Jumat, 23 September 2011

"Gadis PilihanKu" Part 6

Lajuutt.... setelah tertunda sekian lama... :D

Ya Tuhan,,,, ingin sekali aku memeluknya, aku sangat merindukan pelukan mama. “gumam Mita dalam hati” langkah Mita terlihat hampa, pikirannya melayang, pandangan nya kosong. sesekali ia menendang sesuatu yang ada di hadapan nya.

loh,, itu kan Mita, ngapain dia dri rumah sakit. “gumam Ikmal.”

Miiitt,,, ngapain lo jalan sendirian dsini?? siapa yang sakit?? “nggak,, bukan siapa-siapa kok” Mita menundukan kepalanya.
muka lo kenapa babak belur gitu?? lo sakit ya Mit?? #Ikmal mengangkat wajah Mita dengan lembut.

“udaah,,, gue gak knapa-napa kok.”  #Mita menepis tangan Ikmal.
gak napa-napa gmna Mit, muka lo babak belur gitu. #Ikmal memasang wajah simpati.
lo berantem lagi ya Mit?? tanya Ikmal lirih.
ada msalah apa Mit? coba lo cerita ke gue. kali aja gue bisa bantu mringankan beban lo.

“lo gak tau apa-apa, jadi lo jngan sok perhatian sama gue” Mita meninggalkan Ikmal.

apa salah nya klo gue tau msalah lo & bantu meringankan beban lo?? teriak Ikmal yang menghentikan langkah Mita.

“gak ada yang harus lo tau & lo bantu” Mita melanjutkan langkah nya.

*sementara itu

apa lagi yang kurang Tan? tanya chua pada Tantri
hhhmmmm.... kayanya sih udah sempurna... hahaha

oke deh... skrg kita lanjut ke rencana brikutnya... Chua & Tantri menuju toko kue...

Tan,,, psenan kita dah jadi kali yaa,,,, pasti enak deh... hahaha jadi ngiler gue.
huuuss... itu kan buat....... #ucapan Tantri terhenti.

Liat itu Chu,,,, Mita sama cowok,,, kayanya Mita lagi di gangguin deh chu,,, “udaaah,,, biarin aja,,, dia pasti bisa jga diri kok. #timpal Chua cuex.
mending sekrg kita lewat depan Mita yuuk,, tapi kita cuekin dia yaa,,,” Chua narik tangan Tantri...

Taantrriii.... (gumam Mita)
siapa Mit?? temen lo yaa? boleh juga tuh,, cakep kaya lo... heee #Ikmal cengengesan...
apaan sih lo Mal,, udah deh, lo jngan ngikutin gue. #Mita membentak Ikmal & meninggalkannya.

Chuaaa,,, Tantri,,, kenapa sih klian jadi berubah gini sama gue,,, apa salah gue?? (gumam Mita)
gue harus ngmong sama mreka.

            Tan, Chu, nanti mlem gue mau ngmong sama lo berdua
            gue tunggu di cafe biasa

Message delivered to Tantri

eh Chu,, Mita ngajak kita ktemuan nii tar mlem, #Tantri memperlihatkan isi sms dri Mita.
ya udah lo bles aja kita gak bisa. repot amat sih.

akhirnya sampe juga,,, #Chua melihat-lihat kue yang byak terpajang.

seorang pelayan menghampiri Chua & Tantri dengan membawa kue cantik di tangan nya.

Waaaaawww..... keren bgt mba kue nya. Tantri membayar kue itu & langsung membawanya.

Wahyu
            ya ampuuun Mit, lo dimana siih, kok gue telponin gak nyambung-nymbung. Wahyu dritadi mengakhawatirkan Mita.

“eh Yu, ngapain lo bngong disini?” tanya Ikmal.
gue lagi nunggu Mita Mal, tapi gak dteng juga. #Wahyu terlihat stress. “baru aja gue ktemu Mita” dimana Mal?? “di depan Rumah sakit.

haaaahh (?) rumah sakit? Wahyu melongo. dia sakit bukan? kok gak bilang sama gue siih klo Mita sakit.
“dia sih gak jawab sakit apa, tpi gue liat mukanya babak belur.”

Wahyu langsung masuk & menjalankan mobilnya.

*di perjalanan

Mita,,, Mita,,, seneng bgt sih lo buat gue kuatir,, lagi-lagi lo berantem,,, (gerutu Wahyu)

setelah di cari-cari. Mita tidak juga di temukan.

tiba-tiba Icez sms Wahyu & mnyuruh nya dtang ke sebuah cafe.

*di Cafe

            to the point aja Chu. “Mita membuka pembicaraan”
“iyaa.... santai donk Mit, gue lagi nunggu sseorang”. siapa? tanya Mita datar.
lo liat aja nanti. sseorang yang sangat penting & berarti buat gue, & lo harus tau kabar gembira ini.

dalam hati,Mita terus bertanya-tanya, & semakin penasaran sama orang yang di sebut-sebut Chua. Mita mencoba mnebak-nebak. “apa mungkin orang itu Wahyu??”  tanya Mita dlam hati.
“apa mugkin mereka udah pacaran??” aaahk.... gue gg mungkin rela klo Wahyu jadi milik orang lain, skalipun Chua sahabat gue. walaupun hati Mita gg karuan, tapi Mita mencoba santai, biar gak keliatan gugup.

tak lama kemudian, yang di tunggu-tunggu pun datang.

Wahyu... gumam Mita.

akhirnya datang juga kamu sayang. Chua mencium pipi Wahyu & Wahyu membalasnya.

Hai Mit, sapa Wahyu. “Hai” jawab Mita singkat.

sekarang ngmong aja, apa yang mau klian kasih tau ke gue. “sabar dulu donk Mit, Ices sama Tata kan belum dateng.

rupanya Mita tidak bisa berlama-lama melihat keakraban & kemesraan yang di perlihatkan Chua, air mata nya mulai terjatuh, namun ia langsung menghapusnya.

Mita, boleh minta tolong fotoin gue sama Wahyu gak? pinta Chua memanas-manasi Mita.
Hati Mita terasa sangat sakit, namun ia menurut saja.

gue ke toilet dulu yaa. pinta Mita.

ox.. jawab Chua & Wahyu kompak.



#Bersambung

Selasa, 13 September 2011

"Ratu di Hatiku" #3

Setelah menunggu kurang lebih 2 jam, tamu yang di tunggu pun datang, Keluarga Mita pun menyambut nya.

Betapa terkejut nya Mita saat melihat seorang yang berada di belakang wanita paruh baya itu. Seorang Pria, Mita pun melirik Dara di lihat nya adiknya sedang terkekeh menahan tawa . " sial kena lagi, gue" gerutu Mita dalam hati.

"Bu sepuh, silahkan masuk" ujar Papa kepada tamu nya itu.

Wanita itu tersenyum dan menjabat tangan Mama, mama kemudian mempersilahkan Tamu ny untuk duduk, sebelum menikmati hidangan makan malam.

"ini anak-anak kamu, Prabu?" tanya Bu sepuh,

"iya, Ini yang pertama Mita, itu yang kedua Dara." papa memperkenal kan anak-anak nya.

"Shinta, kamu masih kelihatan muda saja yah." puji bu sepuh pada mama.

Mama hanya tersenyum, Mita dan Dara pun menjabat tangan ibu sebuh dan anak laki-laki nya.

"oh iya, Ini anak Ibu, Ikmal nama nya." bu sepuh memperkenalkan anak nya, yang kalau di lihat mungkin 3 tahun di bawah Mita umur nya.

Setelah acara perkenalan itu, Mereka pun melanjutkan ke makan malam, dan setelah usai makan malam, setelah sebelum nya mengobrol sebentar, dan karena hari sudah malam, mereka pun pamit pulang.

***

"Mit, bagaimana? Ibu sepuh baik kan?" tanya papa.

"iya, baik, kenapa emang? " jawab Mita seraya bertanya.

"ibu sepuh sedang mencari menantu, dan kebetulan kan papa itu kenal dengan mendiang suami nya ibu sepuh." ucap Papa sedikit ragu.

Kini Mita paham arah pembicaraan ayah nya.

"maksud papa, papa mau menjodohkan Mita, gitu,?" tanya Mita, aga sinis.

"Yah, papa kan tadi pagi sudah membahas ini dengan Dara, dan kata Dara kamu pasti mau." jelas ayah nya.

Seketika Mita melotot ke arah Dara, "jadi, kamu sudah tau Ra? Dasar curang. Kamu menjebak aku . Hah!" bentak Mita.

"eh, jangan marah lah, aku kan cuma ngebantu kamu, kamu kan masih sendiri, emang kamu mau ngarepin Haikal sampai kapan!" Dara balas membentak Mita.

"cukup!!" bentak Mita.

"toh, kan di mana-mana kaka dulu yang nikah, lagipula aku tidak sanggup membayar pelangkah kalau aku nikah dulu." ujar Dara.

"sudah-sudah, kenapa kalian berantem, lagipula Dara kan sudah punya Rafe." bela Mama

Dara pun pergi keluar, karena ada Rafe di depan rumah.

"meraka suka sama kamu Mit, dan ibu sepuh ingin kamu jadi menantu nya." ucap ayah nya

"tapi, masa aku di suruh nikah sama anak kecil." protes Mita.

"anak kecil? Maksud kamu apa?" papa Mita tampak bingung.

"itu si Ikmal, kaya nya umur nya jauh lebih muda dari aku." terang Mita.

Papa dan mama pun tersenyum menahan tawa.

"Mita Mita, siapa yang bilang kamu mau di jodohin sama si Ikmal." ucap Mama.

"maksud mama?" tanya Mita menatap Mama nya tanda ia kebingungan.

"Ikmal itu adik nya, kebetulan kaka nya itu sibuk sekali, jadi Ikmal yang menemani ibu sepuh kesini, untuk melihat calon istri kaka nya." jelas papa nya.

Mita hanya melongo, " untuk melihat? Ber arti mereka sudah lama merencanakan ini." batin Mita.

" nanti 2 minggu lagi, calon kamu bakal dateng ke sini," ujar Mama.

"sebenar nya, Dia itu ikut ke jakarta, tapi tadi siang sudah kembali ke jogja karena ada urusan, tapi papa sudah ketemu, orang nya keliatan baik" ujar papa.

Mita hanya mengangguk pasrah, mungkin memang ini yang terbaik, di coba saja dulu, toh ia juga sedang jomblo. Pikirnya.

Mita pun pamit untuk tidur karena sudah sangat lelah.

***

Di dalam kamar, Mita tampak gelisah, ia tidak bisa tidur, ia terus membayangkan seperti apa wajah calon suami nya itu.
Kalau di lihat dari adik nya, mungkin lumayan, asal jangan sama persis dengan adik nya itu, muka nya aneh cara menatap nya juga kaya orang ngajak ribut. Mita tersenyum memikirkan bila saja orang yang akan di jodohkan dengan nya, sangat mirip gitaris muse, mettbelamy. Hehe.. Karena asik melamun, Mita pun akhir nya tertidur.

***

Dara jalan meng endap-endap, memasuki kamar Mita, ia takut Mita terbangun.

Saat ia melangkah mendekati tempat tidur, tiba-tiba saja kaki nya tersandung sepatu hak milik Mita yang tergeletak tepat di samping ranjang.

"awww" teriak Mita yang terkejut karena kejatuhan tubuh Dara.

"ah, sial, ganggu orang saja." gerutu Mita.

"eh, hehe maaf," ujar Dara cengengesan.

Mita melotot ke arah Dara, " heh!! Kamu curang lagi, awas kamu yah." ujar Mita, seraya menjambak rambut panjang Dara.

"aw, sakit, Mit, aku minta maaf" rengeng Dara.

"maaf, sekarang sudah seperti ini, masih bilang maaf." ucap Mita gemas, ia memperkuat jambakan nya.

Dara pun mengigit lengan Mita.

"aw, sial." desis Mita, ia lalu melepaskan jambakan nya dan memegangi lengan nya yang di gigit Dara.

"dengar yah, tadi aku udah ketemu sama calon kaka ipar, ganteng loh, ga bakal nyesel loh." ujar Dara lalu melangkah pergi meninggalkan Mita.

"he, ketemu dimana, di foto ga?" teriak Mita. Tapi Dara melambaikan tangan nya tanda tak peduli, lalu membanting pintu kamar Mita dengar keras.

Mita mendengus kesal, kalau saja bukan kesayangan keluarga, sudah aku jual itu si Dara. Gerutu Mita.

***

Mita pun menjalani hari-hari nya seperti biasa, namun ada yang berbeda, atas permintaan keluarga mempelai pria, yang ingin cepat-cepat melaksanakan pernikahan, akhir nya setelah pihak wali dan keluarga kedua belah pihak memutuskan bahwa 2 bulan lagi adalah waktu pernikahan. Tepat 1 minggu yang lalu Mita di lamar, dan lagi-lagi Mita harus kecewa karena sang calon suami nya tak ikut dalam lamaran itu, peraturan keluarga memang seperti itu. Aneh memang, tapi bukan nya memang sudah aneh, pernikahan yang terkesan buru-buru. Di tambah lagi, kedua calon mempelai yang tidak pernah bertemu.

Tapi hari ini ada  kabar yang membuat Mita sedikit gugup, Ya, tunangan nya akan datang, Mita sudah tidak sabar menanti kedatangan nya, bukan apa-apa, tapi Mita penasaran saja, seperti apa rupa lekaki yang meminangnya itu.

"pokok nya, kamu harus temani aku." pinta Mita pada Dara, yang sedikit aga memaksa.

"iya, tapi aku ajak Rafe yah." Dara meng iya kan.

"ok, yang penting kamu ikut, ini semua kan ga akan terjadi kalau kamu ga buat taruhan itu." ucap Mita.

"yee, ga usah di ungkit-ungkit lagi bisa kan, aku yakin suatu hari nanti kamu bakal berterimakasih sama aku, untuk pernikahan ini." ujar Dara.

Mita hanya mendengus kesal. Percuma saja debat dengan adiknya itu, toh ini semua sudah terlanjur. Lagipula, kalau ada apa-apa di kehidupan rumah tangga nya kelak, dia tidak perlu repot-repot mencari alasan, toh ini semua bukan kehendak nya. Pikirnya licik.

***

Sore itu Mita, Dara dan Rafe sudah tiba 1 jam lebih awal dari waktu yang di janjikan,

Lama menunggu membuat Mita tidak nyaman, di tambah dia harus melihat Dara dan Rafe yang sedari tadi bermesraan. Ingin rasa nya Mita menyiramkan jus stoberi yang sedang di pegang nya ke Muka Dara dan Rafe.

1 jam berlalu, orang yang di tunggu pun datang, Mita memang baru pertama kali bertemu, walau mereka sudah 3 minggu resmi menjadi tunangan.
Tapi tidak untuk Dara, ia sudah pernah bertemu. Sehingga mengenali calon kaka ipar nya.

"Mas Wahyu." teriak Dara kepada seorang lelaki yang seperti nya sedang kebingungan mencari seseorang.

Lelaki itu pun tersenyum pada Dara, dan menghampiri nya.

"maaf, tadi aga macet," ujar nya memberi alasan.

"ga masalah, toh ini juga tepat waktu" ujar Dara.

Mita masih terdiam menatap sesosok pria yang ada di depan nya. Ia seperti mengingat sesuatu, pria yang ada di hadapan nya. Seperti nya tidak asing, seperti pernah bertemu.

"heh, malah bengong.! " bentak Dara, membuat Mita tersadar dari lamunan nya.

"eh, maaf, halo.. Aku Mita." ucap Mita seraya mengulurkan tangan nya, aneh memang sudah bertunangan tapi baru kenalan.

"Wahyu." ujarnya singkat lalu membalas uluran tangan Mita.

"ok, karena kalian sudah ketemu, sekarang aku sama Rafe mau jalan, selamat bersenang-senang." ujar Dara lalu pergi menggandeng Rafe meninggal kan Mita dan Wahyu di kafe itu.

Setelah beberapa saat suasana hening, mungkin mereka bingung atau canggung sehingga hanya saling diam.

"kita pernah ketemu yah?" tanya Mita memecah kesunyian.

"di supermarket waktu itu, ingat?" jawab Wahyu, seraya bertanya.

"oh, yang nawarin buah itu yah." jawab Mita dengan polos nya.

Wahyu hanya tersenyum tipis.

Mereka pun akhir nya sedikit akrab dan mulai bercerita tentang kehidupan nya masing-masing. Tapi masih ada hal yang mengganjal di pikiran Mita, ia merasa yakin, sebelum bertemu di supermarket itu, Mita merasa pernah bertemu dengan Wahyu tapi entah di mana.

Karena hari sudah mulai larut. Wahyu pun mengantar Mita pulang. Karena Wahyu juga harus pulang ke jogja pagi-pagi buta.
Dan akan bertemu lagi 5 minggu yang akan datang, tepat di hari pernikahan mereka.
Tidak lupa, Mereka saling bertukar no. Hp dan pin BB.
Untuk sekedar mengobrol, yah untuk pendekatan dan saling kenal juga.

Lumayan ganteng juga, baik dan ramah, untung saja tidak terlalu aneh seperti adik nya, walau cara mencari istri nya sangat aneh. Gumam Mita saat akan memejamkan mata nya untuk tidur.

#bersambung

"Ratu di Hatiku" #2

Mita dan Dara sampai di tempat kerja 1 jam lebih awal dari jadwal masuk mereka.

Dara pun menyempatkan waktu untuk berbelanja keperluan bulanan nya, sedangkan Mita memilih duduk di dekat kasir, mengobrol dengan sahabat baru nya, di supermarket itu, Manda namanya.

"aku ke dalem dulu ya Mit, mau cek kode barang ini, bisa jaga bentar kan." pinta Manda.

Mita meng iya kan, karena masih pagi, pengunjung pun tak terlalu ramai, Mita melihat-lihat ke sekeliling nya, pandangan nya terhenti kepada sosok pria yang seperti nya sedang kebingungan mencari sesuatu.

Mungkin saja bila orang lain, pasti akan membiarkan pria itu menghampiri nya, dan bertanya, tapi tidak untuk Mita, sifat nya yang serba ingin tahu dan terkadang menjadi hal yang sangat buruk, karena terlalu mencampuri urusan orang, dengan sifat yang dimilikinya itu, Mita mendekati pria itu dan bertanya.

"maaf, ada perlu apa yah, apa ada yang bisa saya bantu." tanya Mita seraya menawarkan bantuan.

"oh, iya, ini sama mau bertemu dengan menejer supermarket ini, saya mau menawarkan barang."

"buah?" tanya Mita, yang kebetulan melihat isi kantong kresek itu.

"iya, ini organik, siapa tau bisa di terima di sini." jawab nya penuh harap.

Mita pun menunjukan tempat menejer nya.

"terima kasih." ucap nya.

Mita menganggung lalu tersenyum.

***

Saat Mita dan Manda sedang mengobrol, pria yang tadi menghampiri Mita.

"hay, terimakasih yah atas bantuan kamu tadi." ujar nya sumringah.

"ohya, sama-sama, gimana? Di terima dagangan nya?" tanya Mita penasaran.

"iya, bulan depan sudah bisa mensuplay barang kesini." jawab nya antusian.

"selamat yah." ucap Mita. Tulus.

"iya, tidak sia-sia datang dari jauh, dan ternyata orang kota tak seburuk dugaan ku." ujar nya.

"memang nya, mas ini datang dari mana?" tanya Mita.

"saya dari jawa,, tepat nya di DIY" jawab nya.

"eh, sudah dulu yah, kapan-kapan kita ngobrol lagi, saya harus pulang, sekali lagi terima kasih." ujar nya seraya berpamitan.

"iya, hati-hati di jalan, senang bertemu dengan kamu." ucap Mita.

Mita memandangi punggung pria itu yang berjalan ke arah pintu keluar. "ganteng juga, sayang tukang buah." Mita membatin.

"hey, siapa dia lumayan juga" ucap Manda membuyarkan lamunan Mita.

"sales, mau nawarin buah ke sini." jawab Mita.

"lumayan ganteng, siapa nama nya.?" tanya Manda lagi.

Mita menepuk jidat nya, kebiasaan buruk, dia lupa menanyakan nama nya. " lupa ga nanya" ujar Mita dengan polos nya.

"bego kamu ga ilang-ilang, masa lupa, padahal lumayan tuh." ujar Manda sedikit gemas.

"heh, apa yang lumayan." Dara tiba-tiba saja menyaut.

"itu tadi kaka kamu, ada cowo ganteng malah di lepas gitu aja." jawab Manda.

"emang harus di iket gitu." Mita pun sewot.

"heh, ingat jangan main lirik-lirik cowo, kamu kan mau dh jodoh kan." Dara menimpali.

"di jodohin, hari gini pula, apa kata dunia." Manda berkomentar.

"ngaco, Dara mah. Siapa juga yang di jodohin, kan belum pasti juga." Mita memprotes Dara.

"terserah deh, tapi awas aja melanggar janji." ancam Dara, lalu ia pergi meninggal kan Mita dan Manda.

"ada apa sih, si Dara aneh banget." Manda tampak heran.

"aku taruhan sama Dara, tentang tamu yang bakal dateng kerumah nanti malam." terah Mita.

"taruhan? Sama Dara? Ga kapok Mit, tar kalau kamu di kerjain Dara gimana," Manda mengingatkan Mita.

"ah, mana mungkin Dara main-main sama masa depan kaka nya." ujar Mita.

"ya sudahlah." Manda tampak pasrah. Ia lalu kembali ke meja kasir.

***

Sore hari setelah pulang kerja Mta dan Dara pun bersiap-siap menyambut tamu ayah nya..


#bersambung

"Ratu di Hatiku" #1

 Oleh : Wahnyun Mrz Dya

"wow, bangun sudah pagi..!!" Teriak Dara tepat di sebelah kanan kuping Mita.

Kebiasaan setiapa pagi di rumah itu, Dara menuju jendela kamar itu di buka nya korden kamar itu, membuat yang mentari menyusup masuk kedalam kamar. Jurus jitu Dara bila ia sudah lelah membangun kan kaka tercinta nya itu.

"ah, mengganggu saja." dengus Mita lalu menarik selimut nya hingga menutupi kepala.

"ku bilang kan, coba sekali-kali kamu bangun pagi, tidak salah juga kan." ujar Dara menasehati.

Mita mengambil bantal di samping nya dan menutup kuping nya, Ia tau persis adik nya itu, pasti akan ceramah panjang lebar.

"membosankan, ini kan baru jam 6 pagi." gerutu Mita, saat Dara menarik selimut nya dan memaksa nya

turun dari ranjang. Dara memang tidak mudah menyerah, dalam hal membangunkan kaka nya itu.

"hey, kamu dengar itu, suasana pagi yang indah, yakin kamu tidak menyesal? Hmm suara burung itu pasti si Robin, kenari putih kesayangan papah." oceh Dara. Ia memang pecinta binatang, tidak heran bila rumah nya banyak bermacam hewan peliharaan.

"dasar sinting, suara burung saja di hapalin." dengus Mita, ia tampak kesal, Mita lalu bergegas menuju kamarmandi, ia tak mau berlama-lama mendengar celotehan pagi adik nya itu.

###

Di ruang makan itu lah, saat semua keluarga kecil itu berkumpul, dan seperti biasa sarapan pagi mereka pun di warnai obrolan yang memang sudah khas di keluarga itu.

"mungkin nanti malam semua harus berada di rumah, batalkan saja bila punya acara." papa mulai percakapan.

"memang nya ada apa, mama kan masih harus mengurus tentang masalah perceraian artis itu." tukas mama, yang memang sering menangani kasus artis.

"istri dan anak mendiang sahabat papa, akan berkunjung ke sini, jadi di mohon jangan telat pulang untuk malam ini." tegas papa.

"baik lah, akan mama usahakan." timpal mama.

Papa kemudian melirik Mita dan Dara yang sedari tadi sibuk dengan BB nya.

"kalian dengar..!!" suara papa agak meninggi.
Dara dan Mita hanya meringis.

"ada waktu kan malam ini?." tanya papa.

"sebentar Dara cek dulu jadwal hari ini." ucap Dara sok sibuk.

"mm, seperti nya ada." jawab Dara.

"kamu, Mita?." tanya papa pada Mita.

"tenang pa, Mita pasti selalu ada waktu, dia kan hanya ada kerjaan di swalayan papa, selebih nya di rumah." ujar Dara. Yang membuat Mita sewot.

"bisa pah." jawab Mita singkat.

Mita dan Dara bekerja di swalayan milik ayah nya, tapi tak satu pun mengetahui bila mereka adalah anak dari pemilik swalayan itu. Hal itu Mita dan Dara lakukan karena ada sedikit masalah di keuangan. Yang di duga kecurangan dari pihak dalam.

Mita yang bekerja sebagai kasir dan Dara sebagai SPG. pun harus extra hati-hati dalam penyamaran itu.

Dara yang memang sudah siap terlebih dulu mempunyai waktu untuk mengobrol dengan ayah nya, semantara Mita bergegas ke kamar untuk bersiap-siap.

"Pah, anak yang akan datang nanti cewe atau cowo?" tanya Dara. Ia penasaran, dan ia ingin menjadikan nya bahan keusilan nya pada Mita.

"cowo, kenapa memang." jawab ayah nya seraya bertanya.

"hehe, ga ada apa-apa, cuma nanya." ujar Dara cengengesan.

Mita keluar dari kamar nya, kali ini iya menggunakan seragam kasir berwarna biru yang terlihat sangat kontras dengan kulit nya yang putih.
Setelan jas dan rok mini dengan stoking berwarna kulit dan sepatu hak 5 inci, rambut nya yang di sambung di biarkan tergerai.

"waw, benar-benar cantik." puji Dara. Yang saat ini mengenakan setelan kemeja putih dan celana panjang hitam, dan menguncir rambut nya kebelakang.

"rebet banget, memang nya tidak ada baju yang lebih baik apa, kalau tau begini aku tidak mau." Mita mengeluh pada ayahnya.

"itung-itung pengalaman" papah nya pun terkekeh melihat Mita yang berjalan bak robot.

***

"Mit, mau taruhan ga sama aku" Dara memulai aksi jahil nya.

"boleh taruhan apa," Mita mengiyakan tanpa sedikit pun curiga.

"tentang tamu yang akan datang malam ini." ujar Dara.

"maksud kamu?" tanya Mita keheranan.

"kalau yang datang anak nya cewe, aku akan memberikan gaji aku selama 5 bulan ke kamu, tapi bila yang datang cowo, apapun yang terjadi, kamu yang harus menanggung." tantang Dara.

"taruhan yang aneh." ujar Mita.

"aneh apa nya, wajar saja kan, siapa tau papah berniat menjodoh kan salah satu dari kita dengan anak sahabat nya itu." celoteh Dara.

"sekolot itu kah papah," ujar Mita tak tahan menahan tawa nya. Adik nya itu memang suka mengada ada.

"biar saja, nama nya buat jaga-jaga, aku kan sudah punya rafe, memang nya kamu, jomblo sejati." timpal Dara.

"heh, enak saja jomblo,gini gini aku__" ucapan Mita terpotong oleh suara Dara.

"aku apa? Masih ngarepin Haikal, yang entah di belahan dunia mana itu" cibir Dara.

"ok, ga usah di bahas, aku setuju!" bentak Mita.

"nah gitu dong" ujar Dara senang, kini dia merasa aman, setidak nya hubungan nya dengan Rafe tak akan terganggu.

Mita melaju kan kendaraan nya dengan pelan, ia tak habis pikir bila adik nya menyinggung masalah Haikal, ada apa dengan nya. Sungguh menyebal kan.

#bersambung.

coment-coment Vty, Mrz, Dlz