yah, tadi aku udah ketemu sama calon kaka ipar, ganteng loh, ga bakal nyesel loh." ujar Dara lalu melangkah pergi meninggalkan Mita.

"he, ketemu dimana, di foto ga?" teriak Mita. Tapi Dara melambaikan tangan nya tanda tak peduli, lalu membanting pintu kamar Mita dengar keras.

Mita mendengus kesal, kalau saja bukan kesayangan keluarga, sudah aku jual itu si Dara. Gerutu Mita.

***

Mita pun menjalani hari-hari nya seperti biasa, namun ada yang berbeda, atas permintaan keluarga mempelai pria, yang ingin cepat-cepat melaksanakan pernikahan, akhir nya setelah pihak wali dan keluarga kedua belah pihak memutuskan bahwa 2 bulan lagi adalah waktu pernikahan. Tepat 1 minggu yang lalu Mita di lamar, dan lagi-lagi Mita harus kecewa karena sang calon suami nya tak ikut dalam lamaran itu, peraturan keluarga memang seperti itu. Aneh memang, tapi bukan nya memang sudah aneh, pernikahan yang terkesan buru-buru. Di tambah lagi, kedua calon mempelai yang tidak pernah bertemu.

Tapi hari ini ada  kabar yang membuat Mita sedikit gugup, Ya, tunangan nya akan datang, Mita sudah tidak sabar menanti kedatangan nya, bukan apa-apa, tapi Mita penasaran saja, seperti apa rupa lekaki yang meminangnya itu.

"pokok nya, kamu harus temani aku." pinta Mita pada Dara, yang sedikit aga memaksa.

"iya, tapi aku ajak Rafe yah." Dara meng iya kan.

"ok, yang penting kamu ikut, ini semua kan ga akan terjadi kalau kamu ga buat taruhan itu." ucap Mita.

"yee, ga usah di ungkit-ungkit lagi bisa kan, aku yakin suatu hari nanti kamu bakal berterimakasih sama aku, untuk pernikahan ini." ujar Dara.

Mita hanya mendengus kesal. Percuma saja debat dengan adiknya itu, toh ini semua sudah terlanjur. Lagipula, kalau ada apa-apa di kehidupan rumah tangga nya kelak, dia tidak perlu repot-repot mencari alasan, toh ini semua bukan kehendak nya. Pikirnya licik.

***

Sore itu Mita, Dara dan Rafe sudah tiba 1 jam lebih awal dari waktu yang di janjikan,

Lama menunggu membuat Mita tidak nyaman, di tambah dia harus melihat Dara dan Rafe yang sedari tadi bermesraan. Ingin rasa nya Mita menyiramkan jus stoberi yang sedang di pegang nya ke Muka Dara dan Rafe.

1 jam berlalu, orang yang di tunggu pun datang, Mita memang baru pertama kali bertemu, walau mereka sudah 3 minggu resmi menjadi tunangan.
Tapi tidak untuk Dara, ia sudah pernah bertemu. Sehingga mengenali calon kaka ipar nya.

"Mas Wahyu." teriak Dara kepada seorang lelaki yang seperti nya sedang kebingungan mencari seseorang.

Lelaki itu pun tersenyum pada Dara, dan menghampiri nya.

"maaf, tadi aga macet," ujar nya memberi alasan.

"ga masalah, toh ini juga tepat waktu" ujar Dara.

Mita masih terdiam menatap sesosok pria yang ada di depan nya. Ia seperti mengingat sesuatu, pria yang ada di hadapan nya. Seperti nya tidak asing, seperti pernah bertemu.

"heh, malah bengong.! " bentak Dara, membuat Mita tersadar dari lamunan nya.

"eh, maaf, halo.. Aku Mita." ucap Mita seraya mengulurkan tangan nya, aneh memang sudah bertunangan tapi baru kenalan.

"Wahyu." ujarnya singkat lalu membalas uluran tangan Mita.

"ok, karena kalian sudah ketemu, sekarang aku sama Rafe mau jalan, selamat bersenang-senang." ujar Dara lalu pergi menggandeng Rafe meninggal kan Mita dan Wahyu di kafe itu.

Setelah beberapa saat suasana hening, mungkin mereka bingung atau canggung sehingga hanya saling diam.

"kita pernah ketemu yah?" tanya Mita memecah kesunyian.

"di supermarket waktu itu, ingat?" jawab Wahyu, seraya bertanya.

"oh, yang nawarin buah itu yah." jawab Mita dengan polos nya.

Wahyu hanya tersenyum tipis.

Mereka pun akhir nya sedikit akrab dan mulai bercerita tentang kehidupan nya masing-masing. Tapi masih ada hal yang mengganjal di pikiran Mita, ia merasa yakin, sebelum bertemu di supermarket itu, Mita merasa pernah bertemu dengan Wahyu tapi entah di mana.

Karena hari sudah mulai larut. Wahyu pun mengantar Mita pulang. Karena Wahyu juga harus pulang ke jogja pagi-pagi buta.
Dan akan bertemu lagi 5 minggu yang akan datang, tepat di hari pernikahan mereka.
Tidak lupa, Mereka saling bertukar no. Hp dan pin BB.
Untuk sekedar mengobrol, yah untuk pendekatan dan saling kenal juga.

Lumayan ganteng juga, baik dan ramah, untung saja tidak terlalu aneh seperti adik nya, walau cara mencari istri nya sangat aneh. Gumam Mita saat akan memejamkan mata nya untuk tidur.

#bersambung

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

coment-coment Vty, Mrz, Dlz